banner-detik
PARENTING & KIDS

10 Cara Marah yang Benar pada Anak agar Terjadi Perubahan Positif!

author

Fannya Gita Alamanda08 May 2024

10 Cara Marah yang Benar pada Anak agar Terjadi Perubahan Positif!

Mommies boleh, kok, marah pada anak, tetapi gunakan cara yang benar. Baik itu pada balita tantrum atau remaja yang menyebalkan.

Mommies mungkin pernah bertanya-tanya, kenapa sulit banget mengendalikan emosi saat marah ke anak? Salah satu alasannya adalah karena kita membiarkan diri kita marah dan kehilangan kendali. Ketika kita bereaksi secara emosional terhadap anak-anak dan kehilangan kendali, kita sedang membiarkan anak-anak yang menentukan bagaimana kita berperilaku, bukan sebaliknya.

Seringkali orang tua bereaksi terhadap anak mereka tanpa berpikir. Ketika anak melakukan kenakalan dan kesalahan, para orang tua percaya bahwa mereka perlu segera mengoreksi dan memberikan hukuman. Cobalah untuk tidak buru-buru bereaksi. Sangat disarankan untuk duduk dan berpikir dulu sebelum Mommies merespon.

Agar tidak salah langkah, Mommies perlu tahu cara marah yang benar pada anak!

BACA JUGA: Anak Pemarah? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya Menurut Psikolog

Dampak Jika Orang Tua Tidak Tahu Cara Marah yang Benar pada Anak

Ingat, bersikap kasar nggak ada gunanya. Kebanyakan orang tua pasti nggak tega memaki-maki apalagi memukuli anak mereka, bahkan ketika anaknya salah. Kita melakukan itu karena terpancing dan nggak tahu cara marah yang benar ke anak.

Apa akibatnya terhadap anak? Simak penjelasan Aninda, S.Psi, M.Psi.T, Praktisi Psikologi Anak berikut ini!

cara marah pada anak

Foto: Freepik

1. Anak jadi meniru

Anak akan melihat bahwa marah adalah cara yang wajar dan dia akan meniru orang tuanya. Ada kemungkinan jika orang tua tidak mampu mengontrol emosi, ini akan memicu agresivitas anak. Ketika dia marah, dia juga akan berperilaku kasar dan berteriak-teriak.

2. Anak tidak paham cara merespon rasa marah dengan benar

Ppadahal rasa marah itu bisa dikomunikasikan. Ketika anak melihat orang tua marah dengan dengan berteriak-teriak dan membanting barang, maka itulah cara yang dia kenali untuk merespon rasa marah.

3. Memengaruhi kehidupan bersosial anak

Ketika anak kesal dengan teman-temannya, maka dia akan meniru cara orang tuanya marah. Mungkin dia akan memukul dan bicara kasar kepada temannya. Lama-kelamaan anak akan kehilangan teman bermain karena teman-temannya takut kepadanya.

4. Timbul luka batin

Ketika cara marah pada anak yang diterapkan salah maka akan tercipta luka batin atau inner child yang terluka, yang mungkin baru akan dia rasakan nanti. Ketika anak dewasa, mengingat kembali perlakuan orang tuanya saat marah dan sudah paham bahwa itu adalah cara marah yang salah maka kenangan itu akan menimbulkan luka batin.

5. Efek jangka panjang

Berteriak dan memukul bisa lebih merugikan dalam jangka panjang. Tindakan ini dapat berdampak buruk pada seluruh hidup anak, seperti kemungkinan putus sekolah, depresi, penggunaan narkoba, bunuh diri, dan penyakit jantung.

Cara Marah yang Benar pada Anak

Berikut 10 cara marah yang benar ke anak dan langkah yang bisa dilakukan untuk mencegahnya melakukan hal-hal yang bisa memicu amarah Mommies!

cara marah pada anak

Foto: Freepik

1. Utarakan perasaan dengan jelas

Katakan apa yang Mommies rasakan dan apa yang membuat Mommies marah. Misalnya, Mommies sudah ingatkan anak untuk segera membereskan mainannya karena sudah menjelang jam tidur dan anak Mommies menyanggupi. Namun yang terjadi adalah: setelah Mommies cek lagi, dia masih asyik main.

Alih-alih mengamuk, Aninda menyarankan agar Mommies menyampaikan perasaan Mommies dengan jelas. Mommies bisa bilang bahwa Mommies kesal dengan sikapnya yang tidak mengindahkan perintah Mommies.

2. Hindari melabeli anak

Jangan marah dengan memberi label pada anak. Misalnya, “Kamu ini bodoh ya? Mama kan tadi sudah ingatkan berulang kali. Kok masih juga belum kamu beresin?! To the point saja, Mommies. Katakan, “Mama nggak suka. Tadi kan Mama sudah bilang kamarmu berantakan dan kamu sudah waktunya harus tidur. Mama juga sudah suruh kamu segera beresin.”

3. Menjauh sebentar

Jika Mommies marah banget dan merasa nggak bisa ngontrol diri, menjauhlah sebentar dari anak. Daripada Mommies marah-marah dan mengatakan sesuatu yang nantinya akan Mommies sesali. Setelah Mommies merasa lebih tenang, temui anak Mommies dan jelaskan kenapa Mommies harus menjauh sebentar.

4. Minta maaf ketika mengucapkan kata yang menyakiti anak

Jangan lupa untuk meminta maaf apabila saat marah Mommies tanpa sengaja mengatakan sesuatu yang mungkin menyakiti hati anak.

5. Jangan fokus pada perilaku buruknya

Sebagai orang tua, kita sering kali berfokus pada perilaku buruk anak kita dan memarahi mereka. Anak-anak akan membaca ini sebagai cara untuk menarik perhatian Anda dan meneruskan perilaku buruknya, bukan menghentikannya.

Pujilah anak saat mereka melakukan hal yang baik dan bertindak benar. Itu membuat mereka merasa dicintai dan istimewa. Hal ini dapat mendorong anak senang berperilaku baik dan semakin jarang bikin Anda marah.

6. Alihkan perhatian anak saat hendak berulah

Ketika anak mulai menunjukkan gelagat bakal menguji kesabaran, alihkan perhatiannya dengan aktivitas yang lebih positif. Mommies bisa mengganti topik, memperkenalkan permainan, mengajak mereka ke ruangan lain, atau berjalan-jalan. Ini cara untuk mengalihkan energi mereka ke arah perilaku positif.

7. Pahami waktu

Kenali ketika ada sesuatu yang tidak beres dan segera ambil tindakan. Waspadai saat anak mulai gelisah dan kesal, atau saat dia dan temannya mengincar mainan yang sama. Paham timing dapat membantu mencegah terjadinya keributan, yang berisiko memancing amarah Mommies.

8. Jelaskan konsekuensi atas perbuatannya

Bagian dari pertumbuhan anak adalah belajar bahwa jika mereka melakukan sesuatu, maka akan ada konsekuensi dari tindakannya. Menginformasikan hal ini kepada anak Mommies adalah proses sederhana, yang membantu anak belajar untuk berpikir dulu sebelum bertindak dan berucap. Semua tindakan kita selalu ada konsekuensinya dan kita harus bertanggung jawab.

Berikan anak Anda kesempatan untuk melakukan hal yang benar dengan menjelaskan konsekuensi jika ia melakukan sebaliknya. Misalnya, jika Mommies ingin anak berhenti mencoret-coret dinding, suruh ia berhenti atau Anda akan mengakhiri waktu bermainnya. Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengubah perilaku mereka.

Jika mereka tidak berhenti, tepati ucapan Mommies. Jika mereka berhenti, puji tindakan mereka. Bersikap konsisten adalah faktor kunci dalam mengasuh anak secara positif, oleh karena itu penting untuk menindaklanjuti konsekuensinya. Anak akan lebih gampang patuh jika ia menghormati orangtuanya.

Begitu juga dengan bersikap realistis. Mommies bisa menyita ponsel anak remaja Mommies selama satu hari, tetapi menyitanya selama seminggu itu berlebihan.

9. Manfaatkan waktu berdua

Punya waktu berduaan dengan anak sangat penting untuk membangun hubungan baik. Bisa 20 menit sehari atau bahkan 5 menit. Mommies bisa memanfaatkan waktu ngajak anak bicara dari hati ke hati saat mencuci piring bersama, duduk santai di sofa, atau ketika menemaninya belajar dan bermain.

10. Hindari bertindak saat marah

Hal terpenting yang perlu diingat adalah JANGAN bertindak saat Anda sedang marah. Anda akan gampang terpancing untuk bersikap dan bicara kasar. Itu emosi yang berbicara. Jadi berkomitmenlah sekarang untuk tidak memukul, tidak memaki, tidak menghina, tidak berteriak-teriak. Jangan memberikan hukuman apa pun saat marah.

Jika Mommies benar-benar perlu berteriak, masuklah ke dalam mobil dengan jendela tertutup dan berteriaklah di tempat yang tidak dapat didengar oleh siapa pun. Jangan mengumpat, karena itu akan membuat Mommies semakin marah.

BACA JUGA: 10 Penyebab Orang Tua Gampang Marah ke Anak dan Cara Mengatasinya!

Cover: Freepik

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan