Sorry, we couldn't find any article matching ''
Perselingkuhan Saya dengan Perempuan Lain Memberi 7 Pelajaran Berharga Ini! Para Suami, Wajib Baca
Pernah melakukan perselingkuhan dengan perempuan lain memberi saya banyak pelajaran berharga. Pesan penting untuk mereka yang sedang maupun ingin berselingkuh
Tidak mudah bagi saya menceritakan pengalaman yang buruk ini, tapi saya merasa perlu berbagi supaya tidak banyak orang yang mengalami kehilangan seperti apa yang saya alami.
Perselingkuhan saya dengan perempuan lain selama 2 tahun telah memberi saya banyak pelajaran berharga di bawah ini
1. Gairah dan keseruannya sementara, rasa bersalahnya terus ada seumur hidup
Saya tidak akan munafik mengakui kalau selingkuh itu seru, membuat gairah saya meningkat dan hidup terasa menyenangkan (awalnya). Usaha menjaga rahasia, sembunyi-sembunyi dari istri, degdegannya dapat dan membuat saya semangat menjalani hari demi hari. But that thrill was short-lived, and the guilt was overwhelming. SETIAP kali saya memandang istri, yang saya lihat hanya rasa kecewa dan sakit hati di matanya, sampai kapan pun, bahkan sebelum dia mengetahuinya. Dan saat dia mengetahuinya, rasa bersalah itu semakin besar. Saya kehilangan rasa percaya yang selama ini dia berikan, saya menyakiti dia dengan amat sangat dan menyebakan luka yang tidak layak dia rasakan. Bahkan ketika saya sudah meminta ampun kepadanya, mengakhiri perselingkuhan dan berubah, RASA BERSALAH itu tetap AKAN SELALU ADA. Dan hidup dengan dihantui rasa bersalah itu TIDAK ENAK!
Image dari sini
2. Perselingkuhan fisik AKAN SELALU mengarah ke perselingkuhan emosi
Di awal selingkuh, saya meyakinkan diri bahwa ini hanyalah sekadar ketertarikan fisik, tidak lebih. Awalnya hanya karena bosan dengan kehidupan pernikahan kami, dan saya butuh sesuatu yang baru. Namun, ketika perselingkuhan itu berlanjut, akhirnya saya terpaksa mengakui bahwa ini tidak sekadar fisik namun juga ada koneksi emosi di dalamnya. Kami saling berbagi cerita tentang hidup kami, masalah, apa yang kami mau bahkan hal-hal lain yang selama ini tidak pernah saya ceritakan ke istri. Dan saya BERSYUKUR karena akhirnya istri saya mengetahui perselingkuhan yang saya lakukan. Karena kemungkinan besar, SAYA TIDAK AKAN MENGAKHIRI PERSELINGKUHAN INI JIKA TIDAK KETAHUAN. Yup, kalau ada yang bilang orang berhenti selingkuh karena ketahuan , ITU BENAR!
Cheating isn’t just about having sex with someone else; it’s about giving a part of yourself to someone who isn’t your spouse, and that emotional betrayal is just as damaging, if not more so, than the physical aspect.
3. Kepercayaan itu lebih mudah dihancurkan dibanding dipertahankan atau diperbaiki
Kesalahan ini terjadi lima tahun lalu, namun istri saya masih memiliki trust issue terhadap saya. I don’t blame her; I broke her trust, and that’s not something that can be easily fixed. Butuh waktu (yang sangat lama), usaha dan pembuktian yang konsisten untuk meraih kembali kepercayaan yang telah hilang. Pun begitu the damage is irreparable. Sekali rasa percaya itu dihancurkan, itu sama seperti berusaha memperbaiki kembali cermin yang sudah retak. Bisa diusahakan menyatu kembali namun retakannya akan tetap terlihat. Lima tahun berjalan dan saya masih tetap berusaha meyakinkan istri bahwa saya sudah berubah.
Sumber image dari sini
4. Perempuan atau (Laki-laki lain) tidak akan pernah menjadi solusi dari masalah di dalam pernikahan Anda
Saat pertama kali bertemu dengan selingkuhan saya, saya meyakini bahwa dialah jawaban untuk semua masalah yang saya rasakan di pernikahan dengan istri. Dia juga sudah bersuami, jadi saya merasa aman karena merasa kami sama-sama memiliki risiko yang sama. Di awal perselingkuhan, dia membuat saya merasa dicintai, dihargai dan diinginkan. Menurut pengakuannya, dia sudah menjalani sexless marriage selama dua tahun. Sebaliknya, kehidupan seks saya dengan istri tidak bermasalah, saya hanya merasa semua terlalu monoton. Membosankan.
Tapi faktanya, nggak peduli seberapa cantik/ganteng/menariknya orang lain yang hadir di dalam hidup kita, they are not the answer to your problems. Cheating solves nothing; it only creates more issues and hurts more people. Even if I had left my wife for her, our relationship would have been built on a foundation of deceit and betrayal.
5. Kehilangan respek dari pasangan (yang ternyata lebih menyakitkan dibanding kehilangan kepercayaan)
Perselingkuhan juga membuat saya kehilangan respek dari istri saya. Saya selalu berpikir, selama saya mencukupi kebutuhan keluarga, saya menjadi ayah yang baik dan tidak melakukan KDRT terhadap istri serta anak-anak, maka istri akan selalu respek terhadap saya. But when my affair came to light, she lost all respect for me. Seandainya saya menyadari ini sebelum memutuskan selingkuh. Respek dari pasangan bukan hal yang otomatis kita peroleh, itu adalah hal yang harus diusahakan and once you lose it, it’s challenging to regain it.
6. Perselingkuhan saya juga mempengaruhi ANAK-ANAK
Jangan pernah mengira karena usia anak-anak masih kecil, mereka belum sepenuhnya paham apa yang terjadi pada kedua orang tuanya, maka itu tidak akan berdampak pada mereka. SALAH BESAR! Walaupun mereka mungkin belum mengerti benar, namun mereka mampu merasakan ada yang salah di dalam hubungan orang tuanya. Mereka bisa merasakan senyum palsu yang kami tampilkan, pelukan terpaksa yang kami tunjukkan serta ketegangan di antara kami. BERSYUKUR KARENA ISTRI SAYA MENJAGA BENAR KONDISI MENTAL ANAK-ANAK KAMI. Dan saya bersyukur karena saya sudah berhenti, karena saya tidak bisa membayangkan bahwa sayalah yang menjadi alasan rasa sakit atau bisa jadi rasa kehilangan yang mereka miliki.
Image dari sini
7. It’s cycle you need to break
Cheating atau selingkuh adalah LINGKARAN SETAN menurut saya. Bisa jadi awalnya hanya coba-coba, namun berakhir dengan membuat kita ketagihan untuk terus dan terus melakukannya. Pada akhirnya kita merasa bahwa berselingkuh bisa mengisi kekosongan sekaligus jalan keluar dari masalah hubungan yang ada antara kita dengan pasangan. It becomes a toxic coping mechanism, dan tanpa sadar kita menyakiti orang-orang yang penting di dalam hidup kita. I’m glad that, through the help of my wife, I wasn’t trapped in that cycle. Cheating is not a one-time mistake; it’s a choice that can become a habit if you’re not careful.
Share Article
COMMENTS