Sorry, we couldn't find any article matching ''
5 Kalimat Gaslighting Anak Remaja pada Orang Tua, Ini Cara Responnya!
Terkejut, sakit hati, dan sedih saat anak melakukan gaslighting pada orang tua. Apa saja kata-kata gaslighting anak pada orang tua yang biikin perih hati?
Orang tua mana yang nggak bakal kaget ketika menerima kalimat-kalimat pedas yang menyakitkan hati dari mulut anak sendiri? Bukan hanya kaget tapi pasti juga sedih dan sakit hati. Sebagai orang tua, kita mungkin pernah mengatakan hal-hal yang menyakiti hati anak-anak kita dan melakukan hal-hal yang manipulatif.
Meskipun sebagian besar orang tua akan mengutamakan kepentingan terbaik anak-anak mereka dan mencintai anak-anak mereka tanpa syarat, para orang tua sering kali tidak benar-benar memahami anak-anak mereka. Sebagai orang tua, meski kita sudah berusaha semaksimal mungkin, tetap bisa terjadi kita ‘kepeleset’ dan melukai perasaan anak.
Ketika anak-anak remaja dan dewasa melakukan gaslighting pada orang tua mereka, pasti ada penyebabnya. Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi, Psikolog Klinis Anak dan Remaja akan menjelaskannya buat Mommies.
Apa Itu Gaslighting?
Gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi psikologis di mana seseorang membuat orang lain meragukan persepsi, pengalaman, ingatan, atau pemahamannya terhadap suatu peristiwa. Gaslighting benar-benar dapat menciptakan luka emosional. Ini bukan masalah ringan ketika dilakukan oleh anak remaja dan anak yang sudah dewasa kepada orang tua mereka.
BACA JUGA: Anak Pemarah? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya Menurut Psikolog
Penyebab Anak Melakukan Gaslighting kepada Orang Tua
- Orang tuanya sendiri melakukan hal yang sama kepada anak.
- Ada perlakuan yang tidak konsisten dari orang tua ke anak. Misalnya, anak dilarang, tapi orang tua malah melakukan hal yang dilarang tersebut.
- Ada kebutuhan emosi anak yang tidak terpenuhi. Misalnya selama ini anak merasa kurang dipahami.
- Sebagai unjuk protes.
- Anak tidak memiliki kemampuan untuk melakukan percakapan yang tenang dan konstruktif dengan orang tuanya
Alih-alih membalas, orang tua perlu berempati terhadap masalah dan kesulitan anak remaja mereka. Pikirkan cara-cara yang bisa dilakukan untuk membantu Mommies sebagai orang tua dan anak remaja.
Jika Mommies memang pernah menyakiti anak secara emosional, inilah saatnya untuk meminta maaf. Namun pada saat yang sama, jangan biarkan tindakan ini terus terjadi. Anak tetap perlu tahu bahwa kekurangan orang tua tidak membenarkan mereka balas bersikap manipulatif, memaki, kasar, dan sinis.
5 Bentuk Gaslighting yang Dilakukan Anak kepada Orang Tua
Bagaimana menghadapi anak remaja yang melakukan gaslighting kepada orang tuanya? Mommies perlu mengenali perilaku gaslighting dan meresponnya dengan tepat. Berikut adalah lima ungkapan gaslighting yang umum, beserta cara menanganinya.
Foto: RDNE Stock project on Pexels
1. “Mama/Papa ngaco banget deh! Bukan begitu yang sebenarnya terjadi!”
Anak-anak remaja yang melakukan gaslighting suka mencari cara untuk mengontrol dan memutarbalikkan fakta dan perkataan atas sebuah situasi yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Mereka akan berpegang teguh pada versikarangan mereka sendiri dan melakukan segala cara untuk meyakinkan orang tuanya bahwa orang tua yang salah.
Cara merespon: Memang sulit tapi Mommies pasti bisa. Tetap tenang, tegas, dan rasional dalam situasi ini akan membantu. Mommies bisa bilang, “Hmm, menurut kamu begitu ya? Tapi menurut Mama bukan begitu. Mama ingat apa yang Mama lihat/ dengar.” Tergantung pada konteks konflik, dan motif yang mendasari anak remaja Mommies mengatakan itu, Mommies bisa lanjutkan dengan bilang, “Nggak apa-apa juga kan kalau kita punya persepsi yang berbeda. Kita nggak harus sepakat untuk semua hal. Tapi kita bisa saling menghormati.” Jika tak ada bahan bakar, anak remaja Mommies nggak akan bisa memperbesar api yang mulai mengecil.
2. “Begitu aja kok tersinggung. Mama/Papa sensi banget sih.”
Kalimat ini ditujukan untuk menyepelekan perasaan Mommies. Tujuanya untuk membuat perilaku buruk anak remaja Mommies terlihat normal, namun reaksi orang tuanya saja yang berlebihan.
Cara merespon: Tetap tenang dan jelaskan kepada anak remaja Mommies, “Nak, sama seperti kamu, Mama kan juga punya perasaan. Kalau menurutmu reaksi Mama berlebihan, saran kamu, Mama harus bagaimana?”
3.“Hidup saya hancur karena salah Mama/Papa!
Ini adalah manuver gaslighting klasik untuk mengalihkan kesalahan. Orang tua sudah terprogram untuk selalu menyalahkan diri mereka atas kegagalan anak-anak mereka. Dan akan lebih menyakitkan lagi ketika anak remaja Mommies mengungkapkannya. Sedihnya, orang tua yang mengalami gaslithing bisa perlahan percaya memang merekalah sumber kegagalan anak remaja mereka.
Perhatikan contoh bagus dari petinju fiksi Rocky Balboa. Rocky mengatakan ini kepada putranya yang selalu menyalahkan sang Ayah atas segala hal buruk yang terjadi di dalam hidupnya:
Let me tell you something you already know. The world ain’t all sunshine and rainbows. It’s a very mean and nasty place and I don’t care how tough you are it will beat you to your knees and keep you there permanently if you let it. But ya gotta be willing to take the hits, and not point fingers saying you ain’t where you wanna be because of him, or her, or anybody! You’re my son and you’re my blood. You’re the best thing in my life. But until you start believing in yourself, ya ain’t gonna have a life.
Cara merespon: Katakan, “Mama/Papa harap kita sama-sama bisa mengambil tanggung jawab masing-masing agar tidak saling menyalahkan.” Dengan merespon seperti ini, Mommies menyampaikan kepada anak remaja bahwa Mommies dan dia adalah manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan, tapi bisa belajar dari kesalahan, dan bisa sama-sama memperbaiki diri.
4. “Saya harus bersikap buruk dulu baru kalian mau perhatiin saya!”
Ini adalah taktik yang sangat manipulatif, yang dengan sengaja dilakukan anak remaja untuk membuat orang tua mereka merasa bersalah.
Cara merespon: Mommies bisa bilang seperti ini, “Sayang, kami berdua senang kamu kepingin dapet perhatian dari kami, tapi sebaiknya kamu sampaikan keinginanmu dengan cara yang manis. Nggak perlu marah-marah dan bersikap kasar.”
5. “Kalian nggak usah besar-besarin masalah kecil!”
Ungkapan ini menunjukkan bahwa apa pun yang Mommies anggap penting, sama sekali tidak penting baginya. Lama kelamaan, Mommies pun mulai meragukan penilaian diri sendiri.
Cara merespon: Tujuan utama anak remaja melakukan ini adalah untuk menunjukkan bahwa reaksi emosional orang tua tidak beralasan. Jadi, Mommies bisa berkata, “Perasaan Mama ini nyata dan Mama akan sangat menghargai jika kamu mau menghargai apa yang Mama rasakan meskipun kamu nggak setuju.’”
Cegah Si Kecil Menjadi Calon Gaslighter
Jika anak Mommies masih balita atau sudah lebih besar sedikit, ada tindakan pencegahan yang bisa Mommies lakukan agar saat remaja dan dewasa nanti, si kecil tidak menjadi gaslighter.
- Bangun komunikasi yang baik dengan anak di mana orang tua dapat menjadi pendengar yang baik
- Orang tua tidak melakukan gaslighting kepada anak
- Ajarkan anak dan beri contoh caranya mengekspresikan emosi dengan cara yang tepat.
BACA JUGA: Hati-hati, Bullying pada Anak Juga Bisa Terjadi di Rumah! Ini Tandanya!
Cover: Kindel Media on Pexels
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS