Film Sound of Freedom salah satu film terbaik tahun ini yang mengajak kita menjadi suara untuk mewakili anak-anak yang tak mampu menyuarakan tentang ketidak adilan dan kekejaman yang mereka alami.
Ditulis oleh: Oriana Titisari
Ingatkah apa yang Anda rasakan ketika pertama kali menggendong bayi Anda? Rasanya sama ketika jatuh cinta untuk pertama kalinya dan tidak ingin kehilangan Sang buah hati. Yang kita inginkan hanyalah terus melihat senyuman Sang anak. Itu saja.
Tapi berapakah harga senyuman tersebut? Berapakah harga yang harus kita bayar untuk melihat anak-anak ini tersenyum, tertawa bebas, dan bernyanyi riang tanpa rasa takut?
Film Sound of Freedom karya Alejandro Monteverde ini mungkin bukanlah film pertama yang Anda pilih untuk menghabiskan waktu bersama orang tercinta. Tapi kali ini Mommies Daily mengajak semua orang untuk menonton film Sound of Freedom, karena ada banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik di dalamnya.
Di tahun 2013, seorang ayah kehilangan dua anaknya; seorang polisi mengabdikan dirinya untuk menyelamatkan anak tersebut; seorang istri merelakan suaminya pergi untuk menyelesaikan misinya; dan dua anak berusaha bertahan hidup pasca kehilangan masa kecil yang mereka ketahui selama ini.
Film ini mengambil kisah inspiratif dari Tim Ballard seorang agen pemerintah yang bekerja di divisi anti sex trafficking di Amerika Serikat. Tim telah menangkap banyak pelaku pedofilia, tetapi ia mulai bertanya, apa yang terjadi pada ribuan anak-anak yang menjadi korbannya? Berawal dari kegundahan ini, dan satu kasus yang membawanya kepada Miguel, seorang bocah usia 8 tahun yang berhasil diselamatkan dari perdagangan anak, ia pun memulai misinya untuk menyelamatkan Rocio, kakak dari Miguel. Film ini berakhir dengan catatan bahwa Tim menyelamatkan nyawa 120 anak korban penculikan dan perdagangan anak.
Di beberapa bagian film, akan ditampilkan potongan dokumentasi kejadian penculikan anak di seluruh dunia. Ini bagian yang akan buat kita merinding. Hal yang kita anggap sepele, seperti bermain dengan anak di taman, berjalan di pinggir jalan bisa membuka celah untuk penculikan anak.
Fakta unik tentang film ini adalah film ini dilarang tayang di berbagai tempat. Karena konten dan fakta film ini yang membuka Amerika Serikat sebagai salah satu konsumen terbesar perdagangan anak. Ditambah lagi film ini memiliki budget kecil, sehingga pemasarannya dilakukan dengan strategi pay-it-forward. Akan ada link di akhir film untuk penonton yang ingin menyebarkan awareness tentang sex and child trafficking dengan cara membelikan tiket kepada komunitas atau orang yang ingin menonton filmnya. Unik bukan?
Satu hal yang film ini ajarkan adalah bahwa hidup akan kian berwarna ketika kita menemukan tujuan hidup. Menjalani hidup hari demi hari memang tidak salah. Bekerja, mengurus keluarga, bisa membuat kita hidup seperti robot tanpa gairah. Ayo, cari lagi semangat kamu. Apa hal yang membuat kamu bisa kembali terhubung dengan komunitas, teman atau passion project yang sudah lama kamu lupakan. Ini yang dilakukan oleh Tim, sampai-sampai ia rela resign dari pekerjaannya demi menyelamatkan anak-anak ini.
Setelah menemukan purpose mu, coba lihat sekeliling, siapa saja orang yang selalu hadir untuk menyemangati kamu? Tantangan untuk melakukan sesuatu di luar zona nyaman adalah kita bisa dengan mudahnya merasa ragu, malas atau demotivated. Inilah pentingnya memiliki pendukung di saat seperti ini. Untuk Tim, sang istri menjadi pendukung utamanya, bahkan ketika ia memutuskan untuk resign dan pergi ke negara lain untuk menyelesaikan misinya.
Saat kita memiliki sesuatu, maka kita patut bersyukur. Kita masih bisa hidup bahagia, bisa mengantar anak ke sekolah, mendengarkan mereka bernyanyi Baby Shark berulang-ulang, adalah sesuatu yang perlu dihargai setiap harinya. Melihat perjuangan anak-anak korban penculikan ini, dan patah hati seorang ayah ketika terpisah dari anaknya, membuat kita menghargai hal-hal kecil yang dimiliki.
Satu takeaway penting yang harus kita ambil adalah jangan pernah percaya 100% kepada siapapun, jika ini menyangkut kesejahteraan dan keselamatan anak kita. Ini bukan berarti kita harus hidup dalam ketakutan. Tetapi kita harus menyusun sebuah sistem pengawasan, atau rencana penyelamatan untuk segala hal yang berkaitan dengan hidup dan tumbuh kembang sang anak. Kesalahan terbesar sang ayah adalah meninggalkan anak-anaknya kepada orang asing, dan ini berujung kepada kemungkinan terburuk. Ingat, kejahatan bisa terjadi di mana pun.
Sehabis nonton film ini, jujur ada rasa tak terima dengan keadaan dan ingin melakukan sesuatu. Tapi apa yang bisa kita lakukan, mengingat kita bukan agen FBI atau polisi. Kita bisa ikut serta di organisasi perempuan yang memberdayakan perempuan, atau menentang child trafficking. Kita juga bisa mendukung program pay it forward yang ada di akhir film agar makin banyak orang mengetahui tentang masifnya kasus perdagangan anak. Atau sesederhana memperhatikan sekeliling kita, lihat apakah ada anak yang hidup dalam perbudakan, dan paksaan untuk bekerja.
Baca juga: 5 Hal yang Harus dipahami Agar Anak Terhindar dari Penculikan
Sumber image dari sini