Apa yang para orang tua millennial perlu pelajari dari Gen Alpha agar lebih memahami dan lebih dekat dalam pengasuhan? Baca sampai habis, ya!
Selama bertahun-tahun, generasi Milenial menjadi fokus utama banyak pakar di berbagai industri. Dampak dari perilaku dan keinginan mereka terhadap masyarakat dan ekonomi diamati.
Namun, seiring bertambahnya usia generasi Milenial, mereka membuka jalan bagi generasi baru, anak-anak mereka, yaitu Generasi Alpha. Mungkin Mommies sendiri adalah orang tua Milenial yang memiliki anak Generasi Alpha. Pasti ada banyak tantangan sekaligus hal-hal menarik yang dapat Mommies pelajari dari generasi anak-anak Mommies sekarang.
BACA JUGA: 5 Sifat Anak Generasi Alfa yang Tangguh
Sederhananya, Generasi Alpha biasanya adalah anak-anak dari Generasi Milenial. Namun tidak tertutup kemungkinan ada pula yang merupakan anak-anak dari Generasi X atau bahkan orang tua Baby Boomer.
Secara umum, Generasi Milenial adalah individu yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996, sedangkan Generasi Alpha adalah anak-anak yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025, sehingga menjadikan mereka kelompok pertama yang lahir seluruhnya pada abad ke-21.
Nama Alpha pertama kali diperkenalkan oleh Mark McCrindle, seorang peneliti sosial dan demografi Australia pemenang penghargaan, pada tahun 2005, ketika ia dan tim penelitinya melakukan survei di seluruh Australia untuk mendapatkan nama buat generasi baru ini.
Berdasarkan penelitian dan diskusi, tim akhirnya memilih Alpha sebagai nama generasi baru.
Seperti halnya setiap generasi baru, anak-anak Alpha membawa tantangan tersendiri bagi orang tua mereka. Salah satu perbedaan paling mencolok dan nyata antara Alpha dan generasi sebelumnya adalah pengalaman mereka terhadap teknologi dan media.
Diperkirakan mereka akan menjadi generasi yang paling paham teknologi di muka bumi. Media sosial, inovasi digital, dan ponsel pintar hanyalah beberapa hal yang biasa digunakan oleh generasi tersebut.
Saat ini, banyak sekali orang tua milenial yang mengenalkan anak mereka pada beragam media melalui perangkat teknologi, bahkan sebelum anak-anak itu bisa bicara. Tumbuh dengan akses terus-menerus terhadap internet dan media sosial, dapat menyebabkan anak-anak Gen Alpha memiliki rentang perhatian yang lebih pendek dibandingkan generasi sebelumnya dan lebih fokus pada kepuasan instan.
Paparan teknologi digital setiap hari merupakan bagian dari kehidupan mereka yang sangat memengaruhi perkembangan kognitif dan sosial anak-anak Gen Alpha. Meskipun di satu sisi membawa manfaat terhadap pendidikan dan kehidupan mereka, di sisi lain muncul pula kekhawatiran bahwa anak-anak ini akan mengalami ketergantungan teknologi yang berlebihan dan berdampak terhadap aktivitas fisik, perkembangan emosi, dan keterampilan bersosialiasi mereka.
Teknologi memang sangat memudahkan kehidupan, tetapi keseimbangan tetap dibutuhkan. Nggak ada teknologi secanggih apa pun yang dapat menggantikan kehangatan tatapan lembut, pelukan, belaian nyata dari orang tua mereka, dan tentu saja aktvitas fisik.
Foto: Freepik
Anak-anak Generasi Alpha memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan mereka dengan generasi sebelumnya. Nah, para orang tua Generasi Milenial dapat belajar dari ciri-ciri yang dimiliki oleh anak-anak Gen Alpha:
Anak-anak Gen Alpha sangat mahir menggunakan teknologi, video game, dan Internet. Bisa dibilang mereka tumbuh besar bersama teknologi 7/24 jam. Mereka lebih melek teknologi ketimbang generasi orang tua mereka. Jadi, kalau nggak mau dianggap kudet sama anak, Mommies harus mulai rajin menambah ilmu tentang teknologi dan media sosial.
Gen Alpha tumbuh di dunia yang lebih terkoneksi. Mereka terpapar pada perbedaan budaya, bahasa, dan ide sejak usia muda sehingga lebih mudah menerima perbedaan dan keberagaman.
Anak-anak Gen Alpha harus menghadapi dunia yang berubah dengan cepat. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuan beradaptasi dengan cepat dan memiliki ketahanan yang lebih baik dalam menghadapi perubahan dunia.
Ketika mereka tumbuh di dunia yang memiliki akses mudah terhadap informasi dan sumber bantuan, anak-anak Gen Alpha cenderung menjadi pembelajar dan pemikir mandiri, yang mampu mendapatkan informasi dan solusi sendiri.
Generasi Alfa bahkan lebih sadar lingkungan dibandingkan Generasi Z, karena mereka tumbuh di masa ketika problem lingkungan hidup semakin kritis. Mereka lebih memahami perubahan iklim dan dampaknya terhadap dunia, sehingga banyak dari mereka yang secara aktif mengambil langkah-langkah pencegahan dan giat mendorong dibuatnya kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah lingkungan.
Generasi Alpha juga dikenal dengan jiwa wirausahanya. Tumbuh di era perubahan teknologi dan ekonomi yang pesat membuat mereka senang berinovasi, berani mengambil risiko, dan out of the box thinker. Semangat kewirausahaan ini dapat dilihat dari cara mereka memilih pendidikan, karier, proyek kerja, dan hobi pribadi mereka
BACA JUGA: Tips Parenting Caca Tengker dan Cara Membesarkan Gen Alpha
Cover: Freepik