Sarwendah dan Betrand Peto Dianggap Terlalu Dekat, Ini Aturan Kedekatan Orang Tua dan Anak yang Berbeda Jenis Kelamin

Parenting & Kids

Mommies Daily・23 Oct 2023

detail-thumb

Belajar dari Sarwendah dan Betrand Peto, ini deretan hal yang boleh dan tak boleh dilakukan oleh orang tua dananak yang beda jenis kelamin.

Keakraban Sarwendah dan anak angkatnya, Betrand Peto, kembali menjadi sorotan. Perdebatan seputar hubungan anak dan orang tua yang berbeda jenis kelamin pun kembali jadi perbincangan. Tidak hanya pada orang tua dan anak angkat seperti Sarwendah dan Betrand Peto, tetapi juga pada anak kandung yang berbeda jenis kelamin.

Hal ini pun seringkali menimbulkan pertanyaan. Bagaimana kita bisa menemukan keseimbangan yang tepat antara kedekatan dan batasan yang sehat antara orang tua dengan anak yang berbeda jenis kelamin, seperti ibu dan anak laki-laki atau ayah dan anak perempuan?

Firesta Farizal, M.Psi, Psikolog, Psikolog Klinis Anak dan Remaja dari Klinik Psikologi Mentari Anakku, mengungkapkan bahwa merangkul anak atau memeluk anak sebagai ungkapan sayang itu boleh, tetapi yang tidak boleh adalah ketika anak merasa tidak nyaman atau menolak. Dia juga menegaskan bahwa saat berinteraksi dengan anak, sebaiknya orang tua hindari berinteraksi dengan area privat anak.

Jadi terlepas masalah anak angkat, seperti Sarwendah dan Betrand Peto, atau anak kandung sekalipun, sebaiknya ada batasan yang dibuat dalam keluarga mengenai masalah ini, terlebih ketika anak sudah mulai memasuki usia remaja.

Rupanya ada beberapa “Do’s and Don’ts” yang bisa menjadi panduan bagi para orang tua dan anak dalam situasi serupa. Belajar dari Sarwendah dan Betrand Peto, berikut do’s and don’ts kedekatan orang tua dengan anak yang berbeda jenis kelamin.

BACA JUGA: Ayah, Berhenti Lakukan 6 Hal Ini Saat Anak Perempuan Sudah Memasuki Usia SD

Do’s Kedekatan Anak dan Orang Tua Berbeda Jenis Kelamin

1. Waktu Kualitas Bersama

Anak laki-laki dan perempuan pantas mendapat kasih sayang dan perhatian yang setara. Maka itu, coba luangkan waktu Daddies dan Mommies untuk menghabiskan waktu bersama anak, misal dengan berolahraga, memasak, membuat prakarya, menonton film, atau camping bersama. Jadikan quality time sebagai kesempatan untuk mengobrol dan mengenal anak lebih dalam.

2. Memberikan contoh perilaku yang sehat antar gender

Ibu adalah role model perempuan pertama untuk anak laki-laki. Begitu juga dengan ayah yang merupakan role model laki-laki pertama untuk anak perempuan. Tentunya, perilaku dan pemikiran Mommies dan Daddies dapat mempengaruhi persepsi anak terhadap lawan jenis. Misal, jika Daddies mendidik anak perempuan dengan kekerasan, anak perempuan kemungkinan akan tumbuh menjadi wanita yang memiliki trust issues pada laki-laki.

3. Memberikan Dukungan Emosional

Tunjukkan dukungan dan kehangatan emosional dalam setiap tahap perkembangan anak. Saat anak sedih atau kecewa, ajarkan dia untuk meluapkan emosi dengan cara sehat, misal dengan bercerita dan mengalihkan pikiran dengan kegiatan favoritnya.

Untuk Mommies, hindari melarang anak laki-laki untuk menangis dan merasa sedih. Tunjukan bahwa menangis itu manusiawi dan semua manusia, laki-laki maupun perempuan, bisa mengalami kesedihan.

4. Terlibat dalam Aktivitas yang Disukai Anak

Coba ikut terlibat dalam aktivitas yang diminati oleh anak. Hal ini bisa menjadi peluang untuk membangun ikatan yang lebih erat sambil menunjukkan minat dan perhatian pada apa yang mereka sukai.

Ada beberapa orang tua yang segan terlibat dalam aktivitas anaknya yang lain jenis kelamin. Padahal, tidak ada salahnya mengenali minat dan bakat anak selama itu positif. Misal, Daddies bisa mendukung bakat anak perempuan yang suka menyanyi atau menari dengan menyaksikan kegiatannya.

Dont’s Kedekatan Anak dan Orang Tua Berbeda Jenis Kelamin

1. Menyentuh Area Privat Anak

Menjelang pubertas, beberapa bagian tubuh anak akan mengalami perkembangan dan lebih sensitif pada sentuhan. Maka itu, sebagai orang tua, kita tidak boleh asal menyentuh dada, pantat, alat kelamin anak.

Untuk ayah, hindari memandikan atau membersihkan area vital anak perempuan saat dia sudah menginjak usia sekolah. Begitu juga dengan Mommies, batasi sentuhan fisik pada anak laki-laki saat dia sudah menginjak usia sekolah.

Coba latih anak mandi sendiri sekaligus kenalan dia pada area tubuh mana yang boleh dan tak boleh disentuh orang lain.

2. Mencium bibir anak

Para psikolog menyarankan orang tua untuk menghindari mencium bibir anak. Hal ini karena bibir adalah area yang sensitif dan dapat memicu respons seksual pada anak. Selain itu, tindakan ini dapat membuat anak bingung tentang batasan privasi tubuhnya, karena bibir dianggap sebagai area pribadi.

Hal ini dapat mengakibatkan anak memperbolehkan orang lain melakukan tindakan serupa terhadapnya, atau sebaliknya, anak dapat melakukan hal serupa pada orang lain. Sebagai gantinya, Mommies dan Daddies disarankan untuk mencium pipi, dahi, atau tangan anak.

3. Ganti baju di depan anak

Mengganti pakaian di hadapan anak dapat menyebabkan pemahaman yang keliru mengenai pentingnya menjaga privasi tubuh. Hal yang harus diingat bagi Daddies dan Mommies adalah hindari mengganti baju di depan anak, terutama anak yang berlawanan jenis kelamin yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Anak bisa saja berpikiran bahwa mengganti pakaian di depan orang lain adalah tindakan yang pantas. Sebagai orang tua, tentu kita harus mencontohkan bagian tubuh mana yang boleh tampak dan disembunyikan dari orang lain.

4. Memperlakukan anak remaja seperti anak kecil

Sebaiknya hindari berbicara dengan anak remaja layaknya Mommies dan Daddies berbicara dengan anak kecil. Mulailah untuk memahami bahwa anak yang dulu diperlakukan oleh orang tua sekarang sudah tumbuh menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi anak kecil yang perlu perlakuan seperti dulu, bahkan tidak lama lagi dia akan tumbuh menjadi dewasa.

Oleh karena itu, mulailah berinteraksi dengan anak sesuai dengan tahap usianya, dengan penuh rasa hormat dan penghargaan, dan dengan penuh respek.

Ditulis oleh: Azahra Syifa

BACA JUGA: Para Orangtua dari Anak Laki-laki, Ini 7 Hal yang Penting Diajarkan ke Anak Laki-laki Kalian

Cover: Instagram/sarwendah29