Penelitian menunjukkan ada risiko bahaya menggunakan earphone, headphone, dan earbud secara berlebihan, seperti infeksi hingga gangguan pendengaran.
Bukan pemandangan aneh jika kita semakin sering melihat anak-anak (termasuk para balita masa kini) sampai para ABG menggunakan earbud dan headphone untuk mendengarkan musik, menonton video, main games, dan sekadar ngobrol di ponsel dengan teman-teman mereka. Namun orang tua perlu waspada bahaya yang mengintai di balik alat-alat favorit ini.
Penggunan headphone dan earphone/ earbuds yang keliru (volume terlalu kencang dan dalam jangka waktu yang lama) menempatkan mereka pada risiko kerusakan pendengaran yang lebih besar. Ini karena pada anak-anak usia muda, sistem pendengaran mereka belum berkembang sempurna. Sebuah studi yang dilakukan oleh Center for Disease Control and Prevention mendapati bahwa 1 dari setiap 6 hingga 8 siswa sekolah menengah pertama dan atas (usia 12-19 tahun) mengalami gangguan pendengaran yang kemungkinan disebabkan oleh paparan kebisingan yang berlebihan.
Teknologi memang sangat memudahkan, namun kita sering abai dan tidak menyadari bahwa penggunaan gawai secara berlebihan, terutama pada anak-anak dapat mengakibatkan gangguan kesehatan di kemudian hari. Banyak orang tua yang bekerja atau sibuk, memberikan ponsel dan headphone kepada anak-anak mereka sejak usia muda tanpa mempertimbangkan betapa besar bahayanya bagi anak-anak mereka. Mari kita lihat bagaimana gawai canggih ini dapat memengaruhi kesehatan anak:
BACA JUGA: Tanda Anak Kecanduan Judi Online dan Cara Melepas Jeratnya
Akibat pandemi Covid-19, anak-anak banyak duduk di depan ponsel pintar dan laptop untuk mengikuti kelas online. Dan sepanjang belajar online, anak-anak harus menggunakan earphone atau headphone selama berjam-jam. Akibatnya anak-anak lebih mungkin mengalami masalah telinga di kemudian hari.
Menurut laporan, dalam beberapa bulan kemudian anak-anak mengeluhkan sakit telinga, rasa tidak nyaman, dan infeksi telinga. Pada saat yang sama, para ahli di bidang kesehatan mengatakan bahwa penggunaan perangkat ini memberikan banyak tekanan pada telinga, dan mendengar suara keras selama berjam-jam akan melemahkan kemampuan mendengar.
Menurut dokter, telinga anak-anak sangat rapuh di usia muda dan berkat adanya kotoran telinga, maka kuman di telinga mereka akan mati secara alami. Kotoran telinga berfungsi juga untuk melindungi telinga mereka dari infeksi.
Sekarang banyak anak yang beralih menggunakan earbuds karena menggunakan headphone membuat telinga terkadang terasa gatal. Sayangnya dengan menggunakan earbud, kotoran telinga justru akan terangkat dan bagian dalam telinga menjadi semakin rentan terhadap infeksi.
Gangguan pendengaran akibat suara kencang dari penggunaan earbud biasanya tidak langsung terjadi alias memerlukan waktu cukup lama. Jadi, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sudah mempunyai masalah pendengaran sampai semuanya terlambat. Tanda-tanda gangguan pendengaran antara lain telinga berdenging, berdengung, menderu setelah mendengar suara keras, dan suara-suara yang terdengar seperti teredam. Jika anak-anak mengeluhkan hal-hal di atas, segera ajak menemui dokter THT.
“Headphone memang tidak secara spesifik lebih berbahaya dibandingkan sumber kebisingan lainnya (earphone dan earbuds). Namun, alat tersebut dapat menjadi sumber paparan kebisingan yang berbahaya jika digunakan secara tidak benar,” kata Boris Chang, audiolog dari Hearing Life di Scarborough, Ontario.
BACA JUGA: 7 Tips Bantu Anak Remaja Susah Bergaul, Orang Tua Harus Tahu
Susan Scollie, direktur National Centre for Audiology di Western University dan dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan, Western University, menjelaskan, “Bahayanya adalah mendengarkan suara yang sangat keras dalam waktu lama. Jadi, batasi volume dan durasinya.” Gangguan pendengaran akibat suara kencang bersifat kumulatif. Jika anak Anda sering terpapar suara keras dalam jangka waktu lama, mereka berisiko mengalami kerusakan pendengaran yang permanen. Begini sebaiknya penggunakan earphone, earbuds, dan headphone dengan bijak:
BACA JUGA: Gaya Parenting Gibran Rakabuming, Didik Anak Agar Tetap Rendah Hati
Cover: Photo by Jess Bailey Designs on Pexels