Tantrum pada anak memang hal yang wajar, tetapi ketika frekuensinya mulai semakin sering, ‘seru’, dan bikin Mommies sangat kewalahan, ini waktunya cari bantuan!
Ketika anak tantrum dengan hebohnya, terutama di tempat umum, Mommies mungkin mendadak berharap punya kekuatan super menjadi invisible woman. Sayangnya, itu nggak akan terjadi. But that’s okay, Mommies. Abaikan saja tatapan sinis dan tak berempati dari orang lain, itu nggak akan mengurangi nilai Mommies sebagai ibu yang baik.
Namun jika tantrum pada anak terjadi terlampau sering dan aksinya melewati batas, sebaiknya jangan dianggap remeh. Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi, Psikolog Klinis Anak dan Remaja akan bantu Mommies mengenali tanda-tanda tantrum yang tak boleh diabaikan, karena bakal mengarah kepada masalah yang lebih parah.
BACA JUGA:
Kebanyakan orang tua memperkirakan anak-anak mereka akan berhenti tantrum setelah melewati usia 2 tahun. Namun sayangnya, penelitian menunjukkan bahwa meskipun 87% anak berusia dua tahun sering mengalami tantrum, 91% anak berusia tiga tahun juga masih mengalami tantrum (sekitar 20% anak kecil mengalami tantrum setiap hari).
Kabar baiknya adalah angka-angka ini mulai berkurang saat anak berusia 5 tahun, dan diperkirakan tantrum pada anak akan semakin berkurang atau hilang sama sekali ketika mereka menginjak usia 6 tahun.
“Penyebab anak tantrum umumnya karena mereka lelah, mengantuk, lapar, haus, kepanasan, tidak mendapatkan apa yang diinginkan, atau frustrasi saat bermain,” jelas Vera.
Anak-anak yang tantrumnya lebih ‘dramatis biasanya karena dipicu rasa marah dan frustrasi, atau karena transisi dari aktivitas satu ke aktivitas berikutnya. Misalnya, mereka belum ngantuk tapi harus tidur karena sudah jadwalnya, atau belum mau mandi tapi sudah jamnya mandi.
Terkadang tidak ada pemicu yang jelas, yang bisa menjadi petunjuk buat orang tua dan pengasuh bahwa kondisi anak yang sedang tantrum sedang tidak baik-baik saja. Nah, jika anak-anak sering mengamuk dengan pengasuh anak, guru, siapa pun, atau ketika sedang berada di luar rumah, di sekolah, tempat penitipan anak, di rumah ibadah, intinya hampir di mana aja, jadikan ini sebagai tanda masalah serius, Mommies.
Pada beberapa kasus, pemicu tantrum bisa karena sebab yang lebih serius daripada sekadar karena lapar, haus, kepanasan, dan mengantuk. Pada beberapa anak, mereka mungkin sering marah-marah dan mengamuk karena beberapa hal di bawah ini:
Sesuatu yang disebut Disruptive Behavior Disorder juga bisa menjadi penyebabnya. Tapi ini lebih dari sekedar kemarahan. Tindakan yang mereka lakukan merupakan pola tindakan yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Ini dapat mencakup:
Dua dari Disruptive Behavior Disorder yang paling umum adalah Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder (CD).
Anak-anak dengan ODD mungkin menunjukkan tanda-tanda pendendam, kasar, bengis, dan kejam terhadap orang lain. Mereka sering bermusuhan dan gemar berdebat, memancing pertengkaran, dan menentang otoritas. Seiring bertumbuhnya usia, anak dengan ODD cenderung mengalami kecemasan atau depresi.
Di sisi lain, anak-anak dengan CD akan bertumbuh dengan masalah dalam kehidupan sehari-harinya. Baik dengan lingkungan sekitar juga anggota keluarga. Tindakan mengganggu atau kekerasan yang mereka lakukan seringkali termasuk menjadi pembohong, pelaku perundungan, penindas, penggunaan senjata, melakukan perusakan properti, dan pencurian.
Tantrum yang umum dapat terjadi saat anak kecil sedang lelah, frustrasi, atau saat menjalani rutinitas sehari-hari seperti waktu tidur, waktu makan, atau berpakaian. “Tapi yang perlu Mommies sangat waspadai adalah ketika amukan terjadi tiba-tiba dan frekuensinya terus meningkat. Hampir setiap hari atau bahkan lebih sering, dengan jangka waktu lebih dari 30 menit. Ini waktunya Mommies mencari bantuan,” saran Vera.
Di bawah ini adalah beberapa tanda jelas ada masalah serius dari sekadar tantrum yang umum terjadi pada anak:
1. Memperlihatkan permusuhan terhadap orang, benda, atau keduanya. Kadang-kadang yang namanya anak kecil terdorong ingin memukul atau menendang orang dewasa yang mengasuhnya karena terpicu perasaan frustrasi. Namun bila hal ini terjadi sangat sering dan sepanjang anak Mommies sedang tantrum, bisa jadi memang ada masalah.
2. Anak Anda mencoba melukai dirinya sendiri. Mereka mungkin mencoba melakukan sesuatu seperti: menggigit dan mencakari dirinya sendiri, membenturkan kepalanya ke dinding, mencoba melukai kakinya dengan menendang-nendang sesuatu.
3. Sering tantrum. Jika tantrum terjadi lima kali sehari dan berhari-hari, hal ini juga patut dikhawatirkan.
4. Durasi amukan dan amarah terlalu panjang. Jika tantrumnya kerap berlangsung lebih dari 30 menit, tandai ini sebagai masalah serius.
Jika Mommies merasa sangat khawatir, jangan abaikan perasaan Mommies. Jangan juga memungkiri adanya masalah serius dan temui dokter anak Anda. Jika memang diperlukan, dokter anak Mommies akan merujuk Mommies ke psikiater atau psikolog. Penanganan yang cepat dapat membantu Mommies mengajar dan melatih anak mengatasi kemarahan dan frustrasi dengan cara yang lebih tepat.
BACA JUGA:
Cover: Freepik