Sorry, we couldn't find any article matching ''
10 Tanda Orang Tua yang Tidak Matang Secara Emosional, Bisa Berdampak pada Anak!
Jangan dikira tak ada efek buruk yang dirasakan anak, hidup dengan orang tua yang tidak matang secara emosional. Dunia mereka bisa jungkir balik.
Banyak orang tua yang karena sudah menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan terbaik, sampai liburan untuk anak-anak mereka lantas merasa sudah sangat bertanggung jawab sebagai orang tua. Begitukah? Nope! Tanggung jawab sebagai orang tua belum paripurna jika anak belum bahagia secara fisik, mental, dan emosi.
Mengapa ini perlu dibahas? Karena banyak orang tua menerapkan pengasuhan yang tidak sehat tapi mereka tidak menyadarinya.
Menjadi orang tua yang tidak matang secara emosional adalah salah satunya. Kondisi ini bukan hanya tidak sehat bagi Mommies sebagai orang tua, tetapi terutama juga bagi anak-anak.
Definisi orang tua yang tidak matang secara emosional
Orang tua yang tidak matang secara emosional tidak memiliki kemampuan untuk menangani emosi mereka dengan cara yang sehat. Mereka juga tidak memiliki mekanisme koping (strategi yang dilakukan seseorang untuk menghadapi situasi yang menyebabkan stres atau trauma psikologis). Apa penyebabnya?
Ketidakmatangan emosional umumnya adalah hasil dari pengalaman hidup yang pahit, trauma, masalah kesehatan mental, kecanduan, dan atau kurangnya kesadaran untuk melakukan introspeksi. Ini semua dapat bermanifestasi menjadi egoisme, narsisisme, dan manajemen konflik yang buruk.
Memiliki orang tua yang belum matang secara emosional bisa bikin frustrasi dan menyebabkan anak meragukan perasaan dan persepsinya tentang kehidupan. Ia juga akan berperilaku regresif, depresi, mengalami kecemasan, trauma, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan kondisi kesehatan mental lainnya. Hal ini juga dapat menyebabkan konflik terus menerus antara orang tua dan anak-anak.
BACA JUGA: 8 Masalah Remaja yang Paling Sering Terjadi, Menurut Psikolog
Tanda-tanda orang tua yang tidak matang secara emosional
Mungkin tidak mudah bagi Mommies dan Daddies untuk mengetahui apakah diri sendiri belum matang secara emosional. Berikut adalah beberapa tanda yang harus diwaspadai.
1.Emosional
Orang tua yang emosional cenderung bertindak karena didorong oleh perasaan. Mommies atau Daddies sering bereaksi berlebihan terhadap situasi, mudah marah, dan ketika itu terjadi, orang seisi rumah akan merasa sangat tidak nyaman. Suasana hati dapat berubah-ubah dalam hitungan detik. Dari senang menjadi sedih, atau marah. Dari bersikap manis, berubah menjadi dingin dan kasar.
Perubahan emosi yang tidak menentu ini membuat Mommies atau Daddies sulit diprediksi dan bikin stres seisi rumah.
2. Sebagai pusat dunia
Orang tua asyik memprioritaskan kebutuhan emosional sendiri di atas orang lain, bahkan di atas kebutuhan emosional anak-anak.
3. Gampang frustrasi dan impulsif
Orang dengan ketidakmatangan emosional cenderung terlalu sensitif terhadap reaksi orang lain terhadap mereka dan mudah terpancing memberi respon impulsif sehingga memperparah keadaan yang tidak kondusif.
4. Ketakutan dan menghindari emosi yang tidak menyenangkan
Orang tua tidak mudah (bisa dibilang sangat tidak mungkin) menerima perbedaan pendapat dan prinsip. Menolak menerima dan menutup percakapan adalah cara yang Anda pilih ketika tidak ingin mendengar pendapat orang lain.
5. Gaya pengasuhan otoriter
Orang tua yang mengendalikan kehidupan anak-anak dengan cara yang sangat ketat dan terstruktur. Ada sangat sedikit ruang untuk anak mengekspresikan perasaan mereka. Prinsipnya adalah harus dilakukan dengan cara Anda atau tidak sama sekali. Pendekatan ini bisa sangat merusak bagi anak-anak.
BACA JUGA: Saat Anak Remaja Pacaran, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua Agar Anak Tetap Terbuka!
6. Tidak menghargai privasi dan batasan pribadi
Orang tua yang tidak matang secara emosional tidak memahami batasan. Berpikir jika anak butuh ruang berarti mereka menolak orang tua dan Mommies atau Daddies sebagai orang tua akan terluka. Orang tua merasa dicintai hanya ketika anak-anak membiarkan orang tua melewati batasan mereka. Tapi sebaliknya, orang tua menuntut batasan yang berikan harus dipatuhi.
Orang tua tidak paham mengapa anak-anak berbeda dengan orang tuanya, tidak berpikir seperti orang tuanya, tidak memiliki keyakinan dan nilai yang sama seperti orang tuanya. Bagi Mommies atau Daddies, anak hanyalah properti. Bahkan ketika anak mulai dewasa, orang tua mengharapkan anak-anak tetap menjadi anak yang patuh dan tunduk.
7. Pasif sebagai orang tua
Orang tua pasif adalah orang tua yang menghindari konflik atau stres. Sekilas, kelihatannya Mommies atau Daddies adalah orang tua yang asyik dan keren. Tapi sayangnya bukan begitu. Ini justru tanda Mommies atau Daddies adalah orang tua yang tidak punya batasan yang sehat, tidak dapat melakukan percakapan yang jujur, dan tidak mampu membela diri sendiri atau anak-anak ketika hal itu dibutuhkan. Anak-anak dari orang tua yang pasif harus mengandalkan diri mereka sendiri, berjuang sendirian karena orang tua terlalu takut berjuang demi mereka.
8. Rejecting parents
Ini artinya Mommies atau Daddies lebih suka dibiarkan sendiri. Orang tua menolak kehadiran anak-anak dengan jarang berinteraksi seperti menghabiskan waktu bersama pasangan dan anak-anak. Kalaupun ada interaksi itu akan berlangsung dengan sangat kaku, formal, dan jauh dari kata hangat.
Interaksi orang tua dengan anak-anak hanya dalam bentuk protes, kritik, amarah, minim toleransi dan empati terhadap kebutuhan anak. Hasilnya anak-anak akan merasa tidak nyaman di dekat orang tuanya. Sedihnya, mereka meyakini bahwa mereka tidak penting buat orang tuanya.
9. Kaku dan tidak fleksibel
Orang tua yang belum matang secara emosional seringkali sangat kaku dan tidak fleksibel dalam kebanyakan situasi. Mereka sulit beradaptasi dengan perubahan tuntutan kehidupan sehari-hari.
10. Sulit mengakui kesalahan apalagi minta maaf
Orang tua yang tidak matang secara emosional ogah bertanggung jawab atas tindakan mereka. Orang tua tipe begini membiarkan anak-anak merasa bahwa merekalah yang harus disalahkan. Poor them. Orang tua akan bertumbuh dengan keyakinan ia tidak berharga di mata orang tuanya.
BACA JUGA: 15 Cara Orang Tua Memenuhi Kebutuhan Emosional Anak
Caranya menghindari pola asuh yang tidak sehat
Sejarah biasanya berulang. Jika sekarang Mommies atau Daddies adalah orang tua yang tidak matang secara emosional, besar kemungkinan dulu Mommies atau Daddies juga dibesarkan oleh orang tua yang seperti itu. Fakta: menjadi orang tua tidak mudah, tapi bukan berarti Mommies atau Daddies tidak mampu berubah dan meninggalkan pola asuh yang keliru. Begini caranya.
1. Kenali keadaan emosi diri sendiri
Sebagai orang tua, Mommies atau Daddies harus tahu bahwa tidak apa-apa untuk sedih dan marah. Nggak masalah juga kalau anak atau pasangan tahu Anda sedang sedih, kecewa, atau marah. Proses ini membantu anak berkenalan dengan emosi negatif. Mereka belajar bahwa kesedihan, sama halnya dengan kebahagiaan bisa datang dan pergi.
2. Jangan jadikan emosi sebagai senjata
Jangan gunakan kemarahan, ejekan, kritik, dan sikap agresi pasif sebagai sarana untuk membela diri sendiri. Jika Mommies atau Daddies membutuhkan sesuatu dari anak-anak, minta baik-baik tetapi tegas. Ini mengajar anak-anak untuk melakukan hal yang sama ketika mereka membutuhkan sesuatu.
3. Berempatilah dan lakukan validasi
Empati adalah latihan untuk menghargai perasaan kita dan menerimanya, tanpa terburu-buru memperbaiki kondisi sesegera mungkin. Sedangkan validasi akan sangat membantu dalam membuat anak-anak merasa aman di sekitar orang tua mereka.
4. Tahan diri untuk segera bereaksi
Adalah sangat wajar jika kita ingin segera bereaksi ketika menghadapi situasi yang memancing emosi. Tapi ingat ini: segera bertindak atau mengambil keputusan ketika kepala dan hati sedang mendidih, tidak akan membantu kita mengambil keputusan yang rasional. Tarik nafas dan diam sejenak. Menilai situasi dengan kondisi hati yang tenang akan membantu Mommies atau Daddies menghadapi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Please be a better parent for the sake of your child and their happiness.
Cover: Photo by Kindel Media on Pexels
Share Article
COMMENTS