Bisa dan bolehkah berhubungan seks di masa menyusui? Apa saja do’s dan don’ts yang harus diperhatikan? Simak penjelasan dokter berikut ini, yuk!
Masa menyusui selain memberikan banyak manfaat untuk bayi, tapi juga sekaligus memiliki segudang tantangan bagi sang ibu. Mulai dari ASI yang terkadang tidak lancar dan butuh booster, kelelahan sampai kurang tidur karena pekerjaan dan mengurus bayi, hingga hasrat seksual yang menurun dan membuat hubungan seksual terganggu.
Melakukan hubungan seksual saat istri sedang dalam masa menyusui bisa dan boleh dilakukan, tidak ada larangan bahkan mempunyai banyak manfaat. Namun, memang ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan oleh suami maupun istri.
Menurut dr.Benediktus Arifin, MPH, SpOG(K), atau yang akrab disapa dr. Benny, jika bicara tentang berhubungan seks selama masa menyusui, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan. Mulai dari aspek medis, psikologis, dan lingkungan.
BACA JUGA: Penyebab Pernikahan Anda Mulai Terasa Membosankan, Termasuk Tidak Ada Lagi Kejutan
Dari aspek medis sebenarnya ada beberapa fakta mengenai breastfeeding, seperti akan menurunkan kadar estrogen. Sehingga, biasanya vagina akan cenderung lebih kering, serta libido akan menurun karena progesteron juga menurun. Hal ini membuat sex drive atau keingingan melakukan hubungan seks pada wanita akan lebih rendah. Kondisi ini harus menjadi perhatian bagi suami dan istri karena kadang-kadang sulit terjadi lubrikasi yang menyebabkan susah untuk melicinkan dinding vagina atau vagina kering, sehingga jika dipaksakan akan terasa nyeri dan bisa saja menyebabkan infeksi.
Namun sebaliknya, saat breastfeeding juga dikeluarkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin ini berhubungan dengan perasaan tenang atau calming dan memberikan rasa bonding atau keterikatan keterikatan yang menuju pada perasaan menyenangkan dan nyaman. Ini dapat memberikan dorongan yang positif dalam berhubungan seks.
Sehingga, efek menyusui pada hubungan seksual ini berbeda-beda untuk setiap orang walaupun secara umum karena prolaktin yang tinggi dan banyaknya asi yang dikeluarkan dapat menurunkan hormon estrogen dan progesteron. Tapi pada sebagian pasangan juga terjadi peningkatan hormon oksitosin yang membuat rasa nyaman dan menuju kenikmatan atau orgasme pada wanita.
Untuk melakukan hubungan seksual pada masa menyusui, ada beberapa hal yang penting yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ini beberapa do’s and don’ts dari dr. Benny.
BACA JUGA: Sedang Malas Bercinta? Ini 4 Gaya Bercinta yang Bisa Dilakukan
Pada masa postpartum atau pasca persalinan, banyak perubahan pada hormonal yang membuat ibu menyusui menjadi moody dan butuh dukungan. Pasangan suami istri harus memiliki komunikasi yang baik agar tidak memaksakan apabila memang rangsangannya kurang yang pada akhirnya dapat membuat nyeri saat berhubungan. Komunikasi juga penting dilakukan untuk saling terbuka soal kapan istri siap dan suami siap untuk melakukan hubungan seksual.
Sebaiknya hubungan seks dilakukan ketika suami dan istri sama-sama merasa nyaman. Saat menyusui, ada beberapa kondisi yang mengharuskan istri atau suami melakukan kegiatan lain, seperti bayi tiba-tiba menangis yang pada akhirnya membuat drop hasrat melakukan hubungan. Sehingga, sebelum melakukan kegiatan intim, coba cari dan ciptakan suasana yang nyaman untuk suami, istri, dan si bayi.
Tidak sedikit ibu menyusui yang memiliki kesulitan lubrikasi yang menyebabkan vagina kering. Jika kondisi ini terjadi pada istri, menggunakan pelumas juga bisa menjadi salah satu cara untuk memudahkan dan melancarkan kegiatan seksual.
Jika memang kondisinya belum tepat dan belum nyaman, sebaiknya jangan memaksakan untuk melakukan hubungan seksual. Sebab, terkadang lubrikasi bisa jarang dan sulit terjadi bila dalam keadaan estrogen yang rendah yang bisa menyebabkan lecet atau nyeri.
BACA JUGA: 12 Alasan Berhenti Berhubungan Seks dalam Pernikahan, Stres hingga Penuaan
Cover: Photo by Monica Turlui on Pexels