8 Alasan Anak Mencontek, Nomor Dua Bikin Kaget!

Parenting & Kids

Fannya Gita Alamanda・30 Jul 2023

detail-thumb

Anak mencontek biasanya mereka paham itu salah. Lantas kenapa mereka tetap melakukannya? Ini Alasannya. 

Jika Anda tanya ke anak usia berapa pun, apakah mencontek diperbolehkan, sebagian besar pasti menjawab, “Tidak boleh!” Namun, menurut survei terbaru International Center for Academic Integrity di Amerika Serikat terhadap total 70.000 siswa di beberapa kampus universitas dan sekolah menengah, hasilnya:

  • 64% mengaku mencontek saat ujian
  • 58% mengakui plagiarisme
  • 95% berpartisipasi dalam beberapa bentuk kecurangan

8 alasan anak-anak mencontek

1. Kurang paham dengan definisi mencontek

Anak mungkin tidak sepenuhnya memahami apa yang dianggap mencontek, baik dalam hal plagiarisme maupun tugas kelompok versus tugas individu.

2. Kebutuhan untuk menolong orang lain

Beberapa anak merasa berkewajiban untuk membantu temannya, baik karena tekanan teman sebaya atau karena yang ditolong adalah sahabat, kakak, atau adiknya. Ketika bantuan ini melanggar aturan, itu bisa dianggap curang, termasuk berbagi jawaban ujian, menyelesaikan pekerjaan rumah orang lain sebagai bantuan atau diberi bayaran, dan jenis kecurangan kolektif atau kontrak lainnya.

3. Kebiasaan belajar yang buruk

Beberapa anak belum mengembangkan kebiasaan dan semangat belajar yang kuat, sehingga tertinggal di kelas dan merasa perlu mencontek.

4. Tugas dengan risiko tinggi 

Persaingan untuk mendapatkan nilai adalah alasan utama seorang anak mencontek, terutama ketika dia khawatir nilai ujian atau tugas tertentu yang sedang ia kerjakan bakal buruk.

5. “Anak-anak lain juga mencontek kok”

Anak mungkin terpengaruh oleh tekanan teman sebaya dan merasa tidak apa-apa bagi mereka untuk mencontek karena orang lain juga melakukannya dan tidak ketahuan.

6. Yang penting nilai bagus bukan cara belajar yang benar

Anak tidak memahami arti sebenarnya dari pembelajaran atau penguasaan suatu mata pelajaran, yang penting dapet nilai bagus. Jika mereka tidak memiliki keinginan untuk mempelajari suatu mata pelajaran, pemahaman terhadap materi pelajaran menjadi kurang penting dibandingkan nilai yang diterima siswa.

7. Tidak memiliki hubungan baik dengan para guru atau instruktur

Anak yang merasa mereka tidak memiliki hubungan baik dengan gurunya cenderung gampang mencontek.

8. Yakin nggak akan ketahuan

Beberapa anak percaya bahwa mereka dapat mencontek dan tidak akan ketahuan sehingga mereka tidak akan mengalami dampak atau hukuman apa pun atas perbuatan salah mereka.

Baca juga: Kita Juga Pernah Menyontek, Bagaimana Jika Anak yang Melakukannya? 

9 Hal yang harus orang tua lakukan jika anak mencontek

1. Tanyakan kepada anak Anda mengapa mereka mencontek

Jawaban anak dapat membantu Anda memberi tanggapan yang benar. Misalnya, jika anak berbuat curang karena ingin menyenangkan Anda, ini memberi Anda kesempatan untuk memberi tahu bahwa menang atau mendapatkan nilai bagus tidak sepenting usaha terbaik yang  telah dia lakukan.

2. Beri anak Anda kesempatan untuk berlatih

Misalnya, Anda dapat bermain game bersama keluarga agar anak  dapat belajar tentang kemenangan dan kekalahan.

3. Puji usaha anak 

Tentang tugas sekolah, Anda dapat memberi tahu anak  bahwa apa yang mereka pelajari dan seberapa keras mereka berusaha lebih penting daripada mendapatkan nilai tertinggi. Tentang olahraga atau permainan, Anda bisa fokus membantunya bersenang-senang, daripada soal siapa yang menang atau kalah.

4. Jadilah panutan

Misalnya, jika Anda bermain game atau olahraga bersama keluarga dan Anda kalah, Anda dapat bereaksi positif untuk menunjukkan kepada anak cara berkompetisi yang baik. Anda bisa berkata, ‘Terima kasih, Mama dan Papa senang bisa main bersama kalian. Nggak apa-apa kalah, yang penting kami sudah berusaha”. Ini akan membantu anak belajar bahwa tidak selalu menang itu nggak apa-apa kok.

5. Periksa harapan Anda

Terkadang harapan orang tua bisa terlalu tinggi untuk kemampuan anak. Menekan anak  untuk mencapai nilai tinggi atau berprestasi dalam olahraga dan pendidikan dapat mendorongnya berbuat curang.

6. Cobalah berbagai aktivitas

Mencoba sesuatu yang baru memberi anak kesempatan untuk menemukan hal-hal yang dapat mereka lakukan dengan baik dan nikmati. Ini juga dapat membantu mengembangkan keterampilan baru, membangun kepercayaan diri dan harga diri.

7. Gunakan percakapan sehari-hari

Gunakan percakapan ringan untuk mengingatkan anak tentang pentingnya bersikap adil, bahkan saat bermain. Misalnya, jika Anda menonton olahraga di TV, Anda dapat berkomentar tentang betapa kurang menyenangkannya menonton pertandingan jika para pemainnya curang.

8. Hindari memberi label “Si Curang” kepada Anak

Ini dapat menyebabkan dia melakukan lebih banyak kecurangan. Artinya, jika anak Anda percaya bahwa dirinya adalah si Curang, mereka akan terus berbuat curang.

9. Cari bantuan profesional

 Jika mencontek terus menjadi masalah dan anak Anda cukup besar untuk memahami apa yang mereka lakukan, ini saatnya Anda cari bantuan ke konselor sekolah atau psikolog.

Sumber artikel