banner-detik
PARENTING & KIDS

Ini 10 Hal yang Jadi Kebutuhan Anak Perempuan dari Ibunya

author

RachelKaloh14 Jun 2023

Ini 10 Hal yang Jadi Kebutuhan Anak Perempuan dari Ibunya

Kita, sih, sebagai ibu maunya bisa jadi sahabat sampai anak besar nanti. Tapi coba, deh, baca dulu, apakah itu yang jadi kebutuhan anak perempuan dari ibunya?

Relasi ibu dan anak perempuan di setiap rumah tangga pasti tidak ada yang sama. Ada yang sehari-hari berantem terus saking katanya ibu dan anak memiliki sifat yang sama-sama keras. Ada yang tough love, di mana si ibu cenderung tegas dan galak, karena konon itulah cara dia mendidik anak perempuannya. Ada yang saking dekatnya jadi overprotective dan cenderung denying ketika anak perempuannya sudah besar dan seharusnya sudah bisa dibiarkan melakukan beberapa hal tanpa ditemani. Bagaimanapun hubungan yang terjadi antara Mommies dan anak perempuan Mommies, kita patut ingat 10 hal yang sebetulnya menjadi kebutuhan anak perempuan dari ibunya.

Anak perempuan harus paham bahwa dirinya cukup

Caranya, dengan menanamkan di benaknya bahwa kita mencintainya apa adanya. Itu dulu yang paling mendasar, sambil kita ajarkan anak mengenal nilai dirinya. Semua orang pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Peran kita adalah menggali talenta dan passion anak ke arah yang positif. Sementara, kekurangan yang ada pada dirinya, meski sifatnya inevitable alias tidak bisa dihindari, jangan sampai menghalangi kemampuannya tersebut. Apalagi kekurangan secara fisik yang bisa secepat kilat membuat seseorang merasa insecure. Bila dari usia dini kita konsisten menerapkan hal ini, anak akan belajar untuk yakin dan percaya pada dirinya sendiri. 

“In life what matters is what you do and how much kindness you can give to others. External beauty fades, but the inner beauty remains till we die.” ~Unknown

Kebutuhan anak perempuan: tahu bahwa ibu adalah supporter utamanya

Tentu saja, hubungan atau bonding antara ayah dan anak perempuan sama pentingnya. Namun, ada sebagian hal yang hanya bisa mereka ceritakan pada kita, ibunya. Tentu kitalah yang dicari ketika anak menstruasi pertama kali. Namun, terlepas dari yang berhubungan dengan kodrat kita sebagai perempuan, kita patut hadir dalam setiap fase kehidupannya. Ketika anak tidak sengaja melakukan kesalahan, apapun itu, pastikan kita tidak menguasai diri kita dengan menyalahi perbuatannya, tapi hadirlah di sisinya karena saat itu ia sangat membutuhkan kita. 

Anak perlu merasa bahwa ibunya hadir dan terlibat dalam kehidupannya

Sibuk adalah yang paling klise ketika kita jadikan sebagai alasan ketidakhadiran kita. Kesempurnaan bukanlah yang patut dicari begitu kita menjadi seorang ibu. Pekerjaan rumah, kesibukan di kantor tidak akan pernah ada habisnya, percayalah! Tapi yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkan waktu yang ada. Meski waktu kita akan lebih banyak dihabiskan di kantor, anak tetap bisa merasakan kehadiran ibunya bila kita sendiri memang mencari cara untuk mewujudkannya.

Anak perlu paham bahwa kita percaya sama mereka

Salah satu yang membuat anak bisa tumbuh dengan kemampuan yang baik dalam beradaptasi, bersosialisasi serta memiliki rasa percaya diri adalah sosok orangtua yang percaya padanya. Percaya di sini bukan artinya buy all the things she says, ya, termasuk ketika anak berbohong, lalu kita yakini. Percaya di sini artinya tidak mematahkan  semangatnya dengan keraguan Anda, setiap kali dia menyatakan ingin melakukan sesuatu. Respon maupun ungkapan keraguan hanya akan membuat anak pun ragu akan dirinya. Ingat lagi waktu kecil, ketika ia berandai menjadi princess, bukankah lebih baik kita respon dengan, “Princess itu artinya harus bisa berkelakuan baik, Nak!”, bukan dengan, “Halah, princess dari mana, nggak ada itu princess princess!”

Anak butuh ibu yang bisa menenangkan diri

Respon emosional yang reaktif memang seringkali menguasai kita ketika melihat atau mendapati sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan. Namun, intensitas marah yang tinggi hanya akan membuat anak ragu dan berpikir berkali-kali ketika ingin mengungkapkan sesuatu pada kita. Akibatnya, ia tidak bisa terbuka dan pada akhirnya malah memilih cerita ke orang lain.

Anak perlu kita biarkan melakukan kesalahan dan memaafkan dirinya sendiri

Membiarkan di sini maksudnya bukan dengan tidak mencegah sesuatu yang buruk yang terlihat di depan mata, tetapi lebih kepada membiarkan anak menjelajahi dunia dan melepasnya dengan kepercayaan. Namun, ketika ia pulang dan mengaku bahwa dirinya telah melakukan kesalahan, kita hadir untuk mendengarnya, bukan menghakimi. Kita pun patut meyakinkan anak, betapa memaafkan diri sendiri adalah penting, seberapa besar kesalahan yang ia buat. Hidup terus berjalan, jangan sampai kita biarkan anak melanjutkan kehidupannya dengan penuh penyesalan maupun rasa marah. 

Memahami betul bahwa tubuhnya adalah miliknya

Camkan bahwa she’s the boss of her body. Tidak ada satu orangpun yang bisa menyentuh tubuhnya tanpa persetujuannya. Hal ini bisa dimulai dari pendidikan seks usia dini. Begitu masuk usia 4 tahun, anak sudah harus belajar mandi sendiri dan mengurus dirinya sendiri. Orangtuanya tidak akan terus-terusan membantu karena, balik lagi, tubuhnya adalah miliknya. Ketika konsep ini dibawa sampai besar, maka anak jauh lebih mudah memahami cara menjaga diri. Menolak adalah hak. 

Baca juga: Kunci Mengajarkan Pendidikan Seks pada Balita

Memahami keterampilan hidup serta nilai-nilai yang baik

Beberapa nilai dan pelajaran baik yang dapat kita ajarkan kepada putri kita, yaitu, integritas, kebaikan dan empati, cinta untuk diri sendiri, menghargai orang lain, menghormai orangtua, kerja keras, rasa syukur, kemampuan berdiri untuk diri sendiri, disiplin, kesetaraan gender, kemampuan untuk mandiri secara finansial, bijakmenghadapi kritik. Sementara keterampilan hidup yang wajib kita ajarkan pada anak, yaitu membereskan/membersihkan rumah, masak, menjahit, mencuci pakaian, kemampuan berkomunikasi, etiket dan sopan santun, pertolongan pertama, manajemen keuangan dan keterampilan memecahkan masalah. Inilah hal-hal yang anak hanya bisa andalkan pada kedua orangtuanya. Di luar dari ini anak bisa mempelajarinya sendiri, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Baca juga: Melatih Executive Functioning Skill Pada Anak

Keberadaan ibunya ketika emosinya naik turun

Dengan kita yang selalu mau mendengarkan anak sebelum menghakiminya, memvalidasi emosinya, anak pun akan belajar satu hal yaitu ibunya ada dan bisa diandalkan bahkan ketika ia mengalami emosi yang tidak stabil. Termasuk mengajarkan anak untuk mengatasinya emosinya. Ketika ia sedih, ia boleh menangis, ia boleh marah dan kecewa, tetapi ada batasannya, ia tidak boleh menyakiti dirinya sendiri. Ia bisa memilih untuk melakukan aktivitas yang bisa menenangkan dirinya, belajar mengatur napas, menikmati udara di luar ruangan sambil berjalan kaki sampai emosinya mereda. 

Perlindungan terhadap dunia digital yang bisa membahayakan dirinya

Untuk anak usia dini, Anda bisa mulai dengan membatasi screen time, membuat aturan mengenai penggunaan gawai. Sementara untuk anak pre-teen yang sehari-harinya tertuntut untuk mengeksplorasi dunia digital (terutama ketika mencari informasi), Anda bisa menanamkan rambu-rambu serta pengawasan. Ketika anak ingin membuat akun media sosial, pastikan usianya sudah cukup dan diperbolehkan secara hukum. Ketika anak berkomunikasi lewat aplikasi chat, bimbing anak supaya tetap waspada, kembali pada aturan yang telah disepakati dan pastikan ia tetap bisa nyaman ketika berada di dalam pengawasan orangtua. 

Selamat mencukupi kebutuhan anak perempuan Mommies, ya, semangat!

Share Article

author

RachelKaloh

Ibu 2 anak yang hari-harinya disibukkan dengan menulis artikel dan content di media digital dan selalu rindu menjalani hobinya, menjahit.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan