Meski menuai banyak kontroversi, ternyata Mommies dan Daddie wajib membawa anak-anak untuk menonton live action terbaru Disney, The Little Mermaid.
Film live action terbaru dari Disney, The Little Mermaid, sudah tayang di bioskop Indonesia mulai 24 Mei 2023. Walau kisahnya serupa dengan versi animasinya, tetapi ada banyak perbedaan yang menjadi nilai lebih film yang dibintangi oleh Halle Bailey ini.
Tak hanya Halle Bailey, film ini juga dibintangi oleh Jonah Hauer-King sebagai Pangeran Eric, Javier Bardem sebagai Raja Triton, Melissa McCarthy sebagai Ursula, Noma Dumezweni Ratu Selina, dan Art Malik sebagai Grimsby.
Sementara itu, Daveed Diggs, Awkwafina, Jacob Tremblay dipercaya untuk mengisi suara tiga sahabat Ariel, yaitu Sebastian, Scuttle, dan Flounder.
Mommies Daily pun dapat kesempatan untuk menonton premier film The Little Mermaid pada Senin, 22 Mei 2023 lalu. Sepanjang menonton filmnya dari awal hingga akhir, MD melihat ada banyak pelajaran yang bisa dipetik oleh para orang tua dan juga anak-anak dari live action ini.
BACA JUGA: Pelajaran Parenting Dari Film Korea Kill Bok Soon
Apa saja pelajaran yang bisa dipetik orang tua dan anak-anak dari The Little Mermaid? Intip di bawah ini, ya! Sebelum itu, MD mau bilang kalau konten ini mengandung SPOILER, ya!
Di awal film diceritakan bahwa Raja Triton tengah menunggu kedatangan tujuh putrinya untuk pertemuan bulanan. Ketika keenam putrinya sudah hadir, Ariel lupa akan janji tersebut dan malah menyelam ke dasar laut untuk mengumpulkan kepingan dari kapal yang karam.
Usai menonton film, Mommies bisa mengajarkan si kecil untuk menjadi pribadi yang selalu menepati janji dan datang tepat waktu agar acara yang direncanakan berjalan lancar dan tidak menimbulkan masalah.
Ketertarikan Ariel pada dunia manusia sangat ditentang oleh Raja Triton. Semakin dilarang, ternyata Ariel malah semakin penasaran dan melakukan hal yang dilarang ayahnya secara diam-diam. Dari sinilah masalah yang semakin besar muncul dan mengubah kehidupan Ariel dan Raja Triton.
Hal serupa juga terjadi pada Pangeran Eric. Dia lebih senang bertualangan mengarungi lautan mencari hal-hal baru untuk kemajuan kerajaannya, dibandingkan duduk di bangku Raja. Namun sang ibu, Ratu Lashana, malah menahan Eric untuk tetap berada di kerajaan dan melarangnya mengaruhi lautan.
Hal yang sama bisa terjadi juga pada si kecil. Ketika Mommies melarang dia melakukan sesuatu, cobalah untuk memberikan penjelasan mengapa hal itu dilarang. Lakukan pendekatan yang tepat sehingga anak tidak merasa orang tua menentang hal yang dia sukai. Kalau takut, Mommies bisa mendampingi anak ketika mencari tahu tentang hal-hal yang dia suka. Dengan begitu anak tidak akan melakukan hal yang dilarang secara diam-diam.
Ketika Raja Triton melarang Ariel untuk berhubungan dengan manusia, dia belajar dari pengalaman yang membuat istrinya, yang juga ibu Ariel, meninggal. Triton pun murka ketika tahu Ariel naik ke daratan dan jatuh cinta pada manusia. Ariel pun ikutan marah pada sang ayah dan akhirnya terjerat dalam lingkaran yang membahayakan hidupnya.
Ketika tidak mendapat restu orang tua, anak sebaiknya mencoba mencari cara untuk membuat orang tua luluh. Bukannya mengambil jalan pintas yang malah membuat diri terjerat hal buruk. Namun perlu diingat bahwa bukan hanya anak yang harus berusaha mengerti orang tua, tetapi orang tua juga harus bisa memahami anak.
Triton yang marah karena tahu Ariel naik ke daratan langsung menghancurkan semua koleksi sang anak di ruangannya. Akibatnya, Ariel marah pada sang ayah dan malah termakan bujukan Ursula.
Dia menyerahkan suaranya yang paling berharga untuk ditukar dengan kaki manusia. Sayangnya, dia tidak sadar kalau sudah masuk jebakan jahat bibinya itu.
Keputusan yang diambil Raja Triton dan Ariel bisa dibilang adalah buntut dari kemarahannya mereka. Padahal jika dibicarakan maka masalah bisa diselesaikan dengan baik dan ditemukan jalan tengahnya. Hal ini bisa jadi pelajaran, baik untuk orang tua atau anak-anak untuk tidak gegabah mengambil keputusan saat marah.
Cinta Raja Triton kepada anak bungsunya membuat dia mati-matian menjaga Ariel agar tidak bertemu manusia. Cinta Ariel kepada Pangeran Eric membuat dia rela menukar hal penting dalam hidupnya. Cinta Eric pada Ariel membuat dia rela berhari-hari mengerahkan pengawal untuk mencari Ariel.
Semua itu membuktikan bahwa cinta itu bisa membuat seseorang rela melakukan hal-hal di luar nalar. Mencintailah secukupnya. Ingat bahwa cinta itu tidak buat tapi kita yang memilih untuk menutup mata.
Setelah Ariel naik ke daratan, Raja Triton yang tidak tahu akan fakta tersebut malah mati-matian mencari putri bungsunya hingga menelusuri tujuh lautan. Ketika Ariel disandera oleh Ursula dan diikat, Raja Triton dengan rela melepaskan Trisulanya dan meninggal di tangan Ursula.
Semarah apapun Raja Triton pada Ariel, dia tetap rela mengorbankan nyawanya untuk sang putri. Hal itu pun membuat Ariel sadar apa akibat dari perjanjian yang dia buat dengan Ursula.
Anak-anak bisa belajar bahwa apapun yang terjadi, cinta orang tua mereka akan tetap sama dan jauh lebih besar. Namun, orang tua tidak boleh memanfaatkan hal itu untuk membuat anak-anak menurut, ya.
Seperti kalimat terakhir yang diucapkan Sebastian, anak-anak harus hidup bebas sesuai dengan keinginan mereka. Orang tua berperan untuk mendidik dan mengarahkan anak sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang baik. Untuk pilihan hidup, orang tua disarankan untuk membebaskan anak memilih jalan yang mereka tempuh, tentunya dengan arahan dan restu dari orang tua.
—
Itu beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari film Disney The Little Mermaid. Terlepas dari kontroversi yang menimpa film ini sejak awal pemilihan castnya, menurut saya pribadi semua keraguan penonton seperti bisa terbayar setelah menonton filmnya.
Jadi, masukkan film ini ke dalam tontonan akhir pekan Mommies dan si kecil, ya!
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Film Kartun Bahasa Inggris Edukatif untuk Anak, Bantu Si Kecil Belajar Bahasa Inggris!
Foto: Disney