banner-detik
DAD'S CORNER

30 Kesalahan yang Sering Dilakukan Para Suami Baru, Bisa Merusak Keharmonisan!

author

Fannya Gita Alamanda18 Apr 2023

30 Kesalahan yang Sering Dilakukan Para Suami Baru, Bisa Merusak Keharmonisan!

Meski kelihatannya receh, 30 kesalahan yang sering dilakukan suami baru ini ibarat hantaman-hantaman ombak kecil tapi intens yang kalau didiamkan bisa bikin rumah tangga hancur.

Menikah adalah salah satu momen bahagia dalam hidup: menghabiskan hidup bersama manusia yang sangat Anda cintai. Tanpa bermaksud membuat para pengantin baru merasa pesimis, fase bulan madu tidak melulu semanis gulali.

Faktanya, karena Anda berdua baru merasakan tinggal di bawah atap dan tidur di atas ranjang yang sama, akan ada banyak hal baru yang dapat membuat Anda terkejut-kejut, termasuk kesalahan-kesalahan (yang kadang malah sebenarnya nggak disengaja), yang lambat laun bisa bikin Anda merasa sudah salah pilih pasangan dan kepingin menyerah saja.

American Sociological Association mengungkapkan bahwa lebih banyak wanita yang berinisiatif memulai perceraian, dan mungkin ada hubungannya dengan perilaku pasangan mereka setelah menjadi suami.

BACA JUGA: 10 Kesalahan yang Harus Dihindari Suami Istri saat Menyelesaikan Konflik

30 Kesalahan yang Sering Dilakukan Suami Baru

Kita nggak sedang bicara tentang suami yang hobi ninggal handuk basah di atas kasur atau suami yang lebih sering ngelus-ngelus stik golf favorit daripada istrinya. Ini tentang beberapa kesalahan serius yang dilakukan para suami baru, yang berisiko memorak-porandakan pernikahan Anda.

1. Tidak membagi tugas rumah tangga

“Pria yang baru merasakan menjadi suami mungkin salah berasumsi bahwa masing-masing akan dengan rela melakukan pekerjaan dan tugas rumah tangga sesuai dengan peran gender tradisional,” kata pelatih kehidupan bersertifikat dan pakar hubungan Michelle Fraley, pendiri dan pemilik Spark Matchmaking & Relationship Coaching.

Misalnya, tugas istri ya masak dan beberes rumah (bahkan jika istri juga bekerja di luar rumah). Tugas suami, cari uang. Suami dan istri perlu membagi tugas rumah tangga dan bertanggung jawab atas apa yang sudah disepakati.

2. Bentuk afeksi yang ditunjukkan hanya seks

Namanya juga pengantin baru, wajar kalau semangat banget mencoba aneka posisi bercinta. Namun, mengekspresikan cinta nggak cuma dengan seks. Para suami, coba belajar ilmu dasar pijat. Anda nggak perlu menjadi professional masseur untuk bikin hati istri riang gembira. Bahkan sekadar jalan bergandengan tangan menunjukkan betapa Anda bersyukur memilikinya.

3. Menyerahkan sebagian besar pengasuhan anak kepada pasangan

Mengharapkan pasangan Anda untuk menangani semua tanggung jawab mengasuh anak, apakah itu karena alasan gender, pendapatan, atau berpatokan pada cara orang tua Anda melakukannya adalah kesalahan yang dilakukan oleh banyak suami.

Menurut sebuah studi dari Ohio State University, ketika anak-anak lahir, pria hanya sedikit terlibat dalam membantu mengasuh anak, bahkan ketika keduanya memiliki beban kerja yang sama di luar rumah.

4. Berbelanja tanpa konsultasi dengan pasangan

Ketika status berubah dari single menjadi double, itu artinya Anda sudah menjadi bagian sebuah tim. Dan itu berarti membelanjakan uang tanpa berkonsultasi dengan pasangan Anda adalah tindakan tidak menghormati. Apalagi, jika urusan pembayaran pajak harus ditanggung bersama.

5. Berasumsi Anda paham banget keinginan pasangan di tempat tidur

“Banyak suami baru kerap merasa terlalu percaya diri bahwa mereka punya keterampilan seks yang mumpuni, padahal kenyataannya tidak,” kata Fraley. “Kepuasan seksual, termasuk harapan dan keinginan yang spesifik adalah hal-hal yang perlu dibicarakan sejak awal pernikahan untuk memastikan kebutuhan kedua pihak terpenuhi.”

6. Membuat pasangan bertanggung jawab atas segalanya

Semoga keputusan Anda untuk menikah muncul dari rasa cinta yang besar kepada pasangan, bukan kebutuhan untuk diurus. Namun beberapa suami baru berharap pasangannya bertanggung jawab atas segala hal mulai dari memasak, mengurus anak, membereskan rumah, bahkan sampai ikut rapat RT.

7. Menjadi terlalu nyaman

Tentu, pernikahan bisa membuat hidup lebih nyaman, tetapi itu tidak berarti kita bisa bersikap semaunya seperti meninggalkan pakaian kotor Anda sesuka hati, mandi seminggu sekali, dan menghabiskan weekend dengan tidur dari pagi sampai sore.

8. Jadwal dengan pasangan selalu berbeda

Jika suami dan istri selalu memiliki jadwal yang sangat berbeda, bahkan sampai urusan jadwal pergi dan bangun tidur, ini bisa berbahaya. Faktanya, satu penelitian yang diterbitkan dalam Psychosomatic Medicine menemukan bahwa pasangan yang pergi tidur pada waktu yang sama, pasangan wanitanya akan bangun pagi dengan pandangan yang lebih positif tentang hubungan mereka.

9. Melupakan kencan berdua

Kesalahan suami baru berikutnya adalah suka melupakan kencan berdua. Ingatlah, hanya karena Anda telah menikah, bukan berarti Anda tidak perlu memelihara romantisme.

10. Berasumsi akan menghabiskan setiap detik bersama

Pernikahan bukan penjara. Jangan berharap begitu menikah, Anda dan istri akan lengket, tak terpisahkan 7 x 24 jam. “Penting bagi pria dan wanita menjaga persahabatan dan menikmati waktu sosial baik sebagai pasangan maupun sebagai individu,” kata Fraley.

11. Tidak melibatkan pasangan dalam pergaulan

Anda memang nggak harus selalu bersama. Anda juga boleh punya waktu ngumpul dengan teman-teman. Namun ada baiknya, Anda tanya ke pasangan apakah dia mau ikutan ngumpul atau punya rencana lain.

12. Memprioritaskan pekerjaan daripada hubungan Anda

Pekerjaan kita memang penting, tetapi saat Anda menikah, pekerjaan tidak bisa didahulukan 100% setiap saat. Jika Anda ingin perkawinan tetap kokoh, maka pasangan, waktu mereka, dan keinginan Anda untuk menghabiskan waktu bersama juga perlu menjadi prioritas.

13. Bersikap terlalu kritis terhadap pasangan

Mengkritik pasangan hanya karena caranya mengiris daging berbeda dari cara ibu Anda, atau caranya melipat pakaian terlihat sembarangan, bahkan memprotes gayanya bersenandung bisa bikin pernikahan Anda nggak bertahan lama.

14. Terlibat perselingkuhan emosional

Tidak berhubungan seksual dengan orang lain bukan berarti Anda sepenuhnya setia. Meskipun sehat dan normal mempertahankan hubungan dengan orang yang Anda sayangi sebelum menikah, jika hubungan Anda dengan teman tertentu terlalu dekat—atau jika Anda mendapati diri curhat kepada salah satu teman alih-alih pasangan—maka Anda memasuki wilayah berbahaya.

15. Nyelip di antara istri dan sahabatnya

Iya, sudah seharusnya Anda juga menjadi sahabat pasangan Anda, tapi bukan satu-satunya sahabat pasangan Anda.

“Pria cenderung berpikir dirinya bisa menjadi segala-galanya buat pasangan mereka: kekasih, orang kepercayaan, teman senang-senang, dan suami,” kata Fraley. Suami perlu memahami bahwa, betapa pun istrinya mencintainya, dia tidak akan pernah bisa menjadi sahabat perempuan istrinya.

Persepsi Selingkuh

16. Terburu-buru mengambil keputusan besar tepat setelah pernikahan

Masa bulan madu seharusnya dimanfaatkan untuk melakukan banyak penyesuaian sebelum mengambil beberapa keputusan besar yang berpengaruh terhadap masa depan pernikahan Anda. Meskipun sepertinya ini waktu yang tepat untuk segera memiliki anak, pindah ke kota atau negara baru, atau membeli rumah, sebaiknya buat perubahan secara perlahan, bertahap, dan penuh perhitungan.

17. Mencoba mengubah pasangan Anda

Pasangan seharusnya tumbuh bersama dalam pernikahan mereka dan mencoba mengubah pasangan Anda bukanlah rencana yang bagus. Anda berdua memang terikat secara hukum, tapi dia bukan properti Anda.

18. Memendam perasaan

Meledak secara emosional tentu saja bukan cara memelihara hubungan yang sehat, tetapi bukan berarti memendam kekesalan adalah pilihan yang lebih baik.

19. Memperlakukan pasangan Anda seperti teman sekamar

Memperlakukan pasangan seperti Anda memperlakukan kebanyakan orang yang bukan siapa-siapa Anda, bukanlah resep untuk pernikahan yang awet dan bahagia. Pasangan Anda adalah makhluk spesial, maka perlakukan ia lebih istimewa.

20. Membiarkan setiap perbedaan pendapat menjadi pertengkaran

Jika pasangan Anda lupa mengganti seprai atau merapikan tempat tidur, jangan gampang terpancing marah. Membiarkan apa yang seharusnya menjadi perselisihan kecil berubah menjadi pertengkaran hanya akan memicu bencana.

21. Abai bersikap sopan

Hanya karena Anda sudah menikah, bukan berarti Anda tidak perlu tetap bersikap sopan. Bahkan jika pasangan Anda hanya membuatkan secangkir kopi, ucapan “tolong” dan “terima kasih” akan membuat pasangan merasa dihargai.

22. Menutup diri saat Anda marah

Membiarkan amarah Anda meluap-luap tidaklah sehat, tetapi mengucilkan pasangan saat Anda kesal bukanlah hal yang lebih baik. Meskipun sulit, penting sekali menjaga jalur komunikasi tetap terbuka dengan pasangan Anda.

23. Tidak menjadikan keintiman sebagai prioritas

Kesalahan suami baru berikutnya adalah tidak menjadikan keintiman sebagai suatu prioritas. Seks memang bukanlah yang paling utama dalam pernikahan, tetapi juga bukan berarti nggak penting. Berasumsi Anda dapat mengesampingkan seks hanya karena Anda berdua terikat secara hukum dan agama dapat membahayakan pernikahan.

24. Punya hewan peliharaan tanpa bertanya

Anda menyukai hewan dan begitu juga pasangan. Jadi, Anda berpikir, tidak akan jadi masalah memberinya hewan peliharaan sebagai kejutan manis. That’s not nice. Menambahkan tanggung jawab baru tanpa berkonsultasi dengannya adalah tindakan egois.

25. Menolak terlibat dalam pengambilan keputusan

Mendominasi hubungan memang tidak baik, tetapi menyerahkan pengambilan keputusan seluruhnya kepada istri juga tidak ideal. Jika Anda ingin hubungan kalian bahagia dan sehat dalam jangka panjang, ada baiknya bekerja sama dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan.

26. Menuntut pasangan Anda menjadi orang tua seperti orang tua Anda

Hanya karena Anda dulu selalu bersekolah di sekolah mahal atau di keluarga Anda, wanita harus menjadi ibu rumah tangga, bukan berarti kehidupan pernikahan Anda harus mengadopsi cara yang sama persis.

27. Seluruh keluarga Anda harus terlibat dalam pengambilan keputusan

Meskipun keluarga Anda menjadi bagian besar dalam hidup Anda, ingat, sebagai orang yang sudah menikah, Anda memiliki keluarga sendiri. Meminta pendapat dan saran dari keluarga Anda adalah hal yang santun, tapi setelah menikah, pendapat pasangan Anda harus lebih diutamakan.

28. Mencoba memenangkan setiap argumen

Ini adalah kesalahan suami baru yang cukup banyak ditemukan. Dalam pernikahan akan ada lebih banyak perbedaan pendapat. Jadi, bijaklah bersikap. Pilih pertempuran Anda. Pada akhirnya, untuk membuat pernikahan Anda berhasil, bersikap baik (sesekali mengalah) lebih penting daripada memastikan Anda selalu benar.

29. Lupa menjadi teman untuk pasangan Anda

Menikah tidak berarti Anda harus melupakan bagian terpenting dari hubungan Anda: persahabatan Anda berdua. Justru setelah menikah, ikatan persahabatan ini harus diperkuat.

30. Hanya memikirkan kebutuhan sendiri

Para suami, sesekali mencucikan mobil pasangan Anda atau membersihkan dapur yang kotor di saat istri repot mengurus anak-anak nggak akan terlalu membebani kan? Ketika Anda menikah, bertindak seolah-olah Anda adalah satu-satunya orang yang perlu diperhatikan tentu nggak adil. Mulailah memberi perhatian buat pasangan Anda, tak masalah jika tindakan itu amat sederhana.

BACA JUGA: 10 Tanda Suami yang Layak Diceraikan Menurut Islam

Cover: Pexels

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan