10 Penyebab Orang Tua Gampang Marah ke Anak dan Cara Mengatasinya!

Parenting & Kids

Fannya Gita Alamanda・13 Dec 2022

detail-thumb

Kenali keadaan dan situasi apa saja yang bisa jadi penyebab orang tua gampang marah. Dengan begitu Mommies jadi tahu cara mengantisipasi dan mengatasinya.

Mengasuh anak itu bukan pekerjaan yang mudah. Saking nggak mudahnya, banyak orang tua yang dihantui perasaan bersalah bahkan frustrasi karena merasa nggak mampu memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka, sekeras apa pun mereka berusaha.

Seringkali, rasa frustrasi itu kian memperburuk keadaan. Mommies jadi lebih gampang marah, tersinggung, dan baperan. Namun tanpa tahu akar masalah yang membuat Mommies mudah marah, Mommies tidak akan bisa menemukan solusinya.

BACA JUGA: Dear Suami, Ini, Lho, yang Istri Harapkan Ketika Dirinya Sedang Marah

Penyebab Orang Tua Gampang Marah

Ini 10 beberapa penyebab yang bisa mengubah Mommies dari Cinderella yang manis dan lembut hati menjadi Mrs. Anger Issues, plus cara mengatasinya.

1. Ketika anak tidak mendengarkan

Penyebab orang tua gampang marah yang pertama adalah ketika anak-anak tidak mau mendengarkan atau bahkan menganggap ucapan Anda nggak penting memang sangat menjengkelkan. Apa yang biasanya dilakukan para orang tua? Yes, mereka akan berteriak untuk mendapatkan perhatian anak.

Hati-hati Mommies, jika metode ini selalu digunakan setiap kali kehilangan ketenangan, Anda justru sedang melatih anak untuk mengabaikan Anda. Mereka baru akan bereaksi setelah mendengar Anda berteriak.

Alih-alih berteriak, tarik napas dalam-dalam, sampaikan keinginan Anda (minus penjelasan yang bertele-tele), jangan terjebak untuk pamer siapa yang berkuasa, dan beri tenggat waktu.

Jika anak tidak melakukan yang Anda perintahkan, terapkan konsekuensinya. Ingatlah bahwa untuk mendapatkan rasa hormat anak, Anda juga harus menghormati mereka. Artinya, bersikaplah fleksibel, bila perlu.

2. Anda super sensitif

Cara anak remaja menanggapi saran dan nasihat dari orang yang lebih tua memang terkadang bikin sebal. Mereka memutar bola mata, mengulangi ucapan kita dengan mimik muka konyol, membanting pintu, dan mengatakan hal-hal yang rasa perihnya nonjok sampai ke ulu hati. Belum lagi kalau mereka mulai main rahasia-rahasiaan.

Ingat Mommies, remaja adalah makhluk yang rasa empatinya masih minus, hormon masih ‘berantakan’, dan sering sok dewasa (tapi percaya, deh, mereka masih mencintai dan membutuhkan Mommies, kok).

Ketika situasi di atas terjadi, Mommies harus tetap tenang dan jangan terpancing marah. Ucapan dan tindakannya yang tidak sopan bisa dibahas nanti. Tapi saat ini, membalas ucapannya yang menyakitkan hanya akan memperburuk keadaan.

3. Anda sangat kelelahan

Saat Anda kelelahan, semua hal terasa lebih berat. Bahkan hal kecil seperti anak remaja meninggalkan piring kotor di wastafel atau meninggalkan handuk basah di lantai dapat memicu emosi.

Masalah akan tetap ada sampai Anda menyadari pentingnya memikirkan dan mengutamakan diri sendiri. Jangan anggap remeh khasiat dari rutin melakukan me time, Mommies. Pergi makan siang dengan teman, ke salon, nonton drakor langsung 16 episode atau pergi ke Spa.

Beri tahu anak-anak dan suami kalau esok hari Anda mau senang-senang, all day long. Kondisi tubuh dan pikiran yang segar baik untuk diri sendiri dan buat anggota keluarga lainnya.

4. Anda merasa sendirian

Menjadi orang tua tunggal atau orang tua yang punya pasangan tapi pasangannya kurang terlibat dalam urusan merawat dan membesarkan anak-anak bisa menimbulkan rasa frustrasi. Apalagi jika tak ada anggota keluarga yang bisa dimintai bantuan. Merasa sendirian dan tak punya support system dapat memicu frustrasi dan kemarahan.

Pertama, Anda tidak sendiri. BANYAK ibu merasa kesepian dan kewalahan dengan menjadi orang tua. Kedua, miliki banyak teman dengan aktif mengikuti berbagai kegiatan di sekolah anak atau di lingkungan tempat Anda tinggal. Ketiga, bagi tugas-tugas rumah tangga dengan anggota keluarga dan pastikan mereka bertanggung jawab. Intinya, jangan pikul beban sendirian.

5. Harapan Anda ketinggian

Anda tidak harus membuat makan malam sehat setiap malam. Jangan terlalu diambil pusing jika anak remaja Anda memakai hoodie yang sama dua hari berturut-turut. Sesekali, abaikan piring kotor di wastafel.

Turunkan ekspektasi Anda sedikit. Belajarlah untuk merelakan hal-hal tertentu. Tutup pintu kamar anak remaja Anda jika Anda nggak tahan liat bagian dalamnya. Jangan stres hanya karena Anda menunda mencuci baju satu hari. Berhentilah terlalu keras terhadap diri sendiri dan anak-anak Anda.

6. Anda stres

Stres dan perasaan cemas biasanya berasal dari keinginan kita untuk mengontrol hasil dari situasi atau keadaan. Coba, deh, belajar menerima kenyataan bahwa ada hal-hal yang dapat Anda kendalikan dan hal-hal yang sebaiknya diikhlaskan saja.

Anda tidak bisa memastikan anak-anak selalu bisa membuat pilihan yang cerdas di sepanjang hidupnya. Namun Anda dapat menanamkan nilai-nilai kebaikan, prinsip hidup yang positif, dan mengajar mereka mengenali konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil.

7. Anda merasa dimanfaatkan

Tidak ada yang dapat memicu rasa frustrasi seorang ibu selain ketika dia tahu dirinya dimanfaatkan atau dimanipulasi oleh anak-anaknya. Meskipun kemungkinan besar mereka tidak melakukannya dengan sengaja, itu tetap akan bikin Anda murka.

Berhentilah berasumsi bahwa keluarga tahu semua hal yang mengganggu pikiran Anda tanpa diberitahu. Sampaikan dengan baik hal-hal yang mengganggu pikiran, misalnya Anda lelah jika harus mengantar teman-teman anak pulang setiap kali mereka main ke rumah.

Bersikap terbuka dan jujur tentang perasaan sendiri adalah kuncinya. Selain itu, jangan merasa bersalah karena menolak permintaan anak. Itu yang dinamakan batasan. Mommies tahu anak-anak butuh batasan.

8. Anda merasa kurang dihargai

Bukannya para orang tua menuntut hadiah setiap hari untuk jerih lelah memastikan anak-anak mereka hidup senyaman mungkin. Namun sedikit ucapan “Terima kasih” atau “Saya sayang sama Mama dan Papa” pasti mampu mengurangi rasa lelah.

Jika itu yang Anda harapkan, bicarakan dengan anak-anak tentang perasaan Anda. Beri tahu mereka bahwa Anda merasa kurang dihargai. Ajari anak untuk dapat mengeksrepsikan perasaan, menunjukkan penghargaan terhadap hal-hal baik yang orang lain lakukan untuk mereka, terutama kepada orang tua. Jangan lupa, beri contoh.

9. Hidup Anda terasa kacau dan berantakan

Tengok rumah dan isinya. Bersih dan rapi atau sebaliknya? Lingkungan Anda memainkan peran besar, tidak hanya terhadap perasaan, tetapi juga dalam cara Anda menangani stres.

Pilih tiga area terpenting di rumah yang memicu rasa frustrasi dan atasi satu per satu. Rapikan dan bersihkan. Beli tempat sampah, kotak, dan map untuk menyimpan file, apa pun yang dibutuhkan untuk membuat rumah Anda bersih dan rapi. Percaya deh, begitu lihat rumah dalam kondisi yang menyenangkan, hati Anda pun akan ikut riang.

10. Hidup terasa tak terkendali dan Anda butuh istirahat

Entah itu halaman rumah yang semrawut, kekurangajaran anak, atau ekspektasi keluarga Anda yang tidak realistis, terkadang hidup bersama keluarga bisa terasa di luar kendali, membuat Anda merasa kewalahan dan jengkel.

Daripada cuma meratapi nasib, ambil tindakan! Anda dapat menerapkan aturan untuk mengurangi beban diri, misalnya beritahu anak sebuah fakta bahwa Anda bukan superwoman yang nggak bisa capek, Anda butuh bantuan mereka untuk ikut menjaga kebersihan rumah.

BACA JUGA: Alasan Anak Sering Marah Tanpa Sebab dan Cara Mengatasinya

Cover: Pexels