Sorry, we couldn't find any article matching ''
7 Pelajaran yang Anak Bisa Teladani dari Sosok Ibu
Ini hanya sebagian kecil dari segudang pelajaran yang anak bisa teladani dari sosok ibu. Siapin tisu buat baca yang nomor tujuh.
Di balik keluhan, omelan dan desahan seorang ibu, sesungguhnya ada upaya untuk melakukan yang paling baik semampu dirinya lakukan. Di dalam perjalanannya, saya percaya, setiap kita berusaha untuk lebih baik setiap harinya. Nggak lain agar anak-anak kita bisa mengambil pelajaran hidup dari sosok ibu yang bakal bermanfaat buat diri mereka nantinya.
Itulah mengapa seorang ibu nggak boleh berhenti belajar buat terus mindful dalam menjalani perannya, agar menghasilkan anak-anak yang berkepribadian baik kelak.
Dari keseharian yang anak-anak lihat di rumah tentang apa yang kita lakukan, rasakan, hadapi, tangani, banyak banget yang mereka bisa teladani dari kita. Setidaknya, ini tujuh di antaranya.
Tujuh Pelajaran dari Sosok Ibu
Tidak mementingkan diri sendiri
Bagi ibu, keluarga adalah prioritas yang nggak bisa ditawar. Ketika anak-anak dan suami sudah tidur malam hari, ibu masih terjaga untuk menyiapkan olahan sarapan dan persiapan lainnya untuk besok pagi.
“Anakku bekal apa, ya, besok?”
“Siapin baju ngantor suami dulu, ah.”
“Libur sekolah ajak anak-anak main ke mana ya?”
Bukannya nggak mikirin diri sendiri, tapi seorang ibu menyadari apa kebutuhan keluarganya, sehingga ia berusaha memenuhinya. Dengan memenuhi keperluan keluarga, ibu juga ikut merasa tenang.
Mampu multitasking namun tetap teratur
Mungkin nggak sekarang anak bisa memahami pentingnya memiliki kemampuan untuk melakukan 2-3 tugas dalam waktu yang hampir bersamaan. Menjalani peran sebagai ibu, istri sekaligus pekerja menuntut seorang ibu untuk cekatan ber-multitasking, namun tetap sadar dengan apa yang sedang dikerjakan, sehingga hasilnya nggak amburadul. Mengamati mommies mampu membagi fokus antara meeting sambil menyuapi adik akan menjadi bekal bagi anak saat ia dihadapkan pada peran ganda kelak dewasa.
Seorang pekerja keras, lagi rajin
Banyak ibu yang kini juga ikut menyokong suami untuk mencari nafkah. Bahkan, para ibu yang berstatus single parent, harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Itu baru urusan nafkah. Belum merawat anak, mengurus rumah tangga, dan tetek bengek lainnya? Nggak ada ruang buat bermalas-malasan, atau berlambat-lambat, kecuali memang sudah waktunya me time. Tanpa perlu dijelaskan dengan kata-kata, anak-anak pasti bisa melihat kerja keras dan sikap rajin sang ibu.
Mampu mengatur waktu dengan efisien
Bangun lebih pagi, tidur lebih malam, menyusun jadwal harian, sat set siapin bekal anak sekolah, antar anak, setelah itu bekerja, jemput anak, belanja kebutuhan online, siapin makan siang/malam, temanin anak belajar, dan seterusnya. Mengalokasi waktu untuk setiap urusan, sudah menjadi makanan ibu sehari-hari.
Baca juga: Keterampilan Ibu Rumah Tangga yang Bermanfaat untuk Dunia Kerja
Mengatur pekerjaan sesuai skala prioritas
Di kepala dan benak seorang ibu, urutan pekerjaan sudah tersusun rapi. Ibu yang bijak tahu apa yang harus dilakukan paling awal dan yang paling akhir sesuai ukuran waktu dan skala prioritas. Anak-anak akan terbiasa untuk mendahulukan belajar dibanding bermain game, mandi dahulu sebelum makan malam, dan membereskan tanggung jawab lainnya sebelum pergi piknik ketika sang ibu memberi teladan serupa.
Kewajiban dan tanggung jawab dahulu, hiburan kemudian
Di rumah, kami memiliki aturan tak boleh menonton TV begitu bangun pagi. Walau libur sekalipun. Menonton TV diizinkan jika kewajiban utama seperti mandi, sarapan, doa pagi bersama dan beres-beres rumah sudah dikerjakan. Namun, terkadang anak-anak mencoba-coba melanggar. Nggak perlu repot mengomel, saya hanya bilang: “Pernahkah kalian melihat mama bangun langsung nonton Netflix?” Hahaha, simpel!
Namun, ibu juga manusia, bisa marah, sedih, kecewa, dan menangis
Dari ibu, anak bisa mengerti bahwa peran ibu itu tentu melelahkan. Dalam perjalanannya, ibu bisa saja mengalami kelelahan fisik yang luar biasa, jatuh sakit, stres, cemas, burnout dan beraneka kondisi dan perasaan negatif yang umum dihadapi oleh para ibu, dan membuat kita mengomel atau nggak sengaja membentak.
Mereka bisa belajar sometimes it’s okay not to be okay dari seorang ibu. Dari situ anak sekaligus belajar bagaimana sang ibu berusaha mengelola emosi negatif tersebut. Entah itu dengan cara meminta waktu buat merenung sendiri, menarik nafas, menangis dan lainnya. Anak bisa meneladani sikap peka sekaligus tegar dari sosok ibu.
Ibu nggak selalu kuat, nggak selalu bisa, nggak selalu sehat, nggak selalu tegar; tapi yang pasti, ibu nggak pernah berhenti berusaha. Semoga kita semua berhasil untuk menjadi teladan buat anak-anak kita, ya, moms. Peluk virtual semua ibu!
Baca juga: 7 Stereotip Pada Ibu Bekerja yang Paling Dibenci Perempuan
Follow us on Instagram
Share Article
COMMENTS