banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

Begini Cara Ciptakan Lingkungan Kerja Yang Ideal Untuk Kesehatan Mental

author

Fannya Gita Alamanda18 Oct 2022

Begini Cara Ciptakan Lingkungan Kerja Yang Ideal Untuk Kesehatan Mental

Ciptakan lingkungan kerja yang ideal bagi kesehatan mental penting untuk dipahami para pemilik perusahaan. Bagaimana caranya? Cek di sini!

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, sekitar 80% orang dewasa mengalami kesulitan dengan pekerjaan, keluarga, bahkan bersosialisasi karena alami depresi di tempat kerja.

Lingkungan kerja, terutama, kerap jadi penyebab terbesar seseoang mengalami depresi. Jika tim kerja depresi dan dilanda cemas, itu akan berdampak pada kinerjanya. Kinerja buruk tentu menghasilkan output yang buruk juga. Jika sudah begitu, siapa yang paling merugi? Tentu saja perusahaan.

Menurut survei yang dilakukan kepada pekerja kantoran (Juli 2018) dari Peldon Rose:
• 72% karyawan ingin pemilik perusahaan memerhatikan kesehatan dan kesejahteraan mental pekerjanya.
• Skala prioritas setiap generasi mengenai kesehatan mental: Gen Z (76%), Milenial (73%), Gen X (75%), Baby Boomer (56%).

Baca juga: 9 Tanda Kita Meremehkan Kesehatan Mental

Sifat Atasan di Kantor Berdasarkan Zodiak dan Cara Menghadapinya

Ciptakan budaya kerja yang mendukung kesehatan mental

“Salah satu cara terbaik untuk menciptakan budaya yang mendukung kesehatan mental adalah memastikan karyawan bekerja pakai hati dan memiliki tujuan. Coba berikan otonomi dan sumber daya kepada karyawan. Jika tim Anda mendapat dukungan dan Anda memercayai mereka untuk melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan, mereka akan bekerja dengan bahagia, sehingga mengurangi risiko depresi,” kata Tomas Chamorro Premuzic, Chief Talent Scientist dari ManpowerGroup.

Seperti apa tipe pemimpin yang paling buruk? Pemimpin yang bikin stres anak buahnya dengan meninggalkan karyawan mereka tanpa arahan, tidak menunjukkan perhatian, abai terhadap kesejahteraan moral dan mental.

Manfaatnya memberi dukungan kesehatan mental

Peningkatan produktivitas: Penelitian menunjukkan bahwa hampir 86% karyawan yang mendapatkan perawatan akibat depresi melaporkan peningkatan kinerja. Dan pengobatan depresi telah terbukti mengurangi izin sakit karyawan 40 hingga 60%.

Peningkatan retensi: Survei tahun 2019 terhadap lebih dari 1.500 karyawan melaporkan 59 persen responden mengatakan berhenti bekerja karena mengalami tekanan mental di tempat kerja.

Penurunan biaya perawatan kesehatan: menurut National Alliance on Mental Illness penyakit kardiovaskular dan metabolisme dua kali lebih tinggi pada orang dewasa yang mengalami depresi. Biaya tidak melakukan apa-apa akan lebih tinggi, dibandingkan berinvestasi dengan melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan.

Baca juga: 8 Tanda Pekerjaan Sudah Membahayakan Kesehatan Mental Anda

Para pengusaha, lakukan ini

5 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Resign dari Kantor

• Meningkatkan kesadaran
Memberi akses kepada karyawan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai kesehatan mental. Menanamkan kesadaran kepada para karyawan untuk peduli terhadap rekan-rekan kerja mereka yang tampaknya mengalami tekanan emosional dan memberikan bantuan.

• Memberikan pelatihan kepada manajer
Memberikan kesempatan bagi level manajer mengikuti pelatihan untuk membantu staf yang mengalami masalah kesehatan mental. Para manajer harus tahu bahwa satu cara tidak bisa diterapkan sama ke semua kasus. Manajer perlu memahami bahwa setiap karyawan berbeda.

• Mendorong kehidupan yang seimbang
Jam kerja yang fleksibel efeknya sangat positif, memberi kontrol yang lebih besar, menghindari kemacetan lalu lintas, dan waktu untuk berobat ke dokter – yang semuanya penting bagi mereka yang mengalami tekanan mental. Penelitian menunjukkan bahwa 33% dari mereka yang harus menempuh perjalan jauh dan menghadapi macet berjam-jam (lebih dari 60 menit sekali jalan) lebih mungkin menderita depresi.

• Mengembangkan kebijakan kesehatan mental
Apakah perusahaan punya kebijakan untuk mencegah terjadinya diskriminasi (termasuk penindasan dan pelecehan) di tempat kerja? Jika Anda sudah memiliki beberapa kebijakan, tinjau kembali dan lihat apakah kebijakan tersebut membawa manfaat bagi karyawan.

• Perlakukan setiap pribadi dengan adil
Adil adalah memperlakukan orang seusai kebutuhan mereka, bukan sama rata, sama rasa. Berasumsi bahwa karyawan memiliki nilai dan preferensi yang sama dengan Anda tanpa sadar membuat Anda memaksakan kehendak. Karyawan yang merasa dirinya berbeda akan merasa dikucilkan dan terasing, berisiko membuat mereka menderita secara mental.

• Pemeriksaan kesehatan mental rutin
Pengusaha dapat menjaga kesehatan mental karyawan mereka dengan mendorong karyawan melakukan pemeriksaan kesehatan mental secara online dan gratis seperti di Pijar Psikologi

https://pijarpsikologi.org/tes-kesehatan-mental, https://airlanggasafespace.com/mental-health-test/, atau https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSf9_LfRkpEUsGeph_xuocYzDsWIpjInVtVQv8oaNf1sU5n6Ew/viewform.

• Pantau keterlibatan karyawan
Banyak perusahaan besar mensurvei sikap karyawan untuk melihat bagaimana mereka menjalani pekerjaan mereka, tetapi hanya sedikit perusahaan yang menyadari betapa pentingnya keterlibatan karyawan untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan. Ketika karyawan terlibat bukan hanya fisik, tetapi juga perasaan, mereka akan antusias, positif, bersemangat, dan punya rasa bangga terhadap pekerjaan dan perusahaan tempat mereka bekerja.

Perusahaan yang berinvestasi dalam kesehatan mental karyawannya dan mendorong dialog terbuka akan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan sehat.

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan