banner-detik
PARENTING & KIDS

Saat si Anak Remaja Masuk ke Geng Sekolah

author

fiaindriokusumo26 Sep 2022

Saat si Anak Remaja Masuk ke Geng Sekolah

Geng sekolah anak SMA, kira-kira bagaimana rasanya ketika kita dapat Whatsapp dari anak yang menginformasikan: Ma, aku ikut geng di sekolah ya. Di saat baru saja mendapat kabar mengenai kejadian bullying di sekolahnya yang dilakukan oleh salah satu anggota geng. 

Beberapa waktu lalu ramai di Twitter sebuah thread yang membahas mengenai issue bullying di sebuah Sekolah Menengah Atas swasta di daerah Cibubur. Yes, itu sekolah anak saya. Singkat cerita, di sekolah tersebut ada dua geng yang berdiri sejak lama, sebut saja geng A dan geng B. Lalu ramai berita di Twitter mengenai kasus bullying yang dilakukan oleh para anggota geng A. Banyak yang langsung menjapri saya karena mereka tahu di sana anak-anak saya bersekolah. Saya mencari tahu dari banyak pihak tentang issue ini. Ternyata benar.

Kemudian saya mengontak anak saya, tidak untuk bertanya mengenai kebenaran berita tersebut, namun tentang apakah dia ikut-ikutan menjadi anggota geng, apakah dia pernah menjadi pelaku maupun korban? Dan jawabannya adalah:

“Iya Ma, aku ikut geng tapi bukan geng A, aku ikut geng B. Dan nggak kok, aku nggak terlalu aktif, teman-temanku juga nggak menjadi pelaku atau korban, aku juga nggak.”

Baca juga: 6 Jenis Bullying yang Harus diketahui Orang tua

Saya terdiam cukup lama. Di satu sisi saya beryukur, walaupun anak saya tahu bahwa issue geng di sekolahnya sedang ramai di pemberitaan, namun dia berani tetap terbuka sama saya. Namun di sisi lain, sebagai orang tua pada umumnya, saya khawatir. Inginnya sih langsung bisa: Keluar aja dari geng-geng-an, ngapain sih, kayak nggak ada kerjaan.

Tapi kembali lagi, saya mencoba mengingat ketika saya berada di usia dia. Kira-kira, sebagai anak usia remaja, kenapa ya saya mau ikutan di dalam geng, tujuan saya apa? Kalau orang tua saya marah-marah dan menyuruh saya keluar, apakah saya akan mendengarkan? dan sejuta pertanyaan lain berseliweran di kepala saya. Sampai akhirnya, yang keluar dari mulut saya adalah: Apa tujuan kamu ikut geng-geng tersebut? Keluar segudang jawaban dari dia:

Aku mau memperluas relasi ma. Aku juga mau mengubah persepsi orang tentang geng walau aku tahu itu susah. Dan menurut aku, lebih baik diedukasi, jangan dibubarin. Karena bagaimana pun ada sisi positifnya, kok.

Akhirnya saya hanya bilang: terima kasih sudah mau jujur, tapi janji sama mama bahwa kamu TIDAK AKAN melewati batas, kamu tidak akan merugikan diri kamu sendiri dan orang lain, dan kalau terjadi APA PUN, hal buruk atau baik, kamu sebagai pelaku maupun korban (amit-amit) janji kamu akan cerita ke mama.

 

Photo by Road Ahead on Unsplash

Baca juga: Hati-hati, Anak Jadi Korban atau Pelaku Bullying Karena Sikap Orang tua yang Keliru

Saya juga mewawancara mbak Vera Itabiliana selalu Psikolog Anak dan Remaja, lalu bertanya, apakah tindakan saya sudah tepat? Bagaimana orang tua harus bereaksi ketika anak-anak remaja ini tiba-tiba masuk ke dalam geng sekolah? Berikut hasil wawancara saya:

Kenapa di masa SMA, mulai ramai sih mbak urusan geng-geng ini?

Sebenarnya geng ini dari SD atau SMP sudah ada, hanya saja memasuki usia SMA terlihat semakin menonjol karena anak-anaknya sudah mulai memiliki kekuasaan lebih untuk berkumpul atau berorganisasi. Waktu di luar rumah atau sekolah juga lebih banyak sehingga lebih berkuasa untuk berkumpul. Menjadi bangian dari geng juga merupakan kebutuhan identitas mereka sebagai remaja yang sudah memantapkan jati diri.

Ketika anak diajak masuk geng tersebut oleh senior atau temannya, apa yang sebaiknya dilakukan ketika anak tidak mau?

Ada beberapa pilihan yang bisa dilakukan, menghindar, menolak langsung secara tegas, dan meminta bantuan orang tua atau guru untuk intervensi.

Jika ternyata anak ingin ikut di dalam geng tersebut, apa saja yang harus diperhatikan orang tua?

– Apa tujuan anak untuk bergabung di geng tersebut? Apa yang ingin dia capai

– Apa saja kegiatan di dalam geng tersebut?

– Kapan dan di mana biasanya anggota geng berkumpul?

– Seberapa jauh geng ini menganggu kegiatan belajar?

– Komunikasikan dengan guru atau pihak sekolah, perihal geng tersebut. Apakah pihak sekolah tahu? Sejauh mana pemantauan sekolah?

Bagaimana sekolah sebaiknya menyikap urusan geng-geng ini?

– Berikan aturan tegas do’s and dont’s-nya, karena jika dibubarkan juga akan terasa sulit.  Karena kebanyakan geng sudah berlangsung lama di sekolah tersebut.

– Libatkan alumni untuk membantu mengawasi geng ini, karena yang sudah-sudah alumni juga masih ikutan nimbrung di geng ini termasuk dalam rekruitmen anggota baru.

– Beri aturan tegas pada siswa-siswi, misalnya jika ketahuan bergabung di dalam geng tersebut maka akan dikurangi nilainya atau bisa hilang kesempatan ikut SNMPTN.

Apa saja plus minus dari adanya geng di sekolah?

Positifnya: Mengembangkan kekompakan, melatih kemampuan berorganisasi skala kecil, anak juga belajar memiliki sense of rootedness.

Negatifnya: Menganggu fokus belajar, bisa mempelajari nilai-nilai yang kurang tepat, seperti kekerasan, serta abuse of power.

Semua kembali kepada orang tua sih, value apa yang ingin mereka terapkan ke anak. Melarang atau memberi izin dengan batasan. Tapi semua kembali kepada keterbukaan dan komunikasi, itu yang paling penting menurut saya.

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.

banner-detik

POPULAR ARTICLE

banner-detik
banner-detik

COMMENTS