Sorry, we couldn't find any article matching ''
3 Alasan Kenapa Eyang Lebih Sayang Cucu Dibanding Anak Sendiri, Ada Penelitiannya!
Kalau eyang lebih sayang cucu dibanding kita, anaknya sendiri, itu bukan sekedar perasaan kita aja, tapi memang sudah dibuktikan melalui penelitian. Cek faktanya berikut.
Semua orang tua pasti ngerasain bahwa para eyang lebih sayang dengan cucu mereka dibanding kita, anaknya sendiri. Kita juga dulu merasakan hal yang sama. Ketika kecil, eyang, mbah, ompung, nenek, nini, oma juga nampak banget lebih sayang dan manjain kita, tapi nggak kepada anaknya sendiri. Tampaknya hubungan dengan jarak dua generasi bisa lebih loving dan caring ketimbang jarak satu generasi. Kalau para eyang mana ada ngomel-ngomel ke cucu, lha kalau bapak ibu ke anak? Hahaha..
Menyoal eyang yang tampak lebih sayang kepada cucu dibanding anak sendiri ini ternyata bukan perasaan kita saja, melainkan sudah dibuktikan dengan penelitian.
Seperti dilansir dari parents.com, James Rilling, profesor di Departemen Antropologi Emory dan Departemen Psikiatri dan Ilmu Perilaku di Universitas Emory, meneliti hal ini dengan cara memindai otak 50 nenek saat mereka melihat foto cucu mereka yang masih kecil.
Hasil pindai secara umum menunjukkan bahwa ada aktivasi di area otak yang terkait dengan empati emosional para nenek. Itu tandanya, para nenek diarahkan untuk merasakan apa yang dirasakan cucu mereka ketika mereka berinteraksi dengan mereka. Jika cucu mereka tersenyum, mereka merasakan kegembiraan anak itu. Dan jika cucu mereka menangis, mereka merasakan sakit dan kesusahan anak itu.
Sementara ketika mereka ditunjukkan foto anak mereka yang sudah dewasa, para nenek nggak menunjukkan level emosi yang sama. Mengapa? Ini jawabannya.
Baca juga: 4 Manfaat Membiarkan si Kecil Main Sama Kakek Neneknya
Cucu itu imut, nggak seperti anak-anaknya yang sudah dewasa
Kemungkinan besar, “faktor imut”nya anak-anak kecil memainkan peran dalam hasil, yang mencerminkan respons emosional yang lebih kuat kepada cucu, menurut Rilling. Ini juga bisa dikuatkan dengan melihat reaksi kakek nenek ketika kita berkunjung ke rumah mereka. Senyum sumringah mereka merekah begitu melihat cucu. Sementara kalau melihat kita? Biasa aja, hahaha. Yaaa tetap senang, sih, dikunjungi anak, tapi beda reaksi. Nggak seheboh kalau lihat cucu. Ini karena kita sudah nggak imut lagi di mata para eyang.
Kakek nenek punya waktu lebih banyak
Karena sudah tak banyak kegiatan yang menuntut waktu mereka lagi, para eyang jadi punya waktu bermain lebih banyak dengan para cucu, ketimbang waktu yang mereka punya dulu sebagai orang tua. Sekarang, mereka jadi bisa lebih menikmati momen-momen bersama cucu lebih dari apa yang mereka lakukan sebagai orang tua.
Tak ada beban keuangan
Peneliti juga mencatat bahwa perbedaan respons emosional para kakek nenek berkaitan dengan kebebasan dari tanggung jawab keuangan. Mereka senang karena merasa tak ada lagi tekanan keuangan seperti saat membesarkan anak-anak mereka dulu. Nggak jarang kita lihat para kakek nenek lebih royal kepada cucu dibanding kepada kita dulu saat kecil. Membelikan hadiah, makanan favorit cucu, dan seterusnya, tanpa perlu khawatir soal biaya sekolah atau biaya primer cucu lainnya.
Apapun alasannya, walau eyang lebih sayang cucu dibanding anaknya, kita juga turut senang melihat anak kita punya kesempatan tumbuh dengan kasih sayang eyang-eyangnya. Ya, nggak?
Baca juga: Walau Sayang, Bukan Berarti Kakek Nekek Ingin Momong Cucu Terus-Menerus. Mau Tahu Alasannya?
Share Article
COMMENTS