Sorry, we couldn't find any article matching ''
Bisa Dideteksi Sejak Remaja, Ini Pentingnya Kenali Bipolar pada Anak dan Cara Menanganinya
Jangan langsung self diagnosis ketika anak sering mengalami perubahan mood yang mengganggu. Kenali terlebih dulu bipolar pada anak berikut ini agar tahu cara menanganinya.
Kata bipolar pasti sudah tidak asing didengar. Apalagi dengan banyaknya berita di televisi dan media sosial tentang selebriti yang mengungkap dirinya mengalami bipolar dan banyak berbagi cerita mengenai kondisi ini di media sosial pribadinya.
Setelah mencuatnya berita ini, semakin banyak orang yang ingin mengetahui mengenai kesehatan mental dirinya, bahkan juga mulai aware dengan kondisi mental anak-anaknya.
Ternyata, gangguan mental ini sudah bisa terdeteksi sejak masa kanak-kanak lho, Mommies. Namun sebelum mengenal bagaimana cara mendeteksinya, kenali terlebih dulu tanda-tanda bipolar pada anak apa saja yang harus diketahui dan diwaspadai orang tua.
Apa itu bipolar?
Bipolar berasal dari kata ‘bi’, yang berarti dua, dan ‘polar’, yang berarti kutub. Bipolar adalah dua kutub yang berbeda, didefinisikan sebagai suasana hati yang dapat berubah tinggi dan kemudian tiba-tiba menjadi rendah.
Dalam dunia medis, gangguan bipolar adalah gangguan mood kronis yang disebabkan oleh masalah neurotransmiter atau ketidakseimbangan neurokimia di otak. Pada orang yang didiagnosis dengan gangguan bipolar, koneksi di saraf, terutama di otak tengah, mengembangkan masalah yang menyebabkan perubahan suasana hati yang dramatis.
BACA JUGA: Hubungan antara Kecanduan Seks dan Gangguan Bipolar
Angka bipolar di Indonesia
Secara epidemiologi, prevalensi kasus gangguan bipolar di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 10% sampai 20%. Prevalensi gangguan bipolar antara laki-laki dan perempuan bipolar adalah sama, atau bisa dibilang tidak ada perbedaan yang berarti.
Menurut ulasan dalam sebuah jurnal, sekitar 1 dari 100 orang dapat mengalami gangguan bipolar. Penyakit ini dapat dideteksi sejak masa remaja, yaitu antara usia 14 hingga 19 tahun.
Penyebab dan pemicu bipolar
Hingga saat ini, penyebab gangguan bipolar belum dapat dipastikan. Namun, banyak ahli mengatakan gangguan mood kronis ini terjadi karena ketidakseimbangan neurotransmiter.
Namun, gangguan bipolar dapat diturunkan secara genetika dalam keluarga. Pemicunya bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keuangan, masalah keluarga, dan lainnya.
Gejala bipolar
Gangguan perubahan suasana hati atau mood ini akan muncul tergantung dengan episode yang dialami seseorang yang didiagnosa bipolar. Berikut 2 tipe atau episode dalam bipolar beserta gejalanya.
1. Episode depresi
Depresi bisa menjadi salah satu gejala dan episode dalam bipolar. Depresi pada bipolar ini berbeda dengan depresi murni atau mayor.
Orang yang didiagnosa bipolar cenderung sering mengalami perubahan suasana hati. Sementara pada depresi mayor, suasana hati tidak berubah.
Berikut gejala bipolar saat sedang mengalami episode depresi:
- Sering merasa sedih atau tidak bahagia.
- Gangguan tidur dan makan.
- Muncul perasaan bersalah.
- Penurunan konsentrasi.
- Muncul rasa putus asa hingga keinginan bunuh diri.
2. Episode manik
- Perilaku berubah menjadi aneh.
- Sering berhalusinasi.
- Paranoid.
- Mudah curiga tapi berbeda dengan tanda skizofrenia.
- Merasa punya banyak ide, tapi tak satupun bisa dieksekusi dengan baik.
- Bertindak impulsif.
- Waham atau curiga.
3. Episode campuran
Beberapa orang bipolar ada juga yang mengalami episode campuran, yaitu gabungan fase depresi dan manik. Orang dengan bipolar fase ini akan mengalami perubahan mood yang sangat cepat.
Lalu bagaimana cara mendiagnosis dan apa yang harus orang tua lakukan? Mommies bisa baca selengkapnya di halaman selanjutnya.
BACA JUGA: Psychotic Break. Tak Cuma Lady Gaga, Ternyata Dialami Banyak Wanita
Cover image: Photo by SHVETS production on Pexels
Share Article
COMMENTS