banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Ingin Kesalahan Anda dimaafkan? Kuasai 5 Apology Language Berikut Ini

author

Fannya Gita Alamanda25 Aug 2022

Ingin Kesalahan Anda dimaafkan? Kuasai 5 Apology Language Berikut Ini

Apology language membuat kita menjadi paham cara meminta maaf yang benar. Dari lima Apology Language ini, kira-kira yang mana yang sesuai dengan Anda dan pasangan?

Pernah nggak Anda meminta maaf tapi merasa permintaan maaf Anda diragukan ketulusannya? Jika Anda pernah mengalami situasi itu, terutama dengan pasangan, bisa jadi ini karena kalian berdua bicara dalam ‘bahasa’ yang berbeda.

Lima jenis apology language

– Expressing regret (mengungkapkan penyesalan)

– Accepting responsibility (menerima konsekuensi)

– Making restitution (memberikan ganti rugi)

– Genuinely repenting (sungguh-sungguh menyesal yang diperlihatkan dari perubahan sikap)

– Requesting forgiveness (meminta pengampunan dari orang yang di/tersakiti).

Apology language diteliti dan dikembangkan oleh Gary Chapman, Ph.D., dan psikolog Jennifer Thomas, Ph.D., untuk membantu banyak orang paham pentingnya meminta maaf. Tapi nggak sekadar bilang ‘Maaf’ karena permintaan maaf dan penyesalan akan semakin ‘nendang’ jika ditunjukkan melalui tindakan.

Memahami apology language akan membantu Anda ngerti kapan, bagaimana cara yang benar dalam meminta maaf, dan ini yang nggak kalah penting, berbicara dalam bahasa yang sama. Yuk kita baca satu-satu penjelasannya.

Expressing regret

Expressing regret atau mengungkapkan penyesalan. Contoh sederhananya ketika Anda mengatakan “Saya minta maaf.” Meskipun terdengar singkat, padat dan jelas, tapi belum tentu ikhlas. Kesombongan bisa membuat orang minta maaf tapi nggak tulus. Jadi, bersamaan dengan terucapnya kata “Maaf”, ini harus disertai rasa menyesal yang sungguh-sungguh. Tapi ini nggak berlaku ketika seseorang baru meminta maaf setelah kepergok. Artinya, dia minta maaf bukan karena sadar telah berbuat salah dan menyesal tapi gegara keburu ketahuan.

Contoh ungkapan penyesalan yang tulus:

• Mengaku salah dan memahami rasa sakit yang disebabkan oleh sikap Anda
• Bahasa tubuh menunjukkan penyesalan yang sungguh-sungguh
• Straight to the point katakan, “Saya minta maaf untuk …”

Contoh apology language yang nggak tulus:

• Kasih alasan atau pembenaran, misalnya, “Maaf, tapi …”
• Pengalihan kesalahan misalnya, “Saya lakukan itu karena saya pikir kamu …”
• Meminta maaf atas apa yang mereka rasakan, bukan karena tindakan atau ucapan Anda, misalnya, “Saya minta maaf Anda terluka.”

Accepting responsibility

Menerima konsekuensi. Ini terjadi ketika seseorang benar-benar mengakui bahwa tindakannya salah. Saat mengakui kesalahan, sebutkan kesalahan yang telah Anda lakukan agar orang kepada siapa Anda telah berbuat salah tahu bahwa Anda paham apa kesalahan Anda.

Contoh menerima konsekuensi yang tulus:

• Mengatakan, “Saya salah, saya minta maaf” tanpa tambahan alasan, pembelan, dan pembenaran diri
• Mengetahui perbedaan antara “Saya salah” (bersalah) dan “Saya mengacau” (malu)
• Anda memang berhak menunjukkan emosi marah, menangis, berteriak, bahkan diam karena frustrasi terhadap sesuatu, tapi akui juga bahwa Anda salah telah melampiaskan kekesalan kepada pasangan Anda.

Contoh apology language yang nggak tulus

• Malah menyalahkan pasangan atas tindakan Anda, misal, “Saya teriak karena kamu nggak mau bicara.”
• Menyepelekan kesalahan Anda dengan bilang, “Saya memang salah, tapi …”

Making restitution

Memberi ganti rugi. Ini termasuk mencari cara untuk memperbaiki situasi. Biasanya terjadi ketika seseorang menghilangkan atau merusak sebuah barang dan ia menawarkan untuk mengganti barang tersebut atau membayar ketidaknyamanan yang disebabkan. Hal ini juga dapat terjadi dalam situasi yang lebih serius seperti saat suami/istri berkhianat dan ingin menebus kesalahannya.

Contoh membuat restitusi yang tulus:

• Minta maaf dan beritahu apa yang akan Anda lakukan untuk memperbaiki kesalahan Anda
• Menggunakan bahasa cinta yang dipahami pasangan Anda untuk menunjukkan Anda serius gin menebus kesalahan
• Sesuatu diberikan untuk mengganti apa yang sudah dihilangkan atau dirusak

Contoh apology language yang nggak tulus:

• Janji-janji tinggal janji yang tak ditepati
• Meminta maaf hanya dengan cara yang Anda inginkan

Genuinely repenting

Pertobatan yang tulus. Ini membutuhkan perubahan perilaku total. Dengan kata lain, ngomong maaf saja tidak cukup. Anda harus berubah dan bersungguh-sungguh tidak mengulangi kesalahan itu lagi.

Tulus ingin berubah terlihat dari:

• Mengekspresikan niat untuk berubah
• Mempunyai rencana untuk bisa berubah
• Menjalankan yang Anda rencanakan

Contoh apology language yang nggak tulus:

• Tidak ada rencana untuk berubah
• Menyembunyikan dan/atau meminimalkan perilaku buruk yang kambuh, yang janjinya akan Anda ubah
• Tidak melibatkan pasangan dalam rencana Anda untuk berubah

Requesting forgiveness

Meminta pengampunan. Di poin ini, seseorang perlu memberi waktu kepada orang yang ia lukai untuk menyembuhkan lukanya sebelum semua kembali normal. Dengan bilang, “Saya nyesal sekali sudah mengecewakanmu. Saya mohon, kamu mau memaafkan saya”, Anda membuat pihak yang dirugikan atau tersakiti merasa dihargai perasaannya.

Requesting forgiveness yang tulus misalnya:

• Meminta pasangan yang disakiti mau memaafkan dan melakukan rekonsiliasi
• Sabar, terutama jika pasangan membutuhkan waktu untuk memaafkan

Contoh apology language yang tidak tulus:

• Tidak bisa membedakan antara menuntut dan memohon
• Maunya segera dimaafkan dan marah ketika orang yang tersakiti atau dirugikan belum bisa segera memaafkan
• Permintaan maaf dan perubahan perilaku yang sangat minim usaha

Kapan harus minta maaf

“Apa iya saya harus minta maaf?” Ketika pertanyaan itu justru terbetik di benak Anda, sebaiknya Anda meminta maaf. Kapan sebaiknya meminta maaf? Jika seseorang mendiamkan Anda, menjadi sarkastik, atau melontarkan kata-kata sinis itu tanda dia memendam kemarahan terhadap Anda sehingga permintaan maaf diperlukan.

Tanda-tanda lainnya adalah ketika Anda melihat air mata, kekhawatiran, atau kekecewaan yang terpancar di mata orang yang merasa disakiti.
“Jika Anda benar-benar tidak tahu (atau tidak jelas) apa yang menyebabkan pasangan Anda marah dan sedih, maka tanyakan. Anda nggak bisa membenahi sesuatu tanpa tahu di mana letak kerusakannya,” jelas terapis pernikahan dan keluarga Sulonda Smith, MFT, LPC.

Meminta maaf adalah langkah pertama menuju rekonsiliasi, dan menentukan jenis apology language yang tepat bisa bantu Anda berdamai.

Baca juga: 5 Cara Minta Maaf Tanpa Mengorbankan Harga Diri Anda

Sumber artikel satu

Sumber artikel dua

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan