Mengenal Cacar Monyet, Dari Gejala Hingga Cara Pengobatannya

Parenting & Kids

Katharina Menge・10 Aug 2022

detail-thumb

Sejak kasus cacar monyet merebak dan jadi perhatian dunia, kini banyak orang jadi semakin berhati-hati dengan wabah penyakit yang satu ini. Yuk, kenali lebih dalam!

Penyakit cacar monyet atau monkeypox merupakan penyakit yang saat ini sudah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) sebagai kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat secara global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).

Keputusan itu diambil sejak akhir Juli 2022 lalu, yang diwakilkan oleh Tedros Adhanom Ghebreyesus, Sekretaris Jenderal WHO. “Saya telah memutuskan bahwa wabah #monkeypox global merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional,” ungkap Tedros, dikutip dari AFP.

Lalu apa sebenarnya cacar monyet itu?

BACA JUGA: Tidak Vaksin, Bayi 11 Bulan Kena Stroke Akibat Cacar

Mengenal Cacar Monyet dan Penyebabnya

Dikutip dari laman WHO, cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Ini adalah infeksi zoonosis virus, yang berarti dapat menyebar dari hewan ke manusia dan juga dapat menyebar dari satu orang ke orang lainnya.

Kondisi infeksi virus ini ditandai dengan munculnya bintil yang bernanah pada kulit. Menurut sejarahnya, cacar monyet pertama kali muncul tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Awalnya, kondisi bintil yang muncul serupa dengan cacar air, tetapi seiring perkembangannya ternyata airnya berubah menjadi nanah serta menimbulkan benjolan di beberapa area tubuh lainnya.

Dikutip dari Detik Health, Prof Tjandra Yoga Aditama, Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, menjelaskan bahwa virus penyebab cacar monyet masih satu genus dengan penyebab cacar. Ini bisa menjadi salah satu alasan vaksin cacar yang diberikan sejak bayi dulu bisa berperan melawan cacar monyet yang kini sedang mewabah.

Terungkap bahwa vaksin cacar yang diberikan puluhan tahun lalu itu punya efektivitas sebesar 85 persen untuk mencegah penyakit ini. Meski masih ada 15 persen yang tidak terlindungi, tetapi orang yang sudah pernah diberikan vaksin cacar dan kemudian masih tertular cacar monyet, maka gejala yang dialaminya akan jauh lebih ringan dibanding yang tidak divaksin cacar sama sekali.

Gejala Cacar Monyet

WHO menegaskan bahwa kondisi ini punya beberapa gejala yang berbeda, tergantung dari risiko dan kondisi kesehatan orang tersebut. Gejalanya yang paling umum adalah sebagai berikut:

  1. Demam
  2. Sakit kepala
  3. Nyeri otot
  4. Sakit punggung
  5. Lemas
  6. Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening

Deretan kondisi tersebut kemudian diikuti atau disertai dengan perkembangan ruam yang dapat berlangsung selama dua hingga tiga minggu. Ruamnya bisa muncul di area wajah, telapak tangan, telapak kaki, mata, mulut, tenggorokan, selangkangan, dan daerah genital atau dubur.

Setelah itu akan muncul lesi yang kemudian terisi cairan sebelum akhirnya berubah jadi nanah. Gejala ini biasanya akan dialami selama 2-3 minggu dan hilang secara alami setelah diberikan pengobatan dan perawatan yang tepat.

Nantinya lesi akan mengeras, kering, dan rontok sambil disertai tumbuhnya lapisan kulit baru. Jika penderita belum sampai pada kondisi ini, dia masih bisa menularkan penyakit cacar monyet ke orang lain.

Pengobatan Cacar Monyet

Dilansir dari berbagai sumber, sampai saat ini belum ada penanganan atau pengobatan khusus untuk penyakit ini. Gejala ringan yang umum timbul biasanya bisa sembuh dengan sendirinya dalam 2–3 minggu, sedangkan untuk pecegahannya bisa dilakukan dengan pemberian vaksin cacar atau smallpox.

Namun jika diperlukan, menurut WHO, obat untuk nyeri (analgesik) dan demam (antipiretik) dapat digunakan untuk meredakan beberapa gejala yang dialami. Ingat juga bahwa penting bagi para penderita cacar monyet untuk cukup istirahat, tetap terhidrasi, dan makan dengan baik.

Saat isolasi diri, usahakan untuk tetap tenang dan hindari banyak pikiran. Jika sudah merasa lebih sehat jangan lupa untuk berolahraga. Satu hal yang penting, mirip dengan penyakit cacar pada umumnya, hindari menggaruk kulit dan merawat ruam dengan cara rutin bersihkan tangan sebelum dan sesudah menyentuh lesi, dan juga menjaga kulit tetap kering dan terbuka.

BACA JUGA: Cacar Air Nggak Boleh Mandi dan Hanya Menyerang Sekali Seumur Hidup?

Cover: Freepik