Sorry, we couldn't find any article matching ''
Tanda-Tanda Salah Pelekatan Saat Menyusui
Salah pelekatan saat menyusui bukan hanya membuat payudara perih, tapi bayi tidak mendapatkan cukup ASI. Simak tanda-tandanya!
Salah satu alasan kenapa dulu kisah menyusui yang saya alami cukup nelangsa (iyah, saya menahan perih setiap 10 detik pertama saat menyusui karena luka di payudara selama sebulan lebih), karena pelekatan (latch on) yang salah. Padahal, kunci sukses menyusui, selain dukungan tentunya, adalah posisi dan pelekatan yang tepat. Lalu, bagaimana kita tahu kalau pelekatan bayi pada payudara kita salah? Simak tanda-tandanya berikut ini!
Bayi berulang kali menempel lalu melepaskan payudara
Tanda yang paling mudah terlihat adalah respon bayi ketika menyusu. Bila ia terlihat berulang kali menempelkan mulutnya ke payudara tapi kemudian ia lepas, bisa jadi ada yang salah dengan posisi menyusui yang Mommies lakukan. Demikian pula bila bayi sudah mengisap tetapi tidak bertahan selama 7-10 menit pertama.
Puting hingga areola tidak masuk ke dalam mulut bayi
Dengan melihat respon bayi yang terus menerus melepaskan payudara, coba atur kembali posisi menyusui Mommies. Seharusnya, bagian puting hingga areola masuk ke dalam mulut bayi, bukan hanya bagian puting saja. Cara memastikan posisi ini, ketika bayi membuka mulutnya, tangan Mommies membantu bagian puting untuk menyentuh bagian atas mulut bayi kemudian bergerak ke bagian dalam, seperti video berikut ini:
Bayi rewel terus menerus
Karena kemampuan bayi baru lahir masih sangat terbatas, wajar kalau yang akan dijumpai ibu sehari-hari hanyalah tangisannya. No wonder, ibu baru cenderung akan lebih banyak bertanya-tanya, apakah ASI yang diberikan cukup? Biasanya, ketika bayi mendapatkan ASI, ia akan lebih mudah tertidur dengan pulas, kemudian bangun dan menangis lagi di 2-3 jam berikutnya. Ketika baru sebentar menyusu tapi bayi terus menerus menangis, bisa jadi karena ia tidak dalam posisi menyusu yang tepat.
Baca juga: 8 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Menyusui Bayi Kembar
BAB berwarna hijau dan berbusa
Di balik tangisan yang tidak wajar atau ketika bayi terlihat rewel bahkan setelah proses menyusui selesai, kemungkinan ia mengalami rasa tidak nyaman di dalam perutnya. Pelekatan yang salah dapat menyebabkan bayi mengalami perut kembung (seperti ada gas). Hal ini juga bisa ditandai dengan tinja yang berwarna hijau dan berbusa.
BAK bayi kurang dari 6 kali dan BAB kurang dari 3-4 kali per hari
Selain tinja yang hijau, Mommies juga bisa memantaunya lewat popok bayi. Bila popoknya cenderung kering selama beberapa jam dan bayi tidak BAB selama 3-4 kali dalam waktu 24 jam, kemungkinan karena pelekatan yang salah yang membuat bayi tidak mendapatkan cukup ASI untuk kemudian ia buang lewat pipis maupun pupnya. Sebagai catatan, 3-4 tinja per hari adalah normal untuk bayi usia lebih dari 1 minggu, kurang dari 1 bulan.
Terjadi luka pada payudara
Selain ketidaknyamanan pada bayi, posisi pelekatan yang salah bisa membuat payudara lecet dan lama kelamaan menjadi luka. Bagian kulit puting bisa mengelupas dan tentunya hal ini akan terus menghambat proses menyusui. Ibu akan merasa sakit luar biasa bahkan timbul penolakan untuk menyusui bayi secara langsung, ASI yang diproduksi ibu pun jadi tidak maksimal. Pada akhirnya, proses menyusui tidak berjalan dengan seharusnya.
Memang, menyusui itu adalah perjuangan, baik bagi ibu maupun bayi. Kenyamanan saat menyusui menjadi kunci terjadinya pelekatan yang tepat. Pastikan memilih sofa yang nyaman, atau bila menyusui di atas kasur, pastikan posisi tubuh didukung dengan bantal sebagai penyangga. Bila Mommies membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk menghubungi konselor laktasi atau konsultasikan dengan dokter anak. Semangat, Mommies! Selamat merayakan Pekan ASI Sedunia 2022!
Baca juga:
25 Rekomendasi Produk untuk Ibu Menyusui, Dari Breast Pump Hingga ASI Booster
Mom and son photo created by cookie_studio – www.freepik.com
Share Article
COMMENTS