Sorry, we couldn't find any article matching ''

Mewaspadai Love Scam, Tak Hanya di Dunia Maya
Love scam, ketika kita terlalu naif dan sembarang percaya dalam urusan cinta, apalagi seserius pernikahan maka kita mudah menjadi korban.
Seorang perempuan asal Jambi jatuh cinta pada seorang lelaki berpenampilan santun yang mengaku sebagai dokter lulusan New York, bernama Ahnaf Arrafif. Ia kemudian menikah dengan lelaki impiannya itu, dan 10 bulan kemudian ia melaporkan suaminya ke polisi dengan tuduhan penipuan, karena ternyata Ahnaf bukanlah dokter, seperti pengakuannya. Lebih mengejutkan lagi, ia juga… bukan berjenis kelamin lelaki, melainkan perempuan yang bernama asli E. Pengakuan ini ia tuliskan lewat akun Twitternya, @FashionkuStyle.
Love scam atau penipuan berkedok cinta bisa dialami siapa saja dan ini banyak terjadi di mana-mana. Walaupun, tidak sespektakuler yang dialami sesembak Jambi itu. Selama ini, yang sering kita dengar adalah love scam lewat aplikasi atau online. Skandal terbaru ya, kasus yang diangkat di film The Tinder Swindler. Selain aplikasi jodoh atau kencan, media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan sebagainya, juga kerap menjadi target love scammer dalam melancarkan aksinya ini. Kriminalitas tidak mengenal batas dan kadang terjadi melampaui imajinasi kita. Mereka yang berotak kriminal adalah jenis orang yang tega dan punya kreativitas tinggi. Tidak heran, ada yang sampai memalsukan jenis kelamin dan menikahi korban. Segitunya. Dari kisah yang dituturkan mbak @FashionkuStyle ini, ada beberapa hal yang bisa diambil sebagai pelajaran.
Baca juga: Rekomendasi Aplikasi Kencan Untuk para Single Parents
Photo by Clem Onojeghuo on Unsplash
Catfishing
Perkenalan mereka terjadi di Tantan, aplikasi ini hampir sama dengan app chat pencari teman atau jodoh seperti Beetalk, Michat, dan Tinder. Dari maya, berlanjut ke dunia nyata dan menjadi lebih serius. “Seseorang yang mengaku bernama Petrus Gilbert Arrafif seorang mualaf yang hendak mencari pasangan hidup (istri) dari sini ia mulai chat saya & mengajak berkenalan. Setelah berkenalan selama 2 minggu. Ia datang kerumah saya di Jambi. Berniat untuk melamar saya. Notes tidak membawa identitas,” tulisnya di Twitter.
“Dengan alasan hendak berganti nama menjadi Ahnaf Arrafif agar menghilangkan nama baptisnya sebelum menikahi saya. Setelah berkenalan dengan keluarga saya pun ia mengaku sebagai dokter & pengusaha batu bara. Saya & ibu saya dikenalkan dengan orang tua angkatnya yang bernama Syafni via video call.” Modusnya jelas, pelaku melakukan catfishing, atau memalsukan identitas dan keterangan diri fiktif, dengan melibatkan orang lain yang diakui sebagai keluarga, untuk mendukung penipuannya.
Proses Kilat
Kenalan tanggal 31 Mei 2021, dua minggu kemudian datang ke rumah, bertemu keluarga, dan berniat melamar. Lima minggu kemudian dilangsungkan lamaran. Dua minggu lamaran, dilangsungkan pernikahan secara agama, alias nikah siri, tanpa kehadiran orang tua kedua pihak, karena pada saat itu orang tua mempelai perempuan sedang sakit.
Cinta pandangan pertama memang nyata adanya. Ada juga sih pasangan yang baik-baik saja lewat perjodohan kilat ataupun perkenalan sendiri. Tapi, secara umum, dalam hal apa pun, beri ruang keraguan untuk mempertanyakan dan menginvestigasi realita.
Hal menarik, komentar-komentar dari netizen atas cerita ini, berpendapat bahwa ini bukan tentang cinta kilat, tapi mudahnya kita silau pada gelar, status, dan pangkat. “Awalnya Anda, termasuk Om & Tante Anda sudah “dibutakan” bakal jadi istri seorang dokter sekaligus pengusaha batu bara. Dan dengan bangganya mengeluarkan uang sendiri bikin undangan seperti ini agar semua orang tahu siapa calon suami Anda.”
Photo by Sergey Zolkin on Unsplash
Mudah Percaya
Setelah menikah, pelaku terus-terusan meminta uang, dengan alasan pengobatan ayah si mbak @FashionkuStyle yang memang sedang sakit. Kerugiannya mencapai Rp300 juta lebih. “Akses saya terhadap teman-teman saya pun dibatasi dan banyak yang diblokir tanpa sepengatuan saya. Selama 5 bln pelaku tinggal di rumah ibu saya. Lalu bulan November 2021 pindah kerumah bibi saya (adik ayah saya) karena ibu saya selalu mendesak identitas yang tak kunjung diberitahu, begitu pula janji-janji keluarganya yang akan datang ke Jambi. Namun selalu diingkari.”
Cinta memang kerap membutakan. Apa yang bagi nalar orang lain menjadi red flag (tanda bahaya), tapi bagi yang menjalani, semua tampak biasa-biasa saja. Di sinilah perlunya mendengar saran dari orang lain, yang bisa melihat angle lain yang seringkali tidak bisa kita lihat karena dibutakan oleh asmara. Bisa teman, kerabat, pemuka agama, atau kalau perlu, ke psikolog untuk lakukan couple conseling sebelum memutuskan lanjut ke jenjang pernikahan.
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS