banner-detik
PARENTING & KIDS

Mengubah Anak yang Tadinya Malas Jadi Tekun, Lewat Kegiatan Sehari-Hari

author

RachelKaloh13 Jun 2022

Mengubah Anak yang Tadinya Malas Jadi Tekun, Lewat Kegiatan Sehari-Hari

Anak mungkin bukan malas, mereka hanya butuh motivasi. Jadi bagaimana cara memberikan motivasi yang tepat?

Buat kita orangtua, badai malas is not a big deal, karena umumnya kita sudah tahu apa yang menjadi pemicunya; tubuh yang sedang kurang fit; kurang motivasi; atau memang lagi nggak ada niat. Sehingga, tidak butuh waktu lama buat kita usir rasa malas tersebut. Biasanya, sih, malas dan bosan hilang begitu kita cari hiburan yang memotivasi, dan (tentunya) ingat akan tanggung jawab kita. Kita mungkin bertanya-tanya, kenapa anak bisa jadi malas, padahal mereka, kan, belum punya banyak tuntutan. Kecenderungan kita untuk menegur pun lebih tinggi daripada memahami kalau yang mereka butuhkan hanyalah motivasi. Jadi, yuk, coba bantu anak kita menjadi lebih tekun.

Solusi utama untuk kemalasan adalah motivasi. Jika kurangnya motivasi menimbulkan kemalasan, pasti ada alasannya. Greenspringschool.com  

Berikan reward ketika anak menyelesaikan tanggung jawabnya

Bentuknya pun terserah Anda. Namun, supaya reward ini tidak memberi kesan terlalu mudah didapat, anak perlu paham how to earn it. Tidak sedikit-sedikit memberikan hadiah tanpa memberikan task (tugas) atau challenge (tantangan) yang harus mereka penuhi terlebih dahulu. Dan, reward ini hanya berlaku pada tugas-tugas tertentu yang memang wajib anak penuhi. Misalnya, yang berhubungan dengan akademis seperti tugas dari sekolah, atau tanggung jawab harian seperti menaruh sepatu, tas dan baju yang habis dipakai ke tempat yang seharusnya. 

Baca juga: Coba Lihat dari Angle Lain, Ini yang Bisa Kita Pelajari dari Generasi Strawberry (Gen Z)

No work, no pay

Begitulah makna sebuah reward, layaknya orang dewasa yang harus bekerja untuk mendapatkan upah. Kalau malas kerja, maka tidak dapat gaji. Perhatikan juga bahwa pemberian reward dalam bentuk uang mungkin cocoknya buat anak remaja, yang sudah lebih paham nilai uang. Hal ini juga bisa membantu Anda memahami interest anak, hal apa yang kira-kira bakal mereka tekuni dengan serius. Sementara, buat anak balita, reward seperti jalan-jalan dan beli mainan mungkin akan lebih seru. Begitu pula dengan bentuk tanggung jawabnya, sesuaikan dengan kemampuan mereka. Yang balita, bisa diberikan tugas merapikan mainan setiap habis bermain. Yang remaja, bisa diberikan tugas membersihkan kamar mandi atau bantu ayah mencuci mobil seminggu sekali. Yang sudah SMA, tentu tugasnya bisa lebih berat lagi, bikin review 3-5 buku dalam 1 minggu, mungkin? 

Kasih contoh!

Buat orangtua yang masih WFH, bisa beri contoh dengan tidak nonton TV selama waktu kerja, kecuali di malam hari atau akhir pekan. Libatkan anak langsung, ajarkan cara mengatur mesin cuci, atau sehabis makan, andalkan anak untuk mencuci piring. Learning by doing. Pasti akan terasa lebih seru juga ketika pekerjaan rumah diselesaikan bersama.

Kerugian dari rasa malas

Cara paling mudah untuk menjelaskan ini pada anak adalah lewat kebiasaan sehari-hari. Malas bangun dan berangkat pagi, risikonya: kena macet, telat sampai di sekolah, nggak kebagian atau kelewat momen tertentu. Malas olahraga, risikonya gampang sakit, sedikit-sedikit capek. Malas makan, risikonya lemes seharian. Malas belajar, risikonya kesulitan jawab soal ketika ulangan, dapat nilai jelek. 

Menjadi sukarelawan tidak kalah seru, lho!

Meski pada akhirnya anak paham bahwa kerajinan akan mendatangkan upah, Anda juga bisa mengajarkan anak kalau ada kalanya kita bekerja bukan demi upah, melainkan memberikan tenaga kita untuk orang lain yang butuh bantuan kita. Terlibat dalam kegiatan sukarela akan mengajarkan anak bahwa ia adalah bagian dari masyarakat, dan berkontribusi dalam kegiatan sosial akan membantu masyarakat di sekitarnya. Hasilnya? Bukan uang, tetapi rasa puas dan bersyukur dengan apa yang ia miliki selama ini, empatinya meningkat. Anak akan tahu bahwa selain uang, ada hal-hal yang juga bernilai di dunia ini, seperti waktu, kekayaan alam, serta penghargaan berupa senyuman orang-orang di sekitarnya. 

“You make a living by what you get. You make a life by what you give.” ~Winston Churchill

Kids classroom photo created by pch.vector – www.freepik.com

Baca juga: Aneka Pertanyaan Kreatif agar Anak Mau Terbuka dan Berbagi Cerita

Share Article

author

RachelKaloh

Ibu 2 anak yang hari-harinya disibukkan dengan menulis artikel dan content di media digital dan selalu rindu menjalani hobinya, menjahit.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan