banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Waspadai 10 Pola Komunikasi Tidak Sehat yang Bisa Hancurkan Hubungan

author

Fannya Gita Alamanda31 May 2022

Waspadai 10 Pola Komunikasi Tidak Sehat yang Bisa Hancurkan Hubungan

Pola komunikasi tidak sehat termasuk di dalam toxic relationship yang sayangnya jarang disadari. Kenali tanda-tandanya.

Pola komunikasi menjadi salah satu cara paling mudah untuk mendeteksi apakah hubungan kita dengan pasangan sehat atau tidak. Jika pola komunikasi Anda dan pasangan sering mengandung hinaan, sinis serta sarkas, bisa jadi hubungan kalian berdua tidak sehat.

Hanya karena pernah sekali mengatakan sesuatu yang kasar atau beberapa tahun lalu, bukan berarti Anda punya masalah komunikasi tidak sehat. Sesekali lepas kendali itu manusiawi. Tetapi ketika ini sudah menjadi sebuah pola (hampir setiap hari), itu baru masalah. Namun, bukan berarti ini tak bisa diperbaiki. Di sisi lain, komunikasi yang sehat mencakup kejujuran dari dua belah pihak, kepercayaan, rasa hormat, dan kebaikan. Cinta nggak cukup hanya diperlihatkan melalui tindakan. Kata-kata juga penting.

Baca juga: Apakah Komunikasi Anda dan Pasangan Sehat? Cek di Sini

Berikut 10 pola komunikasi tidak sehat yang dapat merusak hubungan Anda dan pasangan

Photo by Kristina Flour on Unsplash

Terlalu defensif

Bersikap defensif setiap kali pasangan mengemukakan masalah. Ketika pasangan memberi tahu bahwa ada sesuatu yang mengganggunya, cara yang sehat untuk merespon adalah “Maaf, ini membuatmu sedih”; cara yang tidak sehat adalah dengan bilang, “Ini kan bukan salahku.”

Memilih bahasa negatif

Bahasa negatif itu seperti, “Kamu selalu bikin kesal” atau “Kamu nggak pernah memihakku.” Menggunakan “selalu” dan “tidak pernah” membuat pasangan merasa seperti mereka terus-menerus menyakiti Anda, bahkan ketika bukan itu yang terjadi.

Menjadi ‘wakil’ pasangan

Andalah yang menceritakan kisah pasangan kepada teman-teman kalian, memilihkan makanan dan minuman, atau pakaian untuknya tanpa tanya dulu apa yang ia inginkan. Meskipun ini menunjukkan Anda kenal baik pasangan, namun pola komunikasi seperti ini juga berarti Anda tidak membiarkan pasangan bercerita dengan caranya sendiri atau menentukan sendiri apa yang ia inginkan.

Melakukan gaslighting

Gaslighting adalah sebuah tindakan manipulasi terhadap orang lain dengan memaksanya mempertanyakan pikiran, tindakan, ingatan, dan peristiwa yang terjadi di sekitar orang itu. Jika pasangan Anda berkata, “Kamu terlalu mengontrol.” Lalu Anda menjawab, “Kamu tu aneh. Niat saya cuma mau bantu kamu membuat keputusan yang benar kok. Itu kan artinya saya peduli sama kamu.” Anda lakukan itu seolah peduli padahal Anda memang bermaksud mengontrol pikiran, tindakan, dan ucapannya.

Photo by Tom Pumford on Unsplash

Menjadi terlalu kritis terhadap pasangan

Dengan terus-menerus mengoreksi dan mengkritik pasangan, Anda tidak akan mengubahnya menjadi manusia sempurna. Anda hanya akan membuatnya merasa tidak punya harga diri.

Bahasa tubuh yang negatif

Komunikasi non-verbal penting dalam suatu hubungan karena itu menunjukkan bagaimana perasaan seseorang tentang Anda. Dengan memperlihatkan bahasa tubuh negatif seperti memutar mata, menjauhkan diri secara fisik, dan menghindari keintiman fisik, pasangan akan berpikir Anda tidak ingin bersamanya.

Mendiamkan pasangan

Alih-alih mengajak pasangan bicara baik-baik supaya dapat solusi, Anda malah menutup semua akses komunikasi. Mendiamkannya alias silent treatment. Anda tetap kesal dan marah, pasangan malah  bingung dan tak paham dengan maunya Anda.

Steamrolling

Melakukan tekanan dan memaksakan kehendak, tidak membiarkan pasangan mengekspresikan diri secara bebas. Ini hanya akan menghancurkan kepercayaan dan hubungan. Steamrolling menandakan perilaku narsisis, menyebabkan kemarahan berulang, dan depresi. Contohnya termasuk memotong ucapan pasangan ketika ia sedang mengemukakan pendapat, menceritakan masalahnya, atau Anda tiba-tiba mengubah topik tanpa memedulikan apa yang ia katakan.

Mengungkit kesalahan dan masa lalu

Photo by Gabriel on Unsplash

Ada beberapa hal seperti pengalaman traumatis di masa lalu atau peristiwa-peristiwa memalukan yang pasangan alami dan hanya ia ceritakan kepada Anda. Ini adalah tanda bahwa ia memercayai Anda. Namun daripada menghargai rasa percayanya, Anda malah mengungkitnya berulang kali atau menggunakan informasi itu untuk membuatnya terluka.

Berasumsi pasangan Anda pasti sudah tahu

Menjelaskan perasaan dan masalah kepada pasangan Anda adalah penting. Ini membantu mereka berempati dan memahami Anda. Ingat, pasangan kita tidak punya kemampuan telepati. Jika Anda tidak memberitahunya, ia tidak akan pernah tahu apa yang Anda inginkan dan butuhkan.

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan