banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

6 Tipe Prokrastinator alias Orang yang Suka Menunda Pekerjaan dan Tips Mengatasinya

author

Sisca Christina24 May 2022

6 Tipe Prokrastinator alias Orang yang Suka Menunda Pekerjaan dan Tips Mengatasinya

Kalau belum kepepet deadline, nggak gerak-gerak. Itu salah satu ciri prokrastinator atau orang yang punya habit menunda pekerjaan. Andakah salah satunya?

Nggak semua orang di dunia ini tipenya gercep alias gerak cepat. Beberapa orang ada yang punya hobi menunda pekerjaan. Kalau bisa sampe mepeeettt banget. Bikin adrenalin rush, katanya.

Melansir Verywellmind, tindakan menunda tugas sampai menit terakhir, atau melewati tenggat waktu disebut prokrastinasi (penundaan). Orang yang punya kebiasaan menunda-nunda ini disebut prokrastinator.

Sekali, dua kali, mungkin Anda pernah mengalahkah pekerjaan yang lebih penting dan malah mengutamakan yang remeh. Misalnya: cek-cek media sosial dulu, atau belanja nggak penting di marketplace. Kalau bukan habit, sih, mungkin masih wajar, ya. Namun kalau sudah jadi kebiasaan dan sering keteteran gara-gara menunda pekerjaan, gawat juga.

Kabar baiknya, menurut para ahli, prokrastinator ini nggak serta merta disebut pemalas. Linda Sapadin, Ph.D., seorang psikolog sekaligus coach, motivator dan penulis menjelaskan bahwa menunda pekerjaan termasuk sebuah tindakan untuk menghindari konflik. Bukannya nggak tahu harus ngapain, namun Anda berada di ambang antara dorongan untuk melakukan dan menghindari. Ambang tersebut yang membuat seseorang akhirnya goyah untuk memegang komitmen agar segera mengerjakan.

6 Tipe Prokrastinator, Apa Saja?

Kalau Anda merasa punya kebiasaan menunda-nunda, Anda wajib tahu dulu apa alasan di balik penundaan tersebut. Coba cari tahu tipe penunda yang manakah Anda, supaya tahu bagaimana mengatasinya. Sapadin membagi tipe prokastinator dalam enam tipe, sesuai dengan perilakunya masing-masing.

1. Si perfeksionis

Penunda tipe ini terlalu memperhatikan detail karena nggak mau tugasnya nggak sempurna. Akibatnya, mulai mengerjakan tugas pun sudah terlambat, otomatis selesai tugasnya pun sangat berisiko untuk terlambat.

2. Sang pemimpi

Sebaliknya, penunda dengan tipe pemimpi ini nggak menyukai detail. Ini membuat dirinya sulit untuk mengimplementasikan ide. Padahal, idenya, banyak, cemerlang pula. Tapi saking nggak suka detail, mereka nggak tahu gimana harus memulainya, bahkan cenderung ingin orang lain yang mengerjakannya. Itu membuat mereka jadi menunda-nunda, dan akhirnya ide-idenya tinggal angan-angan belaka.

3. Tipe khawatiran

Kalau Anda sering cemas dan terlalu banyak bertanya-tanya kalau begini gimana, kalau begitu gimana, lalu nggak maju-maju mengerjakan tugas, bisa jadi Anda penunda tipe khawatiran. Kekhawatiran itu membuat Anda jadi terlalu berhati-hati, kemudian nggak mulai-mulai bekerja.

4. Tipe menunda hingga krisis (crisis-maker)

Bagi penunda tipe ini, makin mepet waktunya, makin tinggi adrenaline, makin tinggi tekanannya, maka ia merasa paling efektif bekerja. Nggak heran, ia akan menunggu sampai menit-menit terakhir baru bergerak. Sayangnya, kerja mepet-mepet itu juga mengundang kecemasan. Alhasil, pekerjaannya tidak selesai sebaik yang seharusnya. Ini bukan gaya bekerja yang bagus dan harus diubah. Mengapa sengaja menciptakan krisis kalau justru bisa menghindarinya?

5. Si penentang

Tipe penentang merasa “kenapa saya harus melakukannya?”. Mereka berusaha memberontak dan melawan aturan. Dengan menunda-nunda, mereka mengatur jadwal mereka sendiri yang tidak dapat dikendalikan oleh orang lain. Dengan kata lain, mereka bersikap pasif-agresif. Bilang iya, akan melakukan, nyatanya nggak dikerjakan.

6. Si overdoer

Orang tipe ini menunda pekerjaan karena nggak tahu menetapkan prioritas. Pekerjaannya terlalu banyak dan menumpuk karena sering mengiyakan pekerjaan dari orang lain yang sebetulnya belum tentu ia mampu kerjakan. Mereka berpikir akan melakukan segalanya, namun ternyata kesulitan membuat keputusan, lalu akhirnya pekerjaannya terbengkalai dan iapun burnout.

Tips Atasi Kebiasaan Menunda Pekerjaan

Kebiasaan menunda pekerjaan kalau tidak diubah bakal bikin Anda kewalahan sendiri. Kebayang nggak, kalau pekerjaan kantor tertunda-tunda, lalu kebawa ke rumah, sementara di rumah sudah ada tugas merawat anak-anak, rumah tangga dan urusan-urusan lainnya? Dari weekend ke weekend akhirnya Anda nggak bisa menikmati hari karena burnout terus akibat pekerjaan menumpuk.

Kebiasaan menunda bisa diatasi dengan cara berikut ini:

  1. Selalu katakan pada diri sendiri bahwa tugas yang sedang dipegang adalah urgent. Mau itu pekerjaan kantor, atau pekerjaan rumah yang dianggap remeh sekalipun seperti merapikan tumpukan barang di sudut kamar. Kalau kita merasa itu urgent, maka akan cepat selesai. Selalu ingat bahwa ada perasaan puas dan nyaman ketika berhasil merampungkan tugas.
  2. Kalau nggak tahu dari mana untuk memulai, coba tuliskan di mana bingungnya, lalu jadikan itu acuan untuk menetapkan langkah-langkah, kemudian menjadi to-do-list.
  3. Jika menunda pekerjaan karena takut gagal, ingatkan diri bahwa Anda berharga bukan atas apa yang Anda capai, tapi apa yang Anda kerjakan.
  4. Kalau Anda tipe penunda karena di detik-detik terakhir merasa lebih banyak dapat ide, doyan adrenaline rush, setidaknya ingat untuk menjadi prokrastinator aktif, bukan pasif. Jadi jangan sudah di detik-detik terakhir akhirnya malah lesu dan makin menunda, tapi harus semakin giat untuk menyelesaikan pekerjaan. Setidaknya, menurut penelitian, prokrastinator aktif bisa lebih berhasil menyelesaikan pekerjaan ketimbang prokrastinator pasif.
  5. Jika menunda pekerjan karena merasa pekerjaan itu susah lalu jadi ogah-ogahan, coba ukur berapa banyak waktu yang terbuang, lalu gantikan waktu tersebut dengan melakukan pekerjaan yang seharusnya. Lebih baik lagi, mulai dengan pikiran: “Oke, kalau saya mulai sekarang, saya akan selesai lebih cepat, dan jadi bisa nonton Netflix lebih awal.”

Buat prokrastinator, mengubah kebiasaan menunda ini tentu nggak mudah, tapi bukan berarti nggak bisa.

Baca juga: Keterampilan Ibu Rumah Tangga yang Bermanfaat untuk Dunia Kerja

Share Article

author

Sisca Christina

Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan