banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Sexual Fetish Dollification, Aneh Tapi Nyata

author

Fannya Gita Alamanda15 May 2022

Sexual Fetish Dollification, Aneh Tapi Nyata

Sexual Fetish Dollification, pernah dengar tentang fetish yang satu ini? Benar-benar aneh tapi nyata adanya.

Kali ini kita nggak bicara tentang mainan boneka, tapi kita akan membahas mengenai boneka hidup. Duh, apa maksudnya?

Sexual Fetish Dollification, Apa Itu?

Dolifikasi adalah proses seseorang mengembangkan diri baik secara fisik maupun mental, menjadi “boneka hidup”. Orang yang melakukan dolifikasi digambarkan sebagai “boneka”. Dan ‘boneka’ yang satu ini juga punya keinginan untuk dimiliki oleh orang lain. Dua pihak yang terlibat dalam fetish dolifikasi disebut sebagai “pemilik” dan “boneka”. Mirip dengan permainan peran seksual yang dominan dan tunduk atau majikan dan budak. Namun, bukan berarti seseorang yang secara alami tunduk, otomatis ingin menjadi bagian dari proses dolifikasi.

Photo by Tengyart on Unsplash

Dolifikasi adalah fetish seksual

Fetish seksual adalah ketika seseorang memiliki ketertarikan seksual terhadap benda mati atau bagian tubuh non-genital. Objek yang dapat membuat seseorang terangsang secara seksual ini disebut fetish. Ada yang beranggapan fetish adalah bentuk gangguan mental, sementara yang lain percaya fetish tidak berbahaya. Fetish seksual dolifikasi bukan sekadar seseorang menyukai boneka atau ingin terlihat seperti boneka. Tapi lebih dari itu.

Dollifikasi adalah ketika seseorang terangsang dan tertarik secara seksual terhadap boneka, patung, dan sejenisnya. Dan ketertarikan ini menciptakan fantasi seksual yang melibatkan ‘boneka hidup’ atau mati, kontak seksual dengan boneka, fantasi seksual dengan banyak boneka, dan keinginan untuk mengubah diri sendiri atau orang lain menjadi boneka.

Baca juga: Catat, Ini Bedanya Antara Fetish dan Kink

Ciri-ciri mental “boneka”

Orang seperti apa yang ingin menjadi boneka? Kebanyakan “boneka” senang dijadikan objek. Ini masuk akal karena boneka adalah objek. Mereka juga secara alami tunduk kepada orang lain. Jadi, itu sebabnya mereka ingin “pemilik” untuk memiliki mereka dan menjadikan diri mereka sebagai objek.

Apa yang dikenakan si Boneka dalam proses dolifikasi?

Beberapa benda yang digunakan adalah sepatu hak tinggi, korset, setelan karet/vinil/plastik, gaun, rok, stoking setinggi paha, dan riasan wajah. Jika dirasa kurang, pelaku dolifikasi juga dapat melakukan banyak modifikasi lain pada tubuh mereka.

Misalnya, jika seseorang memiliki rambut panjang, demi menyesuaikan peran, ia akan memotong rambutnya. Jika seorang wanita biasanya mengenakan bra berukuran A-cup, maka dia mungkin menaikkannya ke DD atau yang lebih besar. Tetapi pada akhirnya, kriteria ideal dari “boneka” ditentukan oleh boneka itu sendiri, si “pemilik”, atau kombinasi keduanya.

Baca juga: 12 Penyimpangan Seksual yang Perlu diwaspadai

Fakta lain tentang sexual fetish dollification

Photo by Sigrid Wu on Unsplash

Hadir secara virtual
Bentuk virtual dari dolifikasi adalah ketika seseorang menghidupkan fetish mereka secara online, di dunia virtual melalui avatar menyerupai boneka.

Laki-laki pun bisa menjadi boneka
Dolifikasi tidak hanya terbatas untuk wanita. Tentu saja, mayoritas pelaku seksual fetish dolifikasi (si Pemilik) lebih menyukai dan lebih mudah terangsang jika melihat boneka perempuan seperti Barbie: rambut pirang panjang, pinggang ramping, payudara besar, dan pakaian ketat. Tapi, pria juga bisa berdandan seperti Barbie. Biasanya mereka akan memakai strap-on vagina.

Simbolisme di balik boneka
Dalam mitologi Jepang, boneka dianggap sebagai pembawa jiwa. Simbol pertukaran antara manusia hidup dan manusia buatan, membuat pelakunya merasa aman sekaligus takut. Ini dipercaya memungkinkan orang untuk memasuki alam yang berbeda.

Pelan-pelan berubah menjadi boneka hidup
Dengan dolifikasi, perempuan dan laki-laki melalui proses transformasi menjadi boneka hidup, menjalani peran sebagai majikan dan budak atau dominan dan submisif. Jika pelaku dolifikasi punya pasangan, maka pasangannya kemungkinan besar akan menikmati menjadi objek dari fetish tersebut.

Mereka berperilaku seperti boneka
Dolifikasi adalah tentang menjadi boneka. Ini berarti mental, tingkah laku, semuanya seperti boneka. Fetishist akan bertindak seolah tak bernyawa sementara pasangannya melakukan tindakan seksual kepada mereka karena seperti itulah cara boneka bertindak. Mereka menikmati objektifikasi, tunduk, dan bertingkah laku layaknya benda mati.

Mitranya spesifik
Biasanya, pasangan yang melakukan dolifikasi menikmati gagasan dirinya sebagai si dominan dan bisa memamerkan boneka mereka. Tapi, nggak semua orang dominan, bisa menikmati dolifikasi juga.

Selama berhubungan seks, boneka akan diam
Selama berhubungan seks, boneka biasanya akan diam karena hanya ingin dilihat dan tidak didengar. Pasangan mereka bebas untuk berbicara secara verbal saat berhubungan seks. Tentu saja, sama seperti BDSM, ada ‘kata aman’ yang harus disepakati bersama dan dipatuhi.

Baca juga: 12 Fakta Tentang BDSM

Komunitasnya kecil
Komunitas dolifikasi sangat, sangat kecil baik offline maupun online. Fetish ini sangat langka dan mendapatkan pasangan yang satu pandangan tidaklah mudah.

Dollifikasi itu beragam
Jika suatu saat Anda berkenalan dengan mereka yang melakukan dolifikasi, Anda akan tahu mereka tidak hanya memilih boneka barbie sebagai simbol keseksian. Model boneka bergantung pada interpretasi masing-masing tentang konsep seksi.

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan