Sorry, we couldn't find any article matching ''
7 Gaya Pengasuhan yang Banyak dibenci Orang
Gaya pengasuhan setiap orang tua tentu saja berbeda, namun 8 gaya pengasuhan ini ternyata banyak dibenci oleh orang. Apa saja?
Beberapa waktu lalu, saya melempar pertanyaan di Instagram Story dan dijawab oleh sekitar 120-an orang. Pertanyaannya adalah: Gaya pengasuhan pada anak seperti apa yang kalian nggak suka? Dan berikut kompilasi 7 jawaban tertinggi alias yang paling banyak.
1.Penganut aliran namanya juga anak-anak
Ternyata banyak sekali yang suka kesal, bete, marah dan sebal mendengar kalimat seperti ini keluar dari mulut orang tua ketika anaknya melakukan kesalahan tapi tidak mereka tegur. Dengan alasan, namanya juga anak-anak berkesan memaklumkan “dosa” si anak dan tidak mengajarkan anak tentang apa yang salah dan apa yang benar. Padahal, pembiaran sejak kecil bisa membentuk anak menjadi pribadi yang gagal paham tentang benar dan salah, sebab akibat hingga membuat anak dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya.
2. Tidak mendidik anak mengenai sopan santun saat bermain ke rumah orang
Photo by Tina Floersch on Unsplash
Penting banget anak diajarkan untuk paham tata krama saat berkunjung ke rumah orang (mau itu rumah teman, saudara, kakek nenek atau rekan kerja orang tuanya). Banyak yang sebal kalau kedatangan tamu orang dewasa yang membawa anak, namun saat anaknya masuk-masuk ke kamar pemilik rumah, menyentuh barang pecah belah, naik ke meja bilyard, orang tua sama sekali tidak menegur.
Sama halnya dengan anak yang bermain ke rumah teman lalu memanggil temannya dengan berteriak kencang, bukannya mengetuk pintu dengan sopan. “Kalau ada yang sedang sakit atau tidur di dalam rumah, kan akan terganggu mendengar teriakan.”
Ada juga yang meminta para orang tua untuk membiasakan anak saat berkunjung ke rumah orang lain, sebaiknya memberi salam atau bertemu dengan orang tua yang menjadi pemilik rumah tersebut. Datang meminta izin mau bermain dan pulang juga pamit baik-baik. Jangan selonong boy, datang tak diundang dan pulang nggak pamit.
Untuk anak yang sudah remaja, nggak ada salahnya diajarkan ketika bermain ke rumah orang dan tahu bahwa pemilik rumah tidak memiliki ART, alangkah baiknya mencuci gelas serta piring kotor yang tadi digunakan untuk minum serta makan.
3. Anti Vaksin
Ini nggak sekadar membuat anak tidak paham tata krama, nggak sekadar membuat kesehatan anak sendiri berada di dalam bahaya, namun juga membuat anak orang lain dan lingkungan sekitar juga rentan terkena bahaya serta penyakit.
Baca juga: Anti Vaksin Berisiko Membunuh Bayi Orang Lain
4. Membiarkan anak masuk sekolah atau main ke rumah teman saat sedang sakit
Photo by Larm Rmah on Unsplash
Saat anak sakit, mau itu hanya seringan flu sekadar batuk ringan serta pilek, jangan biarkan anak masuk sekolah atau main ke rumah orang. Kita nggak pernah tahu daya tahan tubuh anak lain seperti apa. Bisa jadi virus yang nempel di anak kita hanya membuat anak kita flu ringan, namun ketika menularkan ke orang lain bisa membuat orang lain flu berat dan parah.
5. Hobi mengancam anak bahkan cenderung mengutuk
“Awas ya kalau nangis nanti mama panggil dokter biar kamu disuntik dan kesakitan.”
” Jangan pegang-pegang colokan listrik, nanti kesetrum dan tangan kamu putus baru rasa!”
“Oh nggak bisa dibilangin? Mama kasih ke panti asuhan lho kamu biar tinggal sama orang jahat.”
Kebiasaan seperti ini selain nggak enak didengar di telinga juga bisa membuat anak tumbuh menjadi pribadi penakut, insecure serta memiliki trust issue. Kenapa harus mengancam ketika kita bisa kok memberi tahu alasan sesungguhnya.
Misal, perlu disuntik karena ini berguna untuk kesehatan kamu, membuat kamu jadi lebih tahan melawan kuman serta virus. Atau, bahaya pegang colokan listrik karena kamu bisa kesetrum dan itu rasanya sakit sekali, bahkan bisa jadi berbahaya untuk keselamatan jiwa kamu.
6. Tidak mengajarkan tata krama dasar: Tolong, Terima kasih, Maaf
Kaget juga sih karena masih ada yang seperti ini di saat tiga kata ini kayaknya sudah menjadi aturan paling dasar manusia dalam berinteraksi dengan manusia lain, iya nggak sih?
Baca juga: 7 Sopan Santun yang Kita Sering Lupa Ajarkan ke Anak
7. Nggak ngajarin antre, malah nyuruh nyelak
Kemungkinan ini masih ada kaitannya dengan penganut paham “Namanya juga anak-anak.” Karena dianggap masih anak-anak, jadi ya nggak kenapa-kenapa kan kalau nggak antre. Orang dewasa pasti lebih bisa sabar menunggu dibanding anak-anak. Padahal, kalau dari kecil anak tidak dibiasakan mengantre, ya jangan heran jika saat dewasa pun dia tidak paham aturan ini dan harus siap kalau dipelototin atau bahkan ditoyor oleh orang lain yang sudah antre sejak lama, hehehe.
8. Fanatik terhadap agama, suku, ras tertentu
Tanpa sadar ada orang tua yang terlalu membanggakan suku atau agamanya namun sambil menjelek-jelekkan suku, agama dan ras lain. Anak yang daya serapnya luar biasa cepat dan bagus tentu akan merekam memori ini di dalam kepala dan akhirnya tumbuh dengan value yang salah. Merasa bangga dengan suku, agama dan ras kita sah-sah saja, namun nggak perlu kan sambil bicara buruk tentang suku, agama dan ras orang lain?
Dari delapan hal ini, mana yang paling Anda tidak suka?
Photo by Charlein Gracia on Unsplash
Share Article
COMMENTS