Merasa anak menunjukkan beberapa karakteristik gifted child berikut? Ortu wajib observasi dan lakukan konsultasi untuk membantu mengoptimalkan potensi anak.
Pernah mendengar beberapa cerita tentang anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata? Seperti anak laki-laki bernama Leo Gomez-Franqueira asal Wimbledon yang bisa mengucapkan kata “papa” pada usia 3 bulan, berdiri sendiri di usia 6 bulan, tahu alfabet usia 11 bulan dan menguasai lima bahasa di usia 7 tahun. Setelah dites oleh psikolog, ternyata IQ nya lebih tinggi dari Einstein!
Anak-anak seperti ini disebut dengan gifted child (anak berbakat), atau anak jenius. Pengertian gifted child yaitu setiap anak yang secara alami dikaruniai kemampuan mental umum tingkat tinggi atau kemampuan luar biasa dalam bidang kegiatan atau pengetahuan tertentu. Indikator berbakat selain dilihat dari kemampuannya sendiri, biasanya juga didukung dengan hasil tes IQ (intelligence quotient) 130 ke atas. Namun selain tes IQ, sudah banyak tools lain yang digunakan oleh banyak sekolah untuk mengukur dan menilai berbagai bakat, termasuk kemampuan verbal, matematika, spasial-visual, musik, dan interpersonal.
Sekilas, kita pasti berpikir: wah enak banget punya anak jenius, ya? Nggak repot disuruh belajar, sudah haus ilmu sendiri. Hampir bisa dipastikan, hasil akademisnya di sekolah bakal membanggakan. Orang tua pasti bangga dan senang. Namun di lain sisi, orang tua juga punya tugas untuk peka dan mengobservasi sifat-sifat dan karakteristik gifted child agar bisa membantu mengoptimalkan bakat yang dimiliki anak tersebut. Bahkan, orang tua dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter anak, guru atau psikolog untuk menentukan bakat anak.
Ada beberapa karakteristik umum yang dimiliki anak-anak berbakat, seperti dilansir dari Verywellfamily.
Menurut National Association for Gifted Children (NAGC), karakteristik kognitif anak berbakat bisa berbeda-beda. Misalnya, beberapa ada yang sangat jeli, ada yg sangat ingin tahu, ada yang mampu berpikir kritis, dan sebagian besar mandiri. Hasil tes IQ mereka umumnya menunjukkan perkembangan bahasa tingkat lanjut, pemikiran abstrak, dan kemampuan memori tingkat lanjut. Beberapa anak berbakat bahkan mungkin memiliki berbagai minat, rentang perhatian yang panjang, dan daya nalar yang sangat baik.
Kemampuan berbahasa yang menonjol
Anak berbakat cenderung memiliki kosakata yang luas. Umumnya mereka mampu membaca lebih awal dari pada anak seusianya. Misalnya, kalau anak pada umumnya bisa membaca di usia sekitar 5-7 tahun, mungkin saja anak berbakat mampu membaca di usia 3-4 tahun. Mereka juga cenderung membaca dengan cepat dan luas.
Mampu memelajari konsep dengan cepat
Anak berbakat nggak butuh waktu lama untuk memelajari konsep baru. Ia hanya perlu sedikit latihan dan pengulangan dari pada yang dibutuhkan teman sebayanya. Misalnya, jika secara umum teman-teman sebayanya butuh dijelaskan 3-5 kali tentang sifat benda cair, mungkin anak berbakat hanya perlu dijelaskan 1-2 kali saja.
Punya rasa ingin tahu yang sangat tinggi
Tak perlu heran jika gifted child menghujani Anda dengan pertanyaan-pertanyaan ajaib yang nggak terpikirkan oleh anak anak seusianya. Ketika Anda sudah memberikan penjelasan atas pertanyaannya, nggak berhenti sampai di situ. Ia akan melontarkan pertanyaan lanjutan sampai rasa ingin tahunya terpuaskan. Pertanyaan favorit mereka adalah: “Bagaimana jika…?”
Punya pengamatan tajam akan sesuatu
Biasanya, anak berbakat memperhatikan hal-hal yang anak-anak lain, atau bahkan orang dewasa, abaikan. Mereka sangat jeli mengamati sesuatu terutama yang menarik minatnya.
Terampil memecahkan teka-teki
Ini bisa menjadi salah satu tanda anak berbakat. Namun, ini nggak bersifat mutlak, ya. Bukan berarti setiap anak yang hobi memecahkan teka-teki lalu disebut gifted child. Keterampilan memecahkan teka-teki ini berkaitan dengan karakter alami anak yaitu memecahkan masalah dengan baik (problem solving).
Karakteristik Sosial dan Emosional
Menurut penelitian, ada sejumlah stereotip yang beredar tentang anak berbakat yang menimbulkan kesalahpahaman bahwa anak-anak berbakat punya kesulitan secara sosial dan emosional.
Anak berbakat sering dikaitkan dengan kemampuan sifat sosial-emosional negatif misalnya suka menyendiri, kurang ramah, lebih introvert, hingga neurotisisme. Padahal, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa siswa berbakat serupa atau sedikit lebih unggul dari anak-anak berkemampuan rata-rata dalam hal sifat sosial dan emosional. Jadi, jelas stereotip tersebut nggak terbukti, ya.
Beberapa anak berbakat malah menunjukkan minat dalam masalah filosofis dan sosial, sebagian lagi menunjukkan perhatian tentang keadilan dan ketidakadilan. Mereka juga bisa perfeksionis, memiliki ekspektasi tinggi terhadap diri sendiri dan orang lain, dan memiliki selera humor yang berkembang dengan baik.
Motivasi anak-anak berbakat cenderung bersifat intrinsik. Artinya, motivasi untuk melakukan sesutu timbul dari dalam diri sendiri, tanpa perlu disuruh-suruh.
Beberapa anak berbakat dapat menjadi sensitif, baik secara emosional maupun fisik. Mereka mungkin menangisi atau mengeluhkan hal-hal yang buat anak-anak lain nggak nggak begitu penting. Pendeknya, mereka bisa sangat cerdas secara mental, tapi juga bisa sangat emosional dan kekanak-kanakan.
Baca juga: Tes Minat Bakat Anak, Seberapa Perlu? Ini Kata Psikolog
Kebanyakan anak berbakat senang mempelajari hal-hal baru. Selain menikmati aktivitas intelektual, mereka juga suka permainan intelektual. Mereka cenderung lebih menyukai buku yang ditujukan untuk anak-anak yang lebih besar, dan kemudian mengadopsi sikap skeptis, kritis, dan evaluatif dari apa yang dibacanya.
Menurut NAGC, mungkin ada sejumlah perilaku dan sifat afektif lainnya yang orang tua akan kenali dari diri anak yang berpotensi berbakat, seperti:
Ingatlah bahwa nggak setiap gifted child memiliki atau menunjukkan karakteristik serupa. Beberapa anak menonjol dalam bakat akademis, anak lainnya punya beberapa bakat, dan ada juga yang menonjol dalam satu bakat tertentu saja.
Ketika mommies menemukan ada tanda bakat dari anak, diskusikan dengan psikolog anak agar bisa menentukan stimulasi atau program pendidikan yang tepat untuk membantu anak mengembangkan potensinya.
Baca juga: Cara Eksplorasi Minat Bakat Anak Remaja