Sorry, we couldn't find any article matching ''
9 Kesalahan Mendongeng yang Sering dilakukan Orang tua
Hindari 9 kesalahan mendongeng ini agar manfaat mendongeng dapat terasa maksimal.
Siapa yang nggak pernah merasakan serunya dibacakan dongeng oleh orang tua? Di zaman saya kecil, mama saya kerap membacakan dongeng dari buku karya Hans Christian Andersen. Dan saya selalu menikmati, karena mama membacakan dongeng dengan intonasi suara yang seru dan semangat. Tak jarang, saya jadi bisa ikut merasakan kalua saya adalah tokoh di dalam cerita. Value di dalam dongeng pun jadi lebih mudah saya terima.
Dan, adik saya yang memiliki dua anak juga ternyata cukup sering membacakan dongeng ketika anak-anaknya masih berusia di bawah 7 tahun. Sweet memories ya ….
Memang, mendongeng itu bisa membantu perkembangan kecerdasan anak. Anak belajar kosa kata, belajar membaca, bercerita, menceritakan kembali sebuah peristiwa dengan runut, mengembangkan imajinasi, kreativitas dan membantu mengenal nilai-nilai moral. Hal positif lain, mendongeng bisa memperkuat hubungan orangtua dan anak.
Photo by Cederic Vandenberghe on Unsplash
Tapi agar hasilnya bisa maksimal, orangtua perlu menghindari 9 kesalahan mendongeng berikut ini.
Kurang sabar
Terutama saat mendongeng untuk balita, jangan berharap mereka bakal duduk diam. Jangan mudah gusar saat mereka seolah memerankan cerita, melompat, bermain, atau berguling-guling saat Anda membacakan cerita. Walau bergerak dengan lincah, mereka tetap mendengarkan.
Melewatkan pre-reading
Sebelum membacakan cerita, Mommies bisa memberikan gambaran awal mengenai cerita yang akan dibacakan. Kemudian pancing anak agar makin tertarik dengan cerita yang akan dibacakan. Coba tanyakan ini, “Bagaimana kakak dan adik ini bisa kembali ke rumah dan bertemu orang tua mereka lagi?” Atau “Apa yang terjadi dengan laki-laki yang mengambil selendang milik salah satu bidadari?” Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu anak memahami cerita dengan lebih baik dan meningkatkan imajinasi.
Enggan mengulang cerita
Pasti jenuh jika mengulang-ulang cerita yang sama karena itu adalah cerita favorit mereka. Namun mengulang-ulang cerita itu ada manfaatnya. Anak-anak jadi gampang memahami cerita. Semakin sering Anda mengulang, kosa kata anak-anak bertambah, semakin mudah ingat dan memahami cerita.
Tidak menanyakan pendapat anak
Setelah cerita selesai dibacakan, jangan buru-buru menutup buku, dan beranjak keluar kamar tapi tanyakan pendapat anak Anda mengenai cerita tersebut. Sukakah dia? Apa yang ia rasakan setelah mendengar cerita itu? Apa pendapatnya tentang para tokoh di cerita itu? Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anak memahami emosinya sendiri terhadap peritiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Photo by Silvana Carlos on Unsplash
Terlalu banyak bertanya
Ketika membacakan cerita untuk anak, memang dianjurkan untuk mengajukan pertanyaan tapi jangan berubah menjadi seperti polisi menginterogasi tersangka. Teknik yang jauh lebih baik adalah berkomentar dengan menonjolkan poin-poin penting dan kemudian lihat apakah anak mau berkomentar. Jika tidak, lanjutkan dengan menambahkan komentar Anda sambil menggantungkan ujung kalimat agar anak melengkapinya. Teknik ini lebih produktif, lebih santai, dan tidak membuat anak merasa dipaksa untuk menjawab pertanyaan.
Mengancam dan menghukum
Memberikan ancaman ketika anak tidak mau membaca justru membuat mereka semakin malas membaca. Sebaiknya, ciptakan suasana membaca sebagai aktivitas yang menyenangkan. Alih-alih mengancam dan memberi hukuman, berikan hadiah untuk anak yang bisa menceritakan kembali cerita yang Anda bacakan (tentu sesuai dengan daya tangkap usianya) atau bisa menjawab pertanyaan.
Membaca dengan keras hanya untuk anak kecil
Jangan abaikan anak-anak yang lebih tua karena membacakan buku kepada mereka juga tetap ada manfaatnya. Penelitian menunjukkan, membaca dengan suara keras kepada anak-anak akan meningkatkan keterampilan membaca dan memancing keinginan mereka untuk membaca sendiri. Jadi, meskipun anak sudah bisa membaca sendiri, tetap lanjutkan kegiatan membacakan cerita kepada mereka demi menjaga kedekatan emosional kalian.
Baca juga: Mendongeng Lebih Asik dengan Teknik Read a Loud
Photo by quokkabottles on Unsplash
Anak nggak boleh memilih buku sendiri
Anda tentu boleh memilihkan dan menyarankan buku-buku tertentu, tapi ingat, anak-anak pasti juga ingin membaca atau dibacakan buku yang mereka pilih sendiri. Peran Anda adalah memberi tahu anak caranya memilih buku yang tepat sesuai usia. Menyarankan, tapi tidak memaksa.
Orang Tua tidak memberi contoh
Anak hanya akan meniru apa yang Anda lakukan. Jika Anda malas membaca, anak-anak pun akan begitu. Tapi jika mereka lihat orangtuanya gemar membaca dan cinta buku, dengan sendirinya mereka akan tertarik untuk membaca, tanpa perlu dipaksa.
Sudah tahu kan apa saja yang harus dihindari? Semoga Anda terhindari dari kesalahan mendongeng, ya!
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS