Skincare sering dianggap bagian dari kosmetik, sehingga skincare untuk anak laki-laki dianggap tidak pada tempatnya. Kalau anggapan Anda bagaimana?
Anak saya dua-duanya laki-laki. Saya adalah penganut aliran skincare itu penting buat anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan. Karena itu, sejak sebelum mereka masuk usia pra-remaja, minimal facial wash dan sunscreen menjadi bagian dari skincare untuk anak laki-laki saya. Tapi ada juga yang nggak setuju sama saya. Yes, seorang teman mengatakan bahwa dirinya tidak mengajarkan anak laki-laki ribet menggunakan skincare. Simak, yuk, pro kontra penggunaan skincare pada anak laki-laki berikut ini.
Salah seorang mommies (sebut saja ia Mawar) yang saya tanya berpendapat bahwa skincare untuk anak laki-laki merupakan hal yang nggak seharusnya diajarkan. Why? Karena skincare adalah domainnya perempuan. Hal ini berkaitan dengan penampilan (dan menjurus ke pembentukan karakter). Menurut Mawar, penampilan laki-laki, ya, harus laki. Diwakili dengan tampilan wajah kasar (dalam artian positif), gagah, dan nggak mulus. Jika sedari dini sudah diajarkan ribet dengan segala perawatan kulit, apa nanti nggak dianggap kemayu? Banci? So, skincare is a big no no.
Beberapa ibu yang sepaham dengan saya memiliki pendapat yang berbeda. Dari ilmu yang kami dapatkan, kulit merupakan bagian tubuh terluar yang tugasnya adalah sebagai garda terdepan perlindungan tubuh dari serangan faktor eksternal macam radikal bebas, sinar UV, dan kuman penyakit. So, skincare untuk anak laki-laki itu penting sebagai bagian dari menjaga kesehatan tubuh. Nggak ada hubungannya sampai nanti jadi bencong atau nggak. Paling tidak, anak laki-laki sedari dini sudah harus belajar menggunakan facial wash dan sunscreen sebagai proteksi terhadap kulit, terutama kulit wajah.
Baca juga: Sunscreen Itu Wajib Hukumnya Untuk Semua Gender Anak
Nah, kalau aliran ini sebenarnya mommies yang sudah menyadari bahwa menjaga perawatan kulit itu penting bahkan untuk anak laki-laki. Hanya saja karena anak laki-lakinya malas, nggak suka, atau nggak nyaman, para mommies ini kemudian nggak jadi pro terhadap perawatan kulit. “Saya nggak mau maksa, apa lagi dia nggak suka sama sensasi facial wash ketika digunakan, jadi, ya, sudah, biarkan saja dia pakai air untuk cuci muka. Mungkin nanti, ya, kalau sudah dia berusia 17 tahun baru aku ingatkan,” papar Gina, ibu dari Kenzo, 12 tahun. “Anaknya sudah sering saya ingatkan, sih, tapi namanya juga anak laki-laki, wajar kalau nggak serajin anak perempuan. Ya, sudahlah, ya,” jawab Ria, ibu dari Emil, 14 tahun.
dr Gloria Novelita, SpKK mengatakan bahwa, saat pubertas secara alami, hormon androgen meningkat di dalam tubuh anak remaja. Hormon ini memicu kelenjar sebum untuk mengeluarkan minyak, akibatnya kulit akan menjadi lebih berminyak. Efek yang ditimbulkan adalah sel-sel kulit dan folikel rambut menjadi tersumbat. Jika saat itu kondisi kulit sedang kotor, maka akan menjadi jerawat. “Apalagi kalau remaja ini tangannya kotor lalu suka memegang-megang wajah. Debu, bakteri, dan kotoran yang ada di tangannya akan berpindah, lalu menempel di kulit wajah,” terang dr Gloria.
Itulah sebabnya, perawatan kulit sejak remaja menjadi penting. Kalau kata dr. I Gusti Nyoman Darma Putra, SpKK yang paling penting basicnya dulu. Yang pertama, proses pembersihkan kulit menggunakan sabun, cleanser, atau toner. Yang kedua, yang juga sangat penting adalah penggunaan sunscreen atau sunblock untuk melindungi kulit dari bahaya sinar UV penyebab kanker kulit. Bagaimana mommies, Anda sendiri ada di ‘aliran’ mana? Skincare untuk anak laki-laki itu penting, atau malah tidak sama sekali?
Photo by Nora Topicals on Unsplash