Ingat, ya, ayah, anak perempuan ayah bukan bayi lagi. Ada beberapa batasan yang kini ayah harus terapkan kepada anak perempuan seiring menginjak usia SD.
Di usia berapapun, kedekatan antara ayah dan anak perempuan tetap harus dibangun. Bisa dengan melakukan kegiatan bersama, mengobrol atau menujukkan kasih sayang dengan sentuhan fisik seperti memeluk, mencium dan sebagainya. Nah, yang terakhir ini harus lebih hati-hati dilakukan para ayah. Pasalnya, ketika anak sudah memasuki usia SD, fisik dan psikologis anak juga mengalami perkembangan.
Ada lampu kuning yang harus ayah perhatikan dalam mengekspresikan kasih sayang kepada anak perempuan. Nggak bisa sembarang peluk, cium, elus-elus lagi seperti di kala mereka bayi. Ayah harus memperlakukan anak perempuan dengan penuh kasih sayang, sekaligus menghormati anak sebagai seorang perempuan yang nantinya akan tumbuh dewasa.
Jadi, berhenti lakukan hal berikut kepada anak perempuan ayah ketika sudah memasuki usia SD, ya.
Tidur satu ranjang dengan anak
Idealnya, pisah tidur dengan anak dilakukan sejak usia 2 tahun. Namun, nggak semua anak bisa melakukan transisi ini dengan cepat. Sudah gitu, terkadang kendala juga datang dari ortu yang suka nggak tegaan melihat anak tidur sendiri. Namun, ketika sudah menginjak usia SD, para ayah, tidak boleh lagi tidur satu ranjang lagi dengan anak perempuan. Ini salah satu cara untuk membangun batasan kontak fisik antara ayah dan anak perempuan.
Cium bibir anak
Sebetulnya, para psikolog mengimbau agar para orang tua nggak mencium bibir anak. Pasalnya, bibir adalah area sensitif yang bisa membangkitkan gairah seksual anak. Selain itu, anak jadi nggak ngerti batasan privasi tubuhnya, padahal, bibir adalah area pribadi. Bisa-bisa ia memperbolehkan orang lain melakukan itu padanya, atau sebaliknya, anak melakukan itu pada orang lain. iUntuk mengekspresikan kasih sayang, cukup cium pipi, dahi atau tangan anak perempuan.
Memandikan anak
Ayah, kalau mau memandikan anak, cukup sampai usia pra sekolah saja, ya. Kalau sudah masuk SD, latih anak mandi sendiri. Tahu sendiri, kan, memandikan anak artinya ayah mengusap seluruh anggota tubuh anak, termasuk yang sensitif sekalipun. Jadi, stop lakukan ini, ya!
Ganti baju di depan anak
Ini bisa memburamkan ajaran yang benar tentang menjaga privasi tubuh. Salah satunya aturan berganti pakaian. Semestinya yang benar itu masuk kamar, tutup pintu, lalu ganti baju, dan tidak di depan orang lain. Kalau daddies mengganti pakaian di depan anak perempuan, bisa membuat anak berpikir ganti baju di depan orang lain itu boleh. Lagi pula, ayah juga tak semestinya memperlihatkan anggota tubuh di depan anak perempuan.
Menepuk pantat anak
Waktu anak bayi, pantat adalah salah satu target untuk melampiaskan kegemasan orang tua pada bayi. Suka nepuk-nepuk pantat, cubit pelan nan gemas. Nah, kalau anak perempuan sudah memasuki usia SD, hentikan kebiasaan itu ya, daddies. Lagi-lagi, alasannya adalah karena pantat adalah salah satu anggota tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain tanpa persetujuan yang bersangkutan. Plus, itu termasuk area tubuh yang sensitif.
Melihat anak tanpa busana
Mau itu di rumah saat sebelum atau sesudah mandi, ganti baju, di kolam renang, atau di manapun, ayah tak boleh lagi melihat anak perempuannya tanpa busana. Mungkin anak perempuan ayah belum sepenuhnya memahami ini; oleh karena itu, justru ayahlah yang harus memberi pengertian bahwa itu tak boleh dilakukan putri ayah.
Baca juga:
Ajarkan Anak Perempuan Agar Berani Bersuara
Tips Membangun Jiwa Kepemimpinan Anak Perempuan agar Tumbuh Berdaya
Follow Us on Instagram