Sorry, we couldn't find any article matching ''
5 Alasan Ibu Bekerja Takut Pindah Kerja dan Cara Mengatasinya
Mulai dari takut tidak akan mendapatkan atasan yang ramah ibu bekerja, hingga takut beradaptasi, berikut ini alasan ibu bekerja takut pindah kantor baru.
Menjadi ibu bekerja memang banyak tantangannya. Dalam kasus ini adalah ibu bekerja kantoran. Selain berjibaku membagi waktu antara urusan di rumah dan kantor, ibu bekerja juga punya tantangan lain: pindah kerja. Entah itu untuk mendapatkan gaji dan fasilitas yang lebih baik, atau malah mengembangkan karir dengan mendapatkan posisi dan jabatan yang lebih tinggi. Ada semacam kekhawatiran di dalam hati, “Bisa nggak, sih, aku bersaing sama mereka yang menikah atau punya anak saja belum?” Well, berikut ini alasan ibu bekerja takut pindah kerja sekaligus cara mengatasinya.
Takut bersaing karena usia
Namanya juga ibu bekerja yang punya anak dan sudah berusia matang, secara fisik jelas menang mereka yang masih muda, single, dan belum punya anak. Fokus kerja dan waktu bisa mereka curahkan sepenuhnya untuk urusan kantor. Wajar kalau ibu bekerja punya rasa ‘takut’ tersebut. Menurut Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPE sebenarnya nggak perlu takut. Banyak sekali ibu bekerja yang bisa berkembang tak kenal usia. Justru kematangan usia menjadi nilai lebih, lho. Umumnya, nih, (meski nggak semua) usia matang akan membuat keputusan-keputusan bijaksana. Baik itu untuk urusan pekerjaan, juga dalam me-manage bawahan. So, ketakutan itu semestinya nggak beralasan. Belum dicoba, kan?
Takut dapat atasan yang nggak ramah ibu bekerja
Harus diakui, ada beberapa atasan yang sulit memberikan toleransi ketika kita izin demi urusan keluarga di rumah. Sebenarnya mungkin tadinya nggak begitu, tapi bisa jadi, nih, beberapa oknum ibu bekerja sering menjadikan ‘anak sakit’ alasan supaya bisa bolos kerja. Ketika mau pindah kerja ke kantor baru, kan, ada proses interview, ya. Mommies pasti akan diinterview calon atasan. Hak Anda, lho, untuk menanyakan seberapa jauh toleransi yang diberikan kantor untuk ibu bekerja yang memiliki anak. Kalau memang jawaban yang diberikan nggak bikin sreg hati, ya, nggak usah diambil pekerjaannya. Bisa cari pekerjaan di kantor lain, kok. Sekali lagi, yang penting jalanin saja dulu. Kita mana pernah bisa tahu, kalau nggak kita pernah mencoba?
Baca juga: Cinta Kantor Tapi Tidak Cinta Gajinya. Harus Bagaimana?
Takut tidak bisa beradaptasi lagi di kantor baru
Jangankan ibu bekerja, kalau di kantor lama sudah mulai nyaman, buat mereka yang belum punya anak juga ada kekhawatiran untuk beradaptasi di kantor baru. Ibu bekerja akan lebih-lebih lagi, beradaptasi dengan lingkungan yang mungkin nggak terlalu ‘friendly’ buat mereka. Coba, deh, tentukan dulu prioritas adaptasinya. Pertama fokus dulu untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Pelajari dan pahami lingkungan kerjanya seperti apa. Urusan relasi dengan kolega mungkin bisa jadi prioritas berikutnya. Mommies bisa memilih waktu yang tepat untuk berkenalan dan menjalin pertemanan.
Malas bikin CV baru
Nah, ini berarti, kan, sebenarnya rasa malasnya yang harus diatasi. Sekarang banyak, lho, template CV di berbagai aplikasi desain macam Canva. Mommies tinggal isi sesuai petunjuk. Mudah sekali digunakan. Berbagai template pembukaan kalimat lamaran juga sekarang tinggal unduh. Kalau masih malas juga, memang intinya belum ingin pindah kerja saja, dan belum ada faktor yang memicu harus pindah kerja. Akui saja kalo sudah nyaman di kantor yang sekarang :)
Takut meninggalkan zona nyaman di kantor lama
Apalagi kalau zona nyaman tersebut bikin ibu bekerja lebih leluasa mengatur waktu antara urusan rumah dan pekerjaan. Wah, makin-makin nggak mau pindah. Mbak Rosdiana mengatakan, kalau memang ada keinginan untuk pindah ke kantor baru, yang harus dipastikan adalah tujuan utamanya. Jika memang sudah ketemu objektifnya, lalu observasi untung dan ruginya. Tak bisa dipungkiri, ibu bekerja tentu lebih punya banyak pertimbangan. Tapi bukan berarti nggak bisa pindah dan berkembang juga. Mommies mungkin bisa berdiskusi dengan pasangan, atau mungkin teman sesama ibu bekerja yang lebih berpengalaman.
Share Article
COMMENTS