Karena kayu tak tampak saat di-rontgen, alhasil kayu sepanjang 8 cm yang masuk ke kaki anak saya tak terdeteksi dan membuat kaki menjadi bengkak hingga harus dioperasi.
Berawal dari kejadian saat kami sekeluarga berlibur di daerah Pandeglang. Anak-anak asik beach hopping setiap hari. Hingga di hari terakhir kami mau kembali ke Jakarta, pulang dari pantai, Si Kakak turun dari mobil sambil tertatih-tatih. “Tadi aku jatuh ma, lagi mau nyeberang got, tahu-tahu papannya patah. Sakit banget,” ujarnya sambil menunjukkan kondisi si kaki.
Kondisi kaki waktu itu di punggung kaki ada luka terbuka dan di dekat jempol bagian bawah ada tampilan seperti urat terjepit. Saya fokus terhadap luka terbuka karena pasti kotor dan khawatir infeksi. Saya langsung meminta si kakak membersihkan luka dengan air mengalir serta betadine, kemudian kami jalan pulang.
Senin malam kondisi kaki membengkak, sulit jalan, serta muncul nanah di area yang kami kira urat terjepit. Akhirnya selasa kami memutuskan bawa ke dokter ortopedi, untuk memastikan bahwa tulang dan otot-ototnya baik-baik saja.
Setibanya di rumah sakit, masuk ke ruang dokter, dokter bertanya apakah sempat dipijat, yang dengan tegas saya jawab tidak, karena memang saya bukan aliran yang pergi pijat di saat terluka. Akhirnya diputuskan untuk rontgen. Setelah hasil rontgen keluar, dicek, tidak ada masalah apapun. Tulang baik-baik saja. Diagnosa dokter adalah, selulitis (Infeksi bakteri di kulit dan lapisan yang ada di bawahnya. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit terlihat kemerahan, bengkak). Kasih antibiotik. Selesai.
Tapi, kok, kondisi kaki terus membengkak dan nggak ada perubahan positif, walau si anak tidak mengalami demam sama sekali. Akhirnya jumat pagi saya memutuskan ke dokter bedah umum, karena melihat kaki makin bengkak dan area bernanah semakin besar. Pikir saya waktu itu, oh insisi ringan, mengeluarkan nanah terus beres.
Jumat pagi saya menghubungi beberapa rumah sakit mengecek dokter bedah paling pagi, ada di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, dengan dr Aditya Maulana Arrum SpB. Begitu masuk ke ruang praktik, dokter menanyakan detail kejadiannya, mengecek kaki, minta izin menyentuh pelan, dan kemudian ngomong “Ini harus tindakan bedah ya bu, tapi di ruang operasi dan harus bius total.”
Terkejutlah Si Mama ini, ahahaha. Sepersekian detik mencerna karena mengira salah dengar. Pastikan lagi, eh benar harus bius total karena pembengkakannya sudah menjalar ke atas. Dan kalau bius lokal akan sakit sekali. Ya sudah segera cek jadwal ruang operasi, dapat jadwal operasi besok sore jam 4. Hari itu kami memutuskan untuk pulang dulu ke rumah sekaligus menyiapkan pakaian.
Besok siang kami kembali ke rumah sakit, masuk ke kamar rawat inap, dan menunggu jam 4 sore. Menjelang jam 4 sore, Si Kakak di bawa ke ruangan operasi untuk dibius sambil dokte menerangkan, kemungkinan durasi operasi sekitar 1 jam.
Sekitar 40 menit kemudian, saya dipanggil ke ruangan pemulihan dan dijelaskan, bahwa ternyataaaa, penyebab kaki bengkak dan nanah adalah adanya kayu sepanjang 8cm di dalam kaki anak saya. Ditunjukkin itu kayunya dan foto saat tindakan bedah dilakukan. Saya langsung lemas dan terheran-heran, kok bisa ada kayu sepanjang itu masuk tapi nggak terlihat ada lubang di kaki.
Nah di sinilah saya baru tahu, kalau yang namanya kayu serta kaca itu tidak bisa tampak di hasil rontgen. Huhuhu, saya membayangkan bagaimana itu anak saya sakitnya selama 6 hari.
Untunglah proses operasi berjalan lancar, rawat inap selama 5 hari, kemudian kami boleh pulang, dengan jadwal cek kembali di satu minggu kemudian, melihat jahitan dan dua minggu kemudian untuk melepas jahitan. Selama menunggu jadwal cek, kaki selalu diperban dan tidak boleh basah terkena air.
Jadi sekali lagi, untuk para orang tua, waspada ya kalau anak jatuh terutama di area yang banyak kayu atau kaca, dan terjadi pembengkakan, segera bawa ke rumah sakit aja untuk memastikan, agar tidak semakin berbahaya.
Satu lagi, pastikan asuransi kesehatan kita benar-benar maksimal manfaatnya ya, karena biaya operasi itu mahal banget, hehehehe.
Baca juga: Kenali Masalah di Dalam Tubuh Melalui Tes DNA. Layak dicoba!