Sorry, we couldn't find any article matching ''
8 Panduan Seks Setelah Menopause
Seks setelah menopause bisa jadi aktivitas yang kurang nyaman buat perempuan. Berikut ini 8 panduan dari dr. Nisa Fathoni, SpOG, IBCLC.
Meski masa menopause itu terasa masih lama, jangan salah, perimenopause bisa dimulai bertahun-tahun sebelumnya, lho. So, saya rasa nggak ada salahnya kita mulai aware, apa yang terjadi dan apa efek samping dari menopause. Salah satunya adalah aktivitas seks. Setelah menopause, seks bisa jadi menjadi hal yang membuat perempuan kurang nyaman. Karena perubahan hormon, area vagina mengalami kekeringan vagina. Sementara kulit di bagian dalam dan di sekitar vagina terasa gatal atau terbakar. Agar aktivitas ini bisa tetap menyenangkan, berikut 8 panduan seks setelah menopause.
Baca juga: Kenali 10 Hubungan Seks Yang Sehat
Menggunakan pelumas
Beberapa kondisi medis saat menopause dapat memengaruhi aliran darah ditambah dengan stres dan kecemasan, sehingga bagi sebagian besar wanita yang menopause akan merasakan sakit saat beraktivitas seks. Saat inilah pelumas atau lubricant bisa membantu. Pelumas umumnya akan mengurangi kekeringan vagina yang dapat menyebabkan luka akibat gesekan selama hubungan seksual.
Pelumas yang bisa Anda gunakan termasuk:
Water base: Pelumas berbasis water ini kandungannya memang lebih banyak air dan dapat dikategorikan aman. Meski begitu, Anda mungkin harus menambahkannya beberapa kali
Silicon base: Dibanding pelumas waterbase, pelumas ini bertahan lebih lama, namun kandungan silikon ini lebih rentan menyebabkan alergi.
Hindari menggunakan petroleum jelly sebagai pelumas
Selain petroleum jelly, minyak zaitun atau baby oil juga sebaiknya tidak digunakan, ya. Karena hanya akan meningkatkan risiko iritasi dan mungkin saja infeksi. Pelumas yang memiliki basis minyak akan membuat kerja kondom juga tidak optimal.
Tingkatkan foreplay
Saat melakukan aktivitas seks, minta pasangan menambah durasi foreplay, agar vagina tidak kering dan memberi kesempatan pelumas alami diproduksi optimal. Hal ini tentu saja memerlukan tingkat komunikasi yang baik dengan pasangan.
Bersihkan dan rawat area vagina dengan benar
Bersihkan area vagina menggunakan air bersih dengan dingin atau suam-suam kuku. Hindari menggunakan air panas agar tidak terjadi iritasi. Dalam penggunaan pembersih kewanitaan, pastikan kesesuaian pH dan kandungannya tidak mempengaruhi ekosistem flora normal vagina sebagai daya tahan alami area kewanitaan. Hindari penggunaan pembersih berbahan deterjen, sabun, minyak, atau pencuci yang dapat menyebabkan kekeringan.
Kelola stres
Stres dan cemas itu sudah pasti dialami wanita menopause seiring dengan perubahan hormon. Untuk itu, Anda mungkin bisa mencoba untuk mengelolanya. Jika butuh bantuan, mommies bisa hubungi terapis, konselor, atau psikolog. Siapa pun yang mommies percaya.
Gunakan pakaian dalam yang tepat
Hindari bahan pakaian dalam yang dapat mengiritasi kulit. Sebaiknya juga nggak menggunakan celana dalam terlalu ketat untuk meminimalkan kekeringan pada vagina.
Tetap bergerak aktif dan berolahraga
Ada latihan yang dapat membantu Anda melatih kembali dasar panggul yaitu latihan Kegel. Mommies juga bisa mencoba pilates atau yoga. Selain membuang kalori, yoga dan pilates dapat menenangkan.
Baca Juga: Saatnya Orangtua Buka-Bukaan Soal Pendidikan Seks
Pastikan tubuh terhidrasi
Jangan lupa untuk tetap minum air putih minimal 2,7 liter per hari untuk perempuan agar tubuh dan kulit terhindar dari dehidrasi, dalam hal ini kulit di sekitar area vagina.
Artikel ini direview oleh dr. Nisa Fathoni, SpOG, IBCLC
Share Article
COMMENTS