Bentuk perundungan apa pun merupakan hal yang buruk dan tidak dapat ditoleransi. Berikut ini 6 jenis bullying yang harus diketahui dan diwaspadai orang tua.
Banyak sekali kita lihat di media sosial mengenai kejadian perundungan atau bullying. Bukan hanya terjadi pada anak di Sekolah Dasar, bullying ternyata juga terjadi dalam lingkungan perkuliahan, tempat kerja, bahkan keluarga.
Namun, tidak semua bentuk perundungan dapat terlihat jelas. Para peneliti yang mempelajari tentang perundungan telah menemukan bahwa ada lebih banyak intimidasi daripada yang terlihat. Sebagian besar orang hanya mengetahui bentuk perundungan atau bullying secara fisik.
Dikutip dari Very Well Family, ada 6 jenis bullying yang harus diwaspadai dan diketahui para orang tua seperti berikut ini.
BACA JUGA: 10 Tanda Bullying di Tempat Kerja yang Jarang Disadari
Perundungan fisik merupakan bentuk perundungan yang paling terlihat. Ini terjadi ketika anak menggunakan aksi secara fisik untuk mendapatkan kekuatan dan mengontrol target mereka. Perundungan fisik ini membuat pelaku perundungan cenderung merasa dirinya yang lebih kuat, lebih besar, dan lebih agresif dibanding korban. Perundungan fisik juga dapat melukai tubuh seseorang dan menyebabkan efek yang serius.
Contoh dari perundungan fisik seperti menendang, memukul, meninju, menampar, mendorong, dan bentuk serangan secara fisik lainnya.
Perundungan verbal adalah bentuk intimidasi kepada seseorang dengan menggunakan kata-kata secara terucap atau secara tertulis. Pelaku perundungan verbal menggunakan kata-kata, pernyataan, dan pemanggilan nama untuk menguasai dan mengontrol targetnya. Biasanya pelaku akan menggunakan hinaan tanpa henti untuk merendahkan, mengancam, dan menghina perasaan orang lain.
Agresi relasional adalah salah satu bentuk perundungan yang berbahaya yang jarang diperhatikan oleh orang tua dan guru. Agresi relasional juga disebut sebagai intimidasi emosional atau perundungan sosial, di mana pelaku akan memanipulasi dan mengucilkan orang lain dengan cara menyebarkan gosip, memanipulasi situasi, menghancurkan kepercayaan, mempermalukan seseorang, hingga mengucilkan seseorang yang mengakibatkan rusaknya reputasi atau hubungan seseorang.
Tujuan pelaku adalah untuk meningkatkan status sosial dirinya dengan mengendalikan atau menindas orang lain. Agresi rasional seringkali terjadi di kalangan remaja dan sekolah menengah. Namun, perundungan jenis ini juga dapat terjadi di lingkungan pekerjaan.
Perundungan di dunia maya adalah bentuk intimasi yang dilakukan menggunakan teknologi digital. Contohnya seperti membuat ancaman online, mengirim teks atau e-mail yang menyakitkan, mengunggah gambar atau video yang tidak pantas, dan menggunakan informasi seseorang tanpa izin di media sosial.
Pelaku perundungan di dunia maya sering mengatakan hal-hal yang tidak berani mereka katakan secara langsung. Sehingga, teknologi membuat mereka anonim dan terlepas dari situasi langsung. Namun sebaliknya, pada korban perundungan rasanya sangat invasif dan tidak pernah berakhir karena penindasan dapat mereka alami dan rasakan di mana saja, bahkan di rumah sendiri yang seharusnya menjadi tempat yang aman.
Perundungan seksual adalah tindakan yang dilakukan secara berulang, berbahaya, dan memalukan yang menargetkan seseorang secara seksual. Bentuk perundungan seksual mencakup pemanggilan nama secara seksual atau cat-calling, komentar kasar, gerakan vulgar, menyentuh tanpa izin, dan materi pornografi. Jika dibiarkan, perundungan seksual akan dapat mengarah kepada kekerasan seksual.
Perundungan berprasangka didasarkan pada prasangka seseorang terhadap orang lain dari ras, agama, hingga orientasi seksual yang berbeda. Jenis bullying ini dapat mencakup semua jenis perundungan lainnya dan termasuk parah. Perundungan berprasangka dapat terjadi pada anak dan remaja, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan kejahatan kebencian.
BACA JUGA: 6 Tips Ajarkan Anak Mampu Membeda Diri Sendiri
Cover: Photo by Keira Burton on Pexels