Meski drama ini sudah menyelesaikan masa tayangnya, tapi ternyata masih banyak yang nonton, lho. Bahkan pada re-watch saking serunya cerita genre zombie apocalypse yang dibumbui romantisme tipis-tipis ini. Yes, yes, bukan cuma kisah cinta antara 2 peran utama Yoon Sae Boom dan Jung Ji Yun, tapi juga hubungan kasih sayang antara pasangan renta Kim Hak Jee dan Ji sung Sil istrinya. Serulah. Walaupun isinya banyak dikejar-kejar zombie, dan perjuangan mencari penawar dari virus penyebabnya, ada beberapa pelajaran hidup yang bisa kita dapat dari serial drakor Happiness ini.
Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, meski kisahnya menegangkan, karena terjadi kejar-kejaran antar manusia beneran sama zombie jadi-jadian, selalu ada cerita kasih sayang di baliknya. Ini juga berlaku antara kakak adik Na Hyun Kyung dan Na Soo Min. Di awal cerita kita bisa lihat pertikaian antara mereka berdua macam kakak adik gitu, deh, tapi begitu Na Soo Min kesusahan karena tergigit oleh salah satu zombie, Hyun Kyung nggak bisa tinggal diam. Bagaimanapun dia adalah kakaknya. Jadi Hyun Kyung ikhlas dibenci satu gedung, karena menyembunyikan kakaknya di salah satu apartemen. Kakak adik boleh berantem setiap hari, tapi tetap selalu sayang di ujung hati terdalam.
Kalau sudah menyangkut nyawa, apalagi nyawa sendiri yang dipertaruhkan, nggak peduli, deh, sama nyawa orang lain. Sudah terbukti dengan kelakuan Oh Joo-Hyeong, jangankan menolong sesama penghuni apartemen, istrinya sendiri dia bunuh untuk menyelamatkan dirinya. Demi bertahan hidup, mendapatkan air, makanan, dan kebutuhan sehari-hari, ada sebagian orang yang mementingkan dirinya sendiri tanpa peduli orang yang di sebelahnya juga membutuhkan. Betul, sih, ini namanya naluri. Semua manusia dilahirkan punya insting untuk bertahan hidup. Tapi kalau sampai membahayakan hidup orang lain, ya, jelas ngawur.
Kadang suka nggak habis pikir memang sama ambisi Oh Yeon Ok yang ingin jadi kepala pengurus warga apartemen. Gimana mau diurus, lah, penghuninya saja nyaris habis gegara kena virus zombie. Yang mau diurus siapa? Tuh,lah, jangan sampai kita dimakan sama ambisi sendiri. Ambi boleh, tapi mempertahankan ambisi sampai gila janganlah. Ada saat di mana kita harus menyadari kalau ambisi kita ada yang perlu dibenahi, atau perlu cari ambisi baru. Sadar diri, kalau ada hal-hal yang memang mungkin nggak ditakdirkan untuk kita.
Kalau punya perasaan sayang atau cinta, tuh, baiknya disampaikan. Jangan tunggu detik-detik terakhir, yang ada telat. Basi, madingnya udah terbit. Ya, kan? Hahaha. Eits, ini nggak berlaku buat pasangan yang pacaran aja, pasangan suami istri juga. Buat yang introvert, bukan cuma perasaan sayang dan cinta aja, tapi juga mungkin perasaan yang nggak enak. Jangan dipendam, biar nggak terakumulasi dan kemudian malah bikin perang dunia.
Ikutan Quiz: Makanan Korea Mana yang Sesuai Sama Karaktermu
Namanya manusia, kalau sudah melihat orang sakratul maut di depan mata, baru, deh, mikirin hidup. Betapa hidup kita berarti, betapa kita ingin diberi kesempatan kedua oleh-Nya untuk memperbaiki hidup, betapa kita ingin menyampaikan pesan untuk orang-orang yang kita cintai. Sayangnya, kalau detik-detik krusial sudah lewat, sudah lupa lagi, deh, niat awal. That’s why, hiduplah seakan-akan besok kita akan pergi untuk selama-lamanya. Supaya hidup penuh arti dan nggak ada penyesalan.
Baca juga: Drakor Move To Heaven, Sebuah Cara Menghargai Kematian