Sorry, we couldn't find any article matching ''
Bagaimana Memiliki Hubungan yang Baik dengan Anak Usia 5-8 Tahun? Berikut Tips Wajib Untuk Orang tua
Lepas balita, berbeda pula gaya parenting yang perlu kita terapkan. Berikut, tips memiliki hubungan yang baik dengan anak usia 5-8 tahun.
Tiga hal utama yang Mommies perlu ketahui sebagai kunci perkembangan dan kesejahteraan anak-anak adalah:
- Hubungan yang hangat dengan orang tua dan percaya bahwa orang tua selalu punya waktu untuk mendengarkan mereka.
- Kedua, orang tua perlu memahami bahwa seiring anak bertambah besar, pola hubungan orang tua dengan anak juga berubah. Anak menjadi lebih mandiri ketika dia mulai sekolah, tetapi hubungan keluarga tetap berpengaruh besar. Maka penting memastikan bahwa pola asuh yang kita terapkan sesuai dengan usia untuk membantunya merasa aman dan memberinya kepercayaan diri.
- Ketiga, komunikasi yang baik. Dengarkan dan timpali cerita mereka, lakukan kegiatan sehari-hari bersama, beri perhatian positif, berbagi aktivitas, dan lakukan ritual keluarga.
Baca juga: 7 Hal yang Bisa Membuat Anak Menjadi Pribadi Tangguh
Photo by Christopher Ryan on Unsplash
Apa yang bisa diharapkan dari hubungan orang tua dan anak usia 5-8 tahun?
- Anak mulai ingin mandiri, tetapi di satu sisi, dia masih membutuhkan banyak cinta dan perhatian orang tua.
- Dia bangga menjadi ‘anak gede’, tetapi dia tetap butuh persetujuan Anda.
- Dia mungkin mulai mudah malu dan sadar diri, bahkan mengkritik dirinya sendiri. Nah, saat inilah Anda perlu mengingatkannya untuk fokus pada hal-hal baik yang ia miliki dan apa yang bisa ia lakukan, bukan pada apa yang tak bisa ia lakukan.
- Anak mungkin mulai irit bicara. Tetapi ia perlu tahu bahwa Anda selalu punya waktu untuk mendengarkan dia bercerita.
- Keseruan lainnya adalah bahasa, pemikiran, emosi, dan keterampilan fisik anak Anda berkembang pesat pada usia ini. Ini berarti Anda mungkin akan melakukan percakapan yang cukup mendalam. Sabar ya Mommies, karena seringkali percakapan mendalam dengan anak usia 5-8 tahun bisa menjengkelkan, mengharukan, sekaligus bikin Anda geli.
- Jangan sedih jika teman sebaya dan teman sekolah mungkin mulai menjadi lebih penting dalam kehidupannya, terutama saat ia memasuki tahun-tahun awal sekolah.
- Persahabatan memberi anak Anda rasa memiliki, membantunya belajar dan melatih keterampilan sosial seperti berbagi dan bernegosiasi. Tetapi tenang, ia pasti tetap membutuhkan Anda terutama jika masalah persahabatan muncul.
- Hubungannya yang aman dan tenteram dengan Anda membantunya mengelola suka duka berteman dan kehilangan teman. Bahkan saat ia mulai mencari panutan orang dewasa di luar keluarga – misalnya, guru favorit, anak akan tetap meminta bimbingan Anda dan ingin tahu pendapat Anda tentang orang-orang dewasa yang ia sukai.
- Pastikan untuk selalu memahami perasaan anak Anda, memuji perilaku positifnya, dan membantunya melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Ini akan membantunya punya empati dan berperilaku baik.
Tips membangun hubungan yang kuat dengan anak usia sekolah
- Beri anak Anda banyak perhatian positif dengan menunjukkan kehangatan dan ketertarikan pada apa yang dia lakukan dan ceritakan. Beri respon dan tunjukkan minat waktu ia bercerita tentang teman-teman dan gurunya di sekolah dengan mengajukan pertanyaan lanjutan sehingga percakapan terus berlanjut.
- Luangkan waktu untuk berbagi hal-hal yang Anda berdua sukai. Kegiatan bersama dapat memberi Anda kesempatan untuk mengetahui lebih banyak tentang kesukaan dan ketidaksukaan anak Anda, kekhawatirannya, dan frustrasinya.
- Hindari banyak bertanya tentang sekolah saat dia pulang. Dia mungkin lelah dan lapar. Ketika Anda merasa bahwa dia sedang ingin berbicara tentang sekolah, pertanyaan sederhana, positif, dan spesifik dapat memancing ia bicara – misalnya, “Lagi ada tugas apa dari sekolah, Sayang?”
- Jika ia bertanya tentang topik yang sulit, jawablah dengan jujur, dalam bahasa yang dapat ia pahami. Jika memungkinkan cari perumpamaan atau analogi yang mudah dimengerti, misalnya saat menjelaskan terjadinya bayi, “Untuk membuat bayi, sperma dari pria dan sel telur dari wanita bersatu”. Mendorong komunikasi terbuka sejak dini membuat anak belajar bahwa ia selalu dapat berbicara dengan orang tuanya.
- Tetapkan beberapa aturan keluarga yang positif agar anak- anak tahu bagaimana memperlakukan anggota keluarga dan orang lain dengan baik dan sopan. Misalnya selalu ingatkan untuk bilang, ‘tolong’, ‘terima kasih’, ‘terima kasih kembali’, dan jangan gengsi bilang ‘maaf’ jika ia melakukan kesalahan.
- Makan bersama secara teratur dapat memperkuat hubungan keluarga dan membangun rasa memiliki di dalam diri anak-anak Anda.
- Pertahankan ritual keluarga seperti makan malam bersama, malam film keluarga, atau berolahraga di akhir pekan. Ritual menciptakan kenangan bersama, membangun hubungan dan ikatan keluarga.
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS