Sorry, we couldn't find any article matching ''
5 Pertanyaan Untuk Bapak Mentor Poligami
Untuk yang mengaku bapak Mentor Poligami, boleh ya saya menyampaikan beberapa pertanyaan untuk menghilangkan rasa penasaran saya.
Sebelumnya saya ucapkan selamat buat Anda, Coach Hafidin yang sekarang mendadak ngetop setelah tayang di Youtube Narasi. Sejak tayang 2 November 2021, video yang menampilkan profil Anda ditonton 2 juta orang lebih. Entah yang menonton ini diam-diam pendukung atau penghujat, itu tidak penting karena yang penting sekarang Anda populer. Hafidin, seorang dai dengan empat istri dan dua puluh lima anak, asal Serang, Banten.
Saya pribadi mengakui, sosok Anda yang saya lihat dari Youtube itu memang menarik. Dalam arti, sebuah perspektif yang baru buat saya. Kok, ada ya, pelaku poligami yang sukses dan bangga dengan apa yang dilakukannya. Bahkan, laris membuka kelas mentoring ‘Sukses Poligami’ berbiaya jutaan rupiah. Lebih heran lagi, kok ada yang mau ikut kelas Anda.
Saya yakin, setelah ini, pastilah peminat kelas Anda pun bakal jadi semakin ramai, dan job Anda mengisi kelas mentoring bakal kian padat. Anda pun tak perlu lagi repot-repot bayar iklan ke Instagram sebesar 2 juta rupiah sebulan untuk memasarkan iklan kelas Anda.
Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan, yang mungkin bisa jadi bahan mengajar untuk kelas mentoring Anda.
Apa sih tujuan Anda poligami?
Setiap orang pasti punya alasan yang mendasari tindakan. Begitupun dalam poligami. Jangan katakan bahwa itu perintah Tuhan, sebab banyak orang saleh tidak melakukan poligami. Jadi saya harap Anda menjawab dengan jawaban jujur tentang tujuan Anda menikah lagi dan lagi. Termasuk tujuan menikahi gadis yang baru berusia 16 tahun, yang lebih pantas jadi anak Anda. Apakah benar sama seperti orang-orang yang mencari kelas Anda, “Libido tinggi, tapi takut zina”? Ingin bisa berhubungan seks kapan pun dan sesering mungkin dengan halal? Punya anak sebanyak mungkin? Sampai-sampai istri yang sudah menopause Anda ceraikan.
Baca juga: Ingin Selingkuh atau Poligami, Jujur Sajalah!
Apa ekspektasi Anda dari poligami?
Pasangan yang menikah pasti punya ekspektasi. Misalnya, berharap membina rumah tangga sakinah mawaddah warahmah, keluarga yang diliputi rasa damai, tentram, penuh cinta dan diselimuti kasih sayang. Apakah Anda memiliki rencana jangka panjang untuk membangun keluarga bahagia dan menua bersama?
Seberapa besar rasa kesepian Anda?
Sampai-sampai satu istri saja tak mampu mengisi kekosongan dalam diri Anda. Kesepian akan terisi saat kita mencintai seseorang dengan sepenuh hati dan dicintai. Dugaan saya, Anda belum pernah mengenal cinta yang sebenarnya. Cinta berbeda dengan libido. Sebab, tanpa cinta, sebanyak apa pun istri yang Anda miliki, tak akan mampu mengisi lubang besar kekosongan dalam diri Anda. Anda akan terus mencari dan mencari, dan tak akan pernah merasa cukup.
Apakah kebutuhan seks Anda tercukupi dengan poligami?
Apa dampak dari ibadah Anda jika tak mampu mengendalikan libido dan menggunakan dalih agama untuk memenuhi hasrat egoistis semata? Apa dampak dari iman Anda jika tak mampu membersihkan hati?
Pernahkah Anda menanyakan pada istri tentang apa yang mereka rasakan?
Jika menikah lagi saja Anda tidak mau menyampaikannya pada istri, bagaimana bentuk dan bukti Anda respek pada mereka? Apa yang Anda katakan pada mereka? Janji-janji surga jika patuh terhadap suami? Bagaimana dengan akhlak bersikap baik pada istri, menghargai, dan mencintai istri sebagaimana diajarkan juga oleh Nabi Muhammad?
Baca juga: Anak dari Istri Kedua pun Berbagi Cerita
Bagaimana bisa tidur nyenyak dari mendapatkan uang hasil mengajar kelas para perempuan yang tersakiti akibat suami poligami?
Apa ukuran kelas Anda sukses? Para perempuan ini rela dan ridho dimadu?
Pernah Anda memikirkan tentang anak-anak Anda?
Bagaimana Anda mendidik mereka sebagai bentuk tanggung jawab ‘membuat’ anak sebanyak-banyaknya? Anda ingin dinilai sebagai sosok ayah yang seperti apa bagi anak-anak? Bagaimana Anda akan menjelaskan poligami kepada anak-anak? Bagaimana perasaan Anda apabila anak perempuan Anda disakiti oleh pasangannya?
Baca juga: Cerita dari Anak-anak yang Ayahnya Berpoligami
Silakan jawab pertanyaan saya.
Photo by Markus Winkler on Unsplash
Share Article
COMMENTS