banner-detik
PREGNANCY

Pentingnya Menilai Cadangan Ovarium Pada Ibu yang Melakukan Program Bayi Tabung

author

gitalarasw19 Nov 2021

Pentingnya Menilai Cadangan Ovarium Pada Ibu yang Melakukan Program Bayi Tabung

Sebelum mengikuti program bayi tabung, pertama kali yang perlu dilakukan adalah menilai cadangan ovarium calon ibu. Mengapa hal ini sangat penting? Simak penjelasannya berikut.

Dalam program bayi tabung atau IVF, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan awal. Salah satu yang paling penting adalah menilai cadangan ovarium calon ibu.

Menurut dr. Yassin Yanuar Mohammad, Sp.OG-KFER, M.Sc, dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi, dari RS Pondok Indah IVF Centre, cadangan ovarium mengacu pada jumlah dan kualitas sel telur seorang wanita yang berkaitan dengan potensi reproduksi. Potensi reproduksi sendiri merupakan kemampuan seorang perempuan untuk dapat menghasilkan setidaknya satu sel telur sehat yang siap dibuahi.

“Cadangan ovarium yang rendah dapat mengurangi kemungkinan untuk memperoleh keturunan. Sebaliknya, jumlah cadangan telur yang terlalu tinggi juga dapat menjadi penanda adanya sebuah kondisi gangguan pematangan telur, yang juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Berbeda dengan sperma yang dapat diproduksi terus menerus, sel telur wanita hanya diproduksi satu kali seumur hidup,” papar dr. Yassin.

BACA JUGA: Berhasil Menjadi Ibu Berkat Bayi Tabung

Ia menambahkan, saat seorang bayi perempuan lahir, ia sudah memiliki sekitar tujuh 700 ribu hingga satu juta sel telur. Namun, jumlah tersebut terus berkurang seiring bertambahnya usia.

“Ketika mendapatkan haid pertamanya, cadangan telur ini tinggal empat ratus ribu. Penurunan yang drastis terjadi saat seorang wanita memasuki usia 35-37 tahun. Apabila sel telur wanita sudah habis, maka ia tidak lagi subur. Kondisi ini umumnya terjadi sekitar usia 40 tahun, diikuti dengan menopause sepuluh tahun kemudian,” ungkap dr. Yassin.

Meski begitu, perlu diketahui bahwa usia menopause setiap wanita berbeda-beda ya, Mommies. Ini tergantung dari beberapa faktor, seperti riwayat penyakit dan gaya hidup. Beberapa wanita dapat kehilangan sel telurnya lebih cepat, tetapi ada juga yang lebih lambat.

Menilai cadangan ovarium

Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menilai potensi reproduksi seorang wanita. Berikut ini beberapa tes khusus untuk kedua metode yang umum digunakan di klinik. Pemeriksaan ini meliputi:

  • Usia kronologis, merupakan parameter yang baik untuk menilai potensi reproduksi.
  • Mengukur kadar Anti Mullerian Hormone (AMH), pengambilan sampel dalam tes hormon ini dilakukan dengan pengambilan sampel darah, di hari kapan pun. Kadar AMH digunakan untuk memperkirakan cadangan ovarium atau menilai usia biologis seorang perempuan.
  • Penilaian folikel antral basal (FAB), penilaian ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan USG transvaginal dengan melihat jumlah folikel (kantong sel telur) yang ada pada ovarium seorang perempuan. Folikel antral basal merupakan folikel yang berukuran 2-9 milimeter.

Cadangan ovarium dapat berbeda dari waktu ke waktu sehingga cara yang terbaik untuk menilainya adalah dengan melakukan pemeriksaan tambahan. Meski begitu, perlu dipahami bahwa metode pengujian cadangan ovarium yang tersedia saat ini hanya dapat menyediakan informasi terkait jumlah sel telur yang tersisa, tetapi tidak dapat memberikan gambaran secara detail mengenai kualitas sel telur.

Penyebab cadangan sel telur rendah

Ada beberapa kondisi di mana wanita di usia reproduksi memiliki cadangan sel telur yang kurang baik (poor ovarium reserve). Itu disebabkan oleh beberapa hal berikut:

  • Kebiasaan merokok
  • Memiliki endometriosis
  • Memiliki riwayat operasi di indung telur
  • Terpapar bahan-bahan toksik kimiawi
  • Tindakan kemoterapi atau terkena paparan radiasi dalam jumlah banyak
  • Autoimun
  • Penyakit infeksi virus HIV
  • Kelainan genetik
  • Idiopatik atau faktor yang tidak dapat dijelaskan

BACA JUGA: 6 Fakta Bayi Tabung yang Patut Kita Ketahui

Tidak ada jenis makanan, vitamin, atau terapi yang dapat menambah cadangan telur. Oleh sebab itu, untuk perempuan yang sudah menikah selama setahun, berusia 35 tahun, dan yang berhubungan intim rutin tanpa menggunakan kontrasepsi tetapi belum mendapatkan keturunan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

Perlu diingat bahwa berkurangnya cadangan telur dapat terjadi tanpa gejala sehingga perlu pemeriksaan ke dokter untuk mengetahuinya.

Share Article

author

gitalarasw

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan