Hormon memainkan peran yang luar biasa selama masa kehamilan dan persalinan. Salah satu yang tidak kalah penting adalah hormon relaksin. Mari kita bahas lebih lanjut tentangnya.
Relaksin merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh kita, tepatnya oleh ovarium dan plasenta. Ia memiliki peran penting dalam sistem reproduksi wanita dan selama masa kehamilan. Dalam persiapan untuk melahirkan, hormon relaksin akan melemaskan ligamen di panggul, serta melembutkan dan melebarkan leher rahim.
Mari cari tahu bagaimana peran relaksin sebelum dan selama masa kehamilan. Juga bagaimana ia bekerja dengan hormon-hormon lain di dalam tubuh Mommies untuk membantu melindungi buah hati.
Ketika perempuan berbicara soal siklus menstruasi, biasanya yang disinggung adalah tentang periodenya. Padahal, siklus menstruasi dipecah menjadi dua fase dan semua hormon di tubuh sama-sama bekerja keras selama fase-fase tersebut untuk mempersiapkan kehamilan.
Paruh pertama dari siklus menstruasi dikenal sebagai fase folikular. Fase ini dimulai pada hari pertama menstruasi dan berlangsung hingga proses pelepasan sel telur (ovulasi). Ovulasi umumnya terjadi sekitar hari ke-14, tetapi ini bervariasi pada setiap wanita, tergantung pada panjang siklus reproduksi mereka.
Fase folikular mengacu pada waktu di mana tubuh melepaskan hormon yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan sel telur di ovarium. Setelah sel telur matang dan berkembang, ia dilepaskan oleh ovarium dengan harapan bisa dibuahi.
Fase ini dimulai pada hari ovulasi terjadi dan berlangsung hingga periode berikutnya dimulai. Pada kebanyakan wanita, fase luteal berlangsung antara 12-16 hari. Selama masa ini, hormon-hormon bekerjasama mempersiapkan tubuh Mommies untuk menghadapi kehamilan.
Telur yang dilepaskan oleh ovarium meninggalkan folikel kosong yang dikenal sebagai korpus luteum. Korpus luteum melepaskan progesteron, kemudian bekerjasama dengan relaksin untuk menebalkan lapisan rahim dan membantu menanamkan sel telur yang telah dibuahi.
Jika sperma membuahi sel telur, kadar progesteron dan relaksin Mommies akan meningkat pesat. Progesteron akan membantu menjaga kehamilan awal sampai plasenta mengambil alih tugasnya, biasanya sekitar 10 minggu.
Secara bersamaan, relaksin disekresi oleh korpus luteum sebelum kemudian dilepaskan oleh plasenta. Jika pembuahan tidak terjadi, kadar relaksin dan progesteron akan turun secara bertahap dan tubuh bersiap untuk melepaskannya selama periode berikutnya.
Tingkat relaksin berada pada level tertingginya di masa awal kehamilan. Selama trimester pertama, relaksin membantu mendorong embrio tertanam di dinding rahim dan mendukung pertumbuhan plasenta.
Relaksin juga bekerja untuk menghambat kontraksi rahim selama awal kehamilan untuk mencegah terjadinya persalinan dini. Selain itu, ia pun bertanggung jawab untuk mempersiapkan peran baru organ-organ dalam tubuh selama kehamilan. Termasuk mengatur fungsi jantung dan ginjal Mommies untuk membantu organ-organ ini menyesuaikan diri dengan tugas yang bertambah karena adanya janin di dalam tubuh.
Selama kehamilan, volume darah seorang wanita meningkat 30%-50% dan salah satu peran penting lain dari relaksin adalah membantu melebarkan pembuluh darah sehingga tubuh dapat lebih mudah mengalirkan darah untuk diri sendiri dan bayi.
Sayangnya, relaksin juga menjadi penyebab beberapa gejala awal kehamilan yang tidak menyenangkan, seperti masalah gangguan pencernaan dan sembelit. Ini karena relaksin menyebabkan usus malas bergerak. Kabar baiknya, gangguan ini tidak berlangsung lama.
Sementara kadar relaksin menurun setelah trimester pertama, peran hormon tetap sama pentingnya saat mendekati persalinan. Relaksin membantu tubuh mempersiapkan persalinan dengan melonggarkan ligamen, tulang, dan otot panggul saat mendekati hari-H. Tentu ini akan memudahkan proses melahirkan.
Selama peregangan terakhir kehamilan, serviks akan mulai melunak dan terbuka untuk mempersiapkan persalinan. Relaksin membantu proses ini sambil juga mendorong pecahnya selaput yang menyelimuti bayi atau sering disebut pecahnya air ketuban (harap waspada bila terjadi ketuban pecah dini).
Jika seiring mendekati persalinan Mommies kerap merasa limbung, itu bukan sekadar imajinasi karena hormon relaksin lah yang menyebabkan itu terjadi. Mommies hanya perlu lebih berhati-hati.
Mommies mungkin tidak akan melihat atau merasakan efek samping yang parah dari relaksin. Namun, ada beberapa wanita yang merasakan ketidaknyamanan akibat pengaruh hormon ini. DIperkirakan 1 dari 300 kehamilan akan mengalami disfungsi simfisis pubis, yang dapat digambarkan sebagai nyeri panggul yang parah.
Pada beberapa orang, relaksin dapat menyebabkan tulang belakang mengendur secara berlebihan serta menimbulkan ketidaknyamanan. Mengenakan korset penyangga dapat membantu meringankan gejala, tetapi dokter atau bidan akan memberitahu Mommies jika ada perawatan lebih lanjut yang perlu dilakukan.
Kebanyakan ibu hamil tidak mengalami efek serius terkait dengan relaksin. Namun, ada baiknya Mommies berkonsultasi dengan dokter jika merasakan nyeri panggul yang tidak normal. Bisa jadi ada komplikasi yang membutuhkan perawatan khusus.
Sumber: Verywell Family
BACA JUGA:
Diabetes Gestational, Musuh Para Ibu Hamil
7 Fakta Tentang Hiperemesis Gravidarum, Kondisi Kehamilan yang Bisa Menyebabkan Malnutrisi