Sorry, we couldn't find any article matching ''
Ingin Menambah Tinggi Badan Anak? Pilih Olahraga Berikut!
Ada banyak hal yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satunya dengan berolahraga. Berikut jenis olahraga yang cocok untuk menambah tinggi badan anak.
Olahraga memiliki banyak manfaat untuk tubuh, termasuk bagi anak-anak. Pada dasarnya, olahraga dilakukan untuk meningkatkan kebugaran. Dengan begitu, tubuh dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan.
Menurut dr. Anita Suryani, Sp.K.O, Spesialis Kedokteran OIahraga dari Rumah Sakit EMC Sentul dan Klinik Utama Eminence, olahraga juga berguna bagi anak agar mereka tidak mudah lelah saat belajar dan bermain. Apalagi, tubuh anak-anak belum tumbuh sempurna sehingga harus tetap dijaga kebugarannya.
“Agar anak sehat, masih bisa dicapai dengan cara lain, misalnya dari pola makan dan istirahat yang cukup. Namun, untuk menjaga kebugaran, tidak ada cara lain, anak-anak harus melakukan olahraga. Dan anak sendiri yang mesti gerak, nggak bisa dikasih oleh orang lain seperti makanan ,” papar dr. Nita.
BACA JUGA: Aturan Baru Berolahraga untuk Anak di Masa Pandemi
Selain untuk menjaga kebugaran, olahraga juga bermanfaat mencegah berbagai penyakit di masa tua, seperti diabetes dan penyakit jantung.
Tak hanya itu, olahraga membantu menjaga fisik anak-anak lebih ideal. Jika sedari kecil sudah berolahraga, anak akan terhindar dari obesitas. Ia juga bisa mencapai tinggi potensi genetik (TPG)-nya.
Olahraga untuk menambah tinggi badan anak
Tinggi badan anak memang sangat dipengaruhi oleh keturunan. Ini bisa diperkirakan dengan menghitung tinggi badan orang tua melalui rumus berikut:
Meski begitu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar anak mampu mencapai potensi tinggi genetiknya, termasuk dengan olahraga.
Berbicara tentang olahraga untuk menambah tinggi badan anak, dr. Nita mengungkapkan, sebaiknya pilih yang high impact dan weight bearing. Jenis olahraga ini diketahui bagus untuk membangun dan mempertahankan kepadatan tulang.
Dinamakan high impact dan weight bearing karena olahraga ini melibatkan hentakan dan mampu menanggung berat badan. Contoh yang paling umum adalah olahraga yang melibatkan lompatan. Misalnya, basket, voli, lompat tali, senam, dan sebagainya. Bahkan, bermain trampolin juga termasuk olahraga high impact dan weight bearing yang dapat membantu meningkatkan tinggi badan anak.
“Berarti, salah kalau ada yang bilang bersepeda dan berenang bikin tinggi. Sempat ada mitos yang mengatakan bahwa kedua olahraga ini bikin tinggi, padahal sebenarnya nggak karena bukan high impact dan weight bearing,” ungkap dr. Nita.
Ia menambahkan, olahraga untuk menambah tinggi badan anak ini, akan bekerja maksimal pada anak-anak yang memasuki masa pubertas—sekitar 12 tahun ke atas. Meski begitu, bukan berarti kita harus diam saja dan tidak mendorong anak untuk berolahraga hingga mereka puber. Anak-anak yang belum mengalami pubertas harus tetap melakukan olahraga karena tulang mereka juga sudah mengalami pertumbuhan. Hanya saja, ‘dosis’-nya harus diperhatikan ya, Mommies.
Yang harus diperhatikan orang tua saat memilih olahraga untuk anak
Menurut dr. Nita, wajar jika orang tua ingin anaknya memiliki tinggi badan ideal. Namun, perlu diingat jangan terlalu memaksakan hingga berlebihan. Olahraga high impact dan weight bearing tadi harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak.
“Jika berkaitan dengan tumbuh kembang anak, segala sesuatu yang ‘terlalu’ memang kurang baik, ya. Terlalu kurang latihan tidak baik, apalagi berlebihan. Olahraga yang terlalu berat akan membebani tubuh anak,” jelas dr. Nita.
Di dalam tubuh anak-anak dan remaja, ada lempeng epifisis yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya sel tulang baru (osteoblast) yang membantu Si Kecil tumbuh lebih tinggi. Sayangnya, lempeng epifisis ini merupakan bagian tulang paling lemah sehingga mudah mengalami cedera. Olahraga yang berlebihan akan membuat lempeng epifisis cedera dan menutup lebih cepat. Akibatnya, pertumbuhan tulang anak pun bisa terhenti dan ia malah jadi pendek.
Oleh sebab itu, penting untuk selalu memantau olahraga Si Kecil. “Jika olahraga yang dilakukan berlebihan, anak akan menunjukkan sinyal-sinyal overtraining. Itu merupakan kondisi di mana olahraga bukan lagi menunjang kebugaran, tetapi malah memberikan efek negatif,” kata dr. Nita.
Sinyal-sinyal yang muncul bisa dari kondisi fisik dan psikis anak. Kalau dari fisik, anak akan merasakan sakit atau cedera pada tubuh, serta kelelahan setiap mau berolahraga. Namun, terkadang banyak orang tua yang mengabaikannya. Padahal, menurut dr. Nita, rasa nyeri dan kelelahan merupakan tanda tubuh untuk minta beristirahat dulu.
“Jadi, recovery saat latihan juga penting untuk diperhatikan. Biarkan badan kembali ke semula dulu baru memulai olahraga lagi,” pesan dr. Nita.
BACA JUGA: 8 Alasan Kenapa Saya Ingin Anak Saya Ikut Tim Olahraga
Selain fisik, psikologisnya anak juga bisa terganggu. Dia merasa malas dan tidak senang lagi melakukan olahraga.
Secara keseluruhan, dr. Nita menyarankan olahraga high impact dan weight bearing yang fun dan multigerak untuk menambah tinggi badan anak. Tetap harus ada unsur bermainnya dan kalau bisa tidak berasal dari satu cabang olahraga saja sehingga gerakkannya kaya dan anak tidak bosan. Selamat mencoba, Mommies!
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS