Sorry, we couldn't find any article matching ''
9 Hal yang Perlu Didengar Anak Laki-laki dari Ayahnya
Hubungan ayah dengan buah hati tidak kalah penting dari sang ibu. Bahkan, ada beberapa hal yang perlu didengar anak laki-laki dari ayahnya. Berikut di antaranya.
Anak-anak selalu mendengarkan, dan mereka bahkan bisa belajar hanya dari mengamati percakapan orang tuanya. Ini memang bukan hal baru, tetapi penting mengingatkan orang tua untuk memanfaatkan hal tersebut.
“Anak-anak tidak tahu apa yang ada di pikiran Anda,” kata Jeff Bostic, psikiater di MedStar Georgetown University Hospital. Oleh sebab itu, sebaiknya utarakan apa yang ingin disampaikan dan biarkan anak yang menilainya.
Tidak hanya ibu, para ayah juga harus lebih terbuka tentang hal-hal yang ingin mereka katakan. Apalagi yang mampu meningkatkan kecerdasaan emosional serta perilaku anak. Cara ini sangat penting, terutama untuk anak laki-laki yang sering menginternalisasi gagasan bahwa kelemahan adalah sifat negatif. Terkadang, mereka perlu mendengar hal-hal tertentu dari ayahnya yang membuat mereka lebih kuat menjalani kehidupan.
Berikut 9 hal yang perlu didengar anak laki-laki dari ayahnya:
Hal baik tentang pasangan
Seberapa sering para ayah memuji istrinya? Tampaknya simpel, tetapi ini bisa sangat membekas di hati anak laki-laki. Selain mengucapkan “I love you”, Daddies bisa mengatakan hal-hal baik tentang Mommies—bahwa hidup lebih baik jika ada dirinya. Cara tersebut secara tidak langsung mengajak anak untuk menghargai perempuan. Tidak hanya ibunya, anak laki-laki nantinya diharapkan bisa memandang semua perempuan dengan setara dan menghormati mereka juga.
Menerima kegagalan dan frustasi
Dalam kehidupan, ada hal-hal yang terkadang tidak berjalan sesuai rencana kita. Dibanding menahan amarah, minta anak laki-laki untuk menerima frustasinya. Namun, jangan hanya menunjukkan kemarahan, tetapi pikirkan juga bagaimana cara menangani kegagalan tersebut.
Ajarkan anak dua hal ini: pertama, boleh gagal tapi jangan terlalu tenggelam dalam keadaan. Hal lainnya adalah katakan kepada Si Kecil bahwa selalu ada pilihan dalam setiap situasi, dan kita bisa memilih salah satunya. Ingatkan bahwa dirinya berharga di dunia ini dan pilihannya berarti.
Menjelaskan tentang emosi
Menunjukkan rasa bahagia bagus, dan mengekspresikan rasa kecewa juga tak kalah penting. Jelaskan kepada Si Kecil bahwa kelemahan bukanlah dosa dan ajarkan mereka untuk mengenal beragam emosi. Mulai dari yang positif hingga negatif.
Meminta bantuan
Cara terbaik mengajarkan sesuatu kepada anak adalah dengan mencontohkannya sendiri. Jika Daddies ingin anak tidak takut meminta bantuan, maka bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan tidak ragu meminta bantuan pasangan untuk membacakan e-mail atau mengambilkan sesuatu jika sedang tidak bisa melakukannya sendiri.
Mendengar ayahnya berkata: "Aku membutuhkan sedikit bantuan", mengajarkan anak bahwa menyadari tidak bisa melakukan semua hal juga bagian dari kekuatan. Cara ini menunjukkan pada anak bahwa meminta bantuan tidak sekadar membagikan tugas, tetapi bentuk kolaborasi.
Menunjukkan empati
Empati berarti berusaha memahami apa yang sedang orang lain alami. Katakan kepada anak laki-laki bahwa ini bisa menjadi cara kita terhubung dengan orang lain. Jika perlu, ajarkan mereka kalimat-kalimat yang bisa menunjukkan rasa empati dan membuat orang lain terhibur. Yang paling penting, empati merefleksikan kesabaran dan sikap welas asih.
Fakta random yang menarik
Saat melihat hal yang menarik, bahas hal tersebut dengan anak. Misalnya, saat melihat sebuah foto, jabarkan isi gambarnya kepada Si Kecil dan mungkin bisa membuka diskusi. Cara ini memperkenalkan anak dengan berbagai wawasan dan membuka pandangannya dalam melihat dunia.
Penjelasan tentang persahabatan
Daddies pasti tidak ingin Si Kecil menganggap orang lain menyebalkan. Ajarkan kepada anak bahwa ada orang-orang yang bisa dipercaya dan bisa membantunya di saat sulit. Kenalkan ia dengan konsep persahabatan dan nilai-nilai baik yang didapat dari kebersamaan.
Ajarkan tentang mempersiapkan sesuatu
Minta anak untuk mempersiapkan hal yang diperlukan. Misalnya, ketika ingin ke pantai, ajarkan anak untuk mempersiapkan sendiri barang-barangnya. Jika perlu, pancing dengan pertanyaan: “apa saja yang akan kita butuhkan?”. Ini adalah sebuah proses perkembangan anak dan pada titik tertentu mungkin mereka bisa melakukannya sendiri kelak.
Meminta maaf dan menerima kesalahan
Sangat mudah untuk bersikap defensif atau membuat alasan ketika melakukan kesalahan. Di sisi lain, ada juga yang terlalu sering meminta maaf demi menyenangkan orang lain. Keduanya bukan hal baik untuk dilakukan. Oleh sebab itu, sebaiknya Daddies mengatakan hal ini kepada Si Kecil: “Tidak apa-apa membuat kesalahan”. Setelahnya, ajarkan ia untuk meminta maaf dan menerima kesalahannya.
Sumber: Fatherly
BACA JUGA:
Share Article
COMMENTS