Sorry, we couldn't find any article matching ''
Gangguan Makan Pica, Keinginan Mengonsumsi Benda yang Bukan Makanan
Jika pada umumnya selera makan seseorang tergugah saat melihat sepotong pizza atau semangkuk mi ayam, maka penderita gangguan makan Pica justru lebih suka memakan benda-benda yang bukan termasuk jenis makanan dan cenderung membahayakan kesehatan.
Pica adalah gangguan makan kompulsif yang mendorong seseorang memakan sesuatu yang bukan termasuk golongan makanan. Kotoran, tanah liat, dan kelupasan cat adalah makanan yang paling umum dimakan. Barang-barang yang kurang umum tapi juga dikonsumsi penderita gangguan makan pica adalah rambut, abu rokok, lem, kertas, tisu, sabun mandi, kapur, dan feses (tinja).
Gangguan ini bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak dan memengaruhi 10-30% dari mereka yang berusia 1 hingga 6 tahun. Meski begitu, pica juga dapat terjadi pada wanita hamil serta orang dewasa yang memiliki cacat intelektual. Pada beberapa wanita hamil, gangguan makan pica terjadi karena mereka kekurangan zat besi dan zinc.
BACA JUGA: Kenali 6 Tipe Umum Gangguan Makan dan Bahayanya
Umumnya, pica akan berlangsung sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, ada juga yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Ini biasanya dialami oleh penderita yang memiliki masalah kesehatan mental.
Penyebab gangguan makan Pica
Penyebab gangguan makan pica belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa hal di bawah ini bisa meningkatkan risiko seseorang menderita gangguan makan Pica:
Tanda-tanda pica
Gejala atau tanda-tanda pica bisa dideteksi jika seseorang mengalami:
Gejala-gejala ini adalah hasil dari kandungan racun dan bakteri yang terdapat di dalam benda-benda non-makanan yang terus dikonsumsi dan menumpuk di dalam tubuh.
Berulang kali mengonsumsi benda-benda non-makanan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan:
Bagaimana pica didiagnosis?
Banyak anak kecil yang senang mengunyah kuku, es batu, atau memasukkan rambut dan mainan ke dalam mulut mereka. Namun, untuk anak-anak di bawah usia dua tahun, kebiasaan ini masih dianggap normal dan memang merupakan bagian dari perkembangan mereka.
Sementara itu, seseorang yang didiagnosa dengan pica akan berulang kali dan dalam jangka waktu panjang memakan benda yang bukan makanan sehingga menyebabkan mereka jatuh sakit. Jika Mommies, anak Mommies (berusia di atas 2 tahun) atau orang-orang terdekat ada yang berperilaku seperti dijelaskan tadi, segera temui dokter untuk mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.
Perawatan untuk gangguan makan pica
Dokter akan mengatasi penyakit yang diderita akibat memakan benda-benda yang bukan makanan. Misalnya, dokter akan mengobati sakit maag, sembelit, diare, robekan di usus, infeksi, atau kombinasi dari semuanya. Jika dokter menemukan penderita gangguan makan pica kekurangan zat besi atau zinc, mereka akan mengatasinya dengan memberikan suplemen vitamin dan rekomendasi diet. Dan apabila pasien mengalami keracunan timbal karena memakan serpihan cat, dokter akan meresepkan obat untuk mengeluarkan timbal melalui urine.
Dokter juga akan mengevaluasi pasien dari sisi psikologis untuk mengetahui kemungkinan pasien memiliki kondisi kesehatan mental tertentu, seperti gangguan obsesif kompulsif (OCD) atau autisme.
Jika memang ada masalah mental, dokter akan meresepkan obat atau terapi yang cocok untuk pasien. Dengan menemui spesialis kesehatan mental, diharapkan perilaku gangguan makan pica dapat berkurang dan disembuhkan.
BACA JUGA: Ketahui Lebih Dalam Tentang Bulimia Nervosa, Dari Penyebab hingga Tandanya
Dapatkah pica dicegah atau dihindari?
Sayangnya, pica tidak dapat dicegah. Namun, pemberian nutrisi yang tepat dapat membantu beberapa anak untuk tidak mengembangkannya hingga menjadi perilaku yang membahayakan kesehatan. Jika mengawasi kebiasaan makan anak-anak, terutama yang cenderung senang memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya, Mommies bisa mengetahui munculnya gangguan ini sejak dini, sebelum komplikasi yang lebih buruk terjadi.
Apabila si Kecil sudah didiagnosa menderita pica, Mommies bisa mengurangi risikonya dengan menjauhkan barang-barang nonmakanan dari jangkauannya. Pastikan juga untuk memantau mereka ketika sedang bermain di luar rumah.
Hidup berdampingan dengan pica
Kebanyakan anak-anak mampu mengatasi pica dengan sendirinya, seiring bertambahnya usia. Biasanya perilaku ini akan hilang dalam beberapa bulan. Namun, populasi berisiko tinggi seperti anak-anak dan orang dewasa dengan retardasi mental akan memerlukan pemantauan lebih lanjut terhadap perilaku dan lingkungan mereka.
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS