Tidak hanya orang tua, perlakuan kakek dan nenek Si Kecil juga bisa membahayakan perkembangan emosionalnya. Simak tanda kakek nenek toxic berikut untuk menghindarinya.
Hubungan antara anak dan kakek neneknya bisa sangat spesial dan menjadi salah satu interaksi penting di kehidupan awal mereka. Namun, sayangnya, tidak semua kakek nenek bisa memperlakukan cucunya dengan baik. Yang terburuk, perilaku mereka bisa termasuk ke dalam kekerasan emosional.
Kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya terjadi pada pasangan suami istri—tetapi juga bisa ke semua hubungan keluarga, termasuk antara kakek nenek dan cucu. Menurut Children’s Bureau of the US Department of Health & Human Services, faktanya 6,5% pelaku kekerasan pada anak selain orang tua adalah kerabat dekat, termasuk kakek dan nenek.
Jika Mommies cenderung mengandalkan bantuan orang tua atau mertua untuk merawat Si Kecil, penting untuk mengenali tanda-tanda kakek dan nenek toxic. Dengan begitu, Mommies dan Daddies dapat menengahi jika ada hal-hal yang dirasa tidak sesuai.
BACA JUGA: Ciri dan Tips Menghadapi Toxic Parents
Satu hal yang perlu diingat dari perilaku destruktif adalah itu biasanya terjadi dalam pola. “Orang dewasa dapat melakukan kesalahan sekali atau dua kali, tetapi jika konsisten, orang tua perlu memahami tindakan yang berbahaya bagi anak,” kata Laura Brown, Ph.D, psikolog klinis dan direktur Fremont Community Therapy Project.
Kakek nenek yang toxic dalam keluarga bisa berbeda-beda—perlu cari tahu tentang latar belakang keluarga untuk melihat red flags-nya. Namun, sebagian besarnya bisa dilihat dari hal berikut.
Tanda paling jelas dari kakek dan nenek yang toxic, bisa dilihat dari generasi sebelumnya. Maksudnya, bagaimana ketika mereka menjadi orang tua. Jika saat mengasuh Mommies atau Daddies, mereka menunjukkan perilaku abusive (baik secara fisik maupun mental), maka besar kemungkinan akan mengulangi lagi ke cucunya, yaitu anak Mommies.
Kekerasan dalam rumah tangga sering terjadi dalam pola. Bahkan ketika Mommies tidak secara langsung melihat kakek nenek berperilaku buruk pada anak, ada baiknya waspada jika Mommies atau Daddies pernah disakiti mereka di masa lalu.
Ciri lain kakek nenek toxic adalah sering memfavoritkan satu cucu dibanding yang lainnya. Mereka mungkin akan memberikan hadiah spesial atau menghabiskan waktu lebih banyak dengan cucu kesayangannya. Tak jarang, mereka bahkan menunjukannya secara terang-terangan.
Meskipun wajar jika kakek nenek memiliki ikatan kuat dengan cucunya, tetapi tidak dengan membandingkan satu anak dengan yang lainnya. Cara tersebut bisa berakibat pada cucu yang merasa tidak disayang kakek neneknya, mereka bisa melakukan hal yang tidak sehat demi mendapatkan cinta, persetujuan, serta kasih sayang.
Salah satu bentuk kekerasan emosional adalah kerap mengkritik penampilan, perilaku, serta kemampuan anak. Misalnya seperti mengomentari berat badan atau pilihan baju Si Kecil. Bahkan ketika komentarnya diutarakan dengan maksud baik atau sambil bercanda, itu secara perlahan dapat menurunkan kepercayaan diri anak dari waktu ke waktu. Anak tanpa sadar akan mempertanyakan kualitas dirinya.
Hal ini masih berkaitan dengan poin sebelumnya. Komentar tidak menyenangkan mengenai penampilan anak, terutama yang berkaitan dengan tubuhnya, tidak bisa ditoleransi. Apalagi jika anak memasuki masa puber dan sedang mengalami perubahan pada tubuhnya. Pastikan Mommies menghentikan perilaku tersebut segera setelah menyadarinya.
Ingatlah bahwa anak mungkin akan mengalami diskriminasi di tangan kakek nenek atau kerabat lainnya, bahkan jika Mommies mendukung mereka di rumah. Misalnya, dengan mengomentari pilihan hidup mereka. Jika kakek dan nenek kerap ikut campur apalagi sampai memaksa anak membatalkan keputusannya, itu bisa menjadi tanda berbahaya.
BACA JUGA: 10 Tanda Mertua Toxic
Jika kakek dan nenek secara konsisten berulah di hadapan anak, itu akan menimbulkan kekhawatiran. Misalnya dengan mengonsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu di depan Si Kecil. Penting untuk menghindarinya. Namun, jika anak terlanjur melihatnya, beri pengertian mengapa itu terjadi dan alasan mengapa mereka tidak boleh melakukan hal yang sama.
Perhatikan kata-kata dan bahasa tubuh anak ketika mendiskusikan kegiatannya bersama kakek nenek mereka. Jika anak mengatakan bahwa mereka tidak menyukai bagaimana kakek nenek memperlakukan mereka, orang tua perlu terlibat lebih lanjut. Mendengarkan Si Kecil adalah langkah pertama untuk membantu mereka memproses dan menyembuhkan trauma apa pun yang mungkin dialami.
Jangan ragu juga untuk membicarakan hal ini secara langsung dengan kakek nenek. Sebagai orang tua, kita harus bertindak tegas dan jelas. Semakin cepat menghentikannya, maka makin cepat hal buruk bisa dicegah.
Sumber: Romper.com