Sorry, we couldn't find any article matching ''
Katakan 10 Kalimat Ini Jika Ingin Cepat Merusak Hubungan dengan Pasangan
Semoga mommies dan pasangan nggak pernah ucapkan kalimat-kalimat yang berpotensi merusak hubungan berikut, semarah apapun Anda.
Sesuatu yang terlanjur diucapkan, nggak bisa ditarik lagi. Paling-paling minta maaf. Itupun belum tentu bisa langsung menyembuhkan luka akibat sakit hati. Memang paling bener, ya, ngerem ucapan. Tapi, gimana dong, kadang rem suka blong?
Di situlah PR-nya. Kalau rem blong terus nggak diperbaiki, yang terjadi hubungan dengan pasangan makin lama bisa makin rusak dan semakin sulit dipulihkan. Ini nih, kalimat-kalimat berbahaya yang kalau diucapkan bisa cepat merusak hubungan dengan pasangan. Kalimat mana yang pernah Anda ucapkan?
10 Kalimat Yang Bisa Merusak Hubungan dengan Pasangan
“Kita cerai aja!”
Kalimat lainnya: “Kita pisah aja/kita hidup masing-masing aja.” Ini kalimat perusak hubungan nomor wahid. Semarah apapun dengan pasangan, sepakatilah bahwa kalimat ini tak akan pernah terucap. Jangan gunakan kalimat ini sebagai ancaman kosong untuk menyakiti atau mendapatkan perhatian dari pasangan. Sekali kata cerai diucap, nggak bisa ditarik kembali.
“Kamu selalu atau kamu nggak pernah…”
Menurut konselor pranikah dan petugas pernikahan Hope Mirlis seperti dilansir dari Redbook Mag, kata-kata absolut tidak boleh dikatakan kepada pasangan kita. Pasalnya, kata “selalu” dan “tidak pernah” ini jarang sekali benar. Misalnya, mommies bilang pada suami: “Kamu nggak pernah mau dengar aku!”, coba renungkan kembali, apa iya suami benar-benar nggak pernah mau mendengar mommies? Umumnya, kalimat ini terlontar dibarengi rasa frustrasi. Mirlis menyarankan agar berbicara sesuai fakta, ketimbang “menunjuk jari”.
“Kamu nggak bisa diandalkan seperti suami/istri si anu.”
Kalau nggak mau hubungan dengan pasangan cepat rusak, jangan pernah ucapkan ini. Sakitnya bukan main kalau dibanding-bandingin tuh. Coba aja kalau kita yang diginiin pasangan, kira-kira gimana perasaan kita? Lagipula, yang kita tahu dari suami/istri orang itu juga umumnya tampak depannya atau baik-baiknya aja. Kita nggak tahu minusnya pasangan orang lain seperti apa. Jadi, syukurilah kelebihan pasangan dan berdamailah dengan kelemahannya.
“Kamu nggak sebaik yang aku bayangkan dulu.”
Dulu waktu pacaran, hidup dalam bayang-bayang apa kenyataan? Kalau saat pacaran hanya merasakan manis-manisnya aja, fix, pacarannya dulu terlalu halu. Akibatnya, pas nikah, kaget bukan main. Cobalah saling memperbaiki kekurangan masing-masing yang ada sekarang, ketimbang flash back ke jaman pacaran yang nggak bisa diputar kembali.
“Kamu nggak pernah berubah!”
Cara paling ampuh agar pasangan berubah adalah dengan merubah diri kita sendiri dulu. Kita pun harus mengakui, mengubah diri sendiri aja, susahnya bukan main, betul, nggak? Apalagi mengubah diri orang lain? Boleh lho, mengomunikasikan sikap-sikap pasangan yang dirasa nggak mengenakkan. Tapi, pastikan komunikasi dilakukan dengan kepala dingin, supaya komunikasi bisa berjalan efektif. Selain itu, stop menuntut pasangan.
“Kalau tahu begini aku akan mikir dua kali nikah sama kamu!”
Menyesal menikah dengan pasangan? Memang dulu ada yang maksa kita nikah dengan pasangan? Kalau nggak, ya sudah, nikmatilah keputusan Anda sekarang. Itu kan pilihan Anda sendiri, hehehe. Mungkin mommies kesal bacanya, lol! Tapi, menikah memang bukan seperti pacaran yang bisa putus kapan aja saat merasa udah nggak cocok. Biar bagaimana, kelanggengan pernikahan harus diupayakan. It takes two to tango, remember?
“Kita tuh beda banget, makanya ribut terus!”
Iya bener, karena nggak ada manusia yang serupa banget. Seorang konsultan pernikahan sekaligus pemuka agama pernah berkata: “Perbedaan di dalam diri kita dan pasangan hendaknya digunakan untuk saling memperlengkapi, bukan untuk jadi perdebatan apalagi saling tuding.” Menerima perbedaan itu nggak mudah, namun kalau sudah berkomitmen untuk hidup bersama, mau tidak mau, harus belajar.
“Aku nggak peduli!”
"Mengatakan bahwa Anda tidak peduli bisa membangun rasa takut akan diabaikan pada pasangan, dan dapat membuat pasangan merasa tidak berharga," kata seksolog Sunny Rodgers. Berada dalam hubungan pernikahan berarti berkomitmen untuk selalu peduli dengan pasangan Anda, apa pun yang terjadi. Coba deh pikirin kemungkinan terburuk dari rasa tak peduli. Misalnya, pasangan kita direbut orang lain, yakin nggak peduli? Ngeri, kan, bayanginnya?
“Maaf ya, tapi…”
Mengucapkan maaf bisa sangat memulihkan bagi pasangan. Tapi, menurut Esme Oliver, seorang pakar hubungan, bukan hanya kata maafnya saja yang penting, melainkan bagaimana cara mengucapkannya. Meminta maaf disertai dengan “tetapi” itu tanda kurang ikhlas meminta maaf.
“Bisa diam, nggak?”
Mungkin ini lebih banyak diucapkan pria, ketika mendengar istri mengomel tanpa henti dan membuat pasangan pusing lalu naik pitam. Kalimat ini sangat agresif, dan berpotensi merusak hubungan dengan pasangan. Namun, ada baiknya mommies juga melihat suasana hati pasangan saat ingin mengomel, sekalipun itu akibat kesalahannya.
Ingatlah kembali bahwa ucapan itu adalah doa. Jangan sampai apa yang kita ucapkan beneran kejadian lalu menyesal. Yuk, bisa, yuk, bijak memilih kalimat saat berbicara dengan pasangan, semarah atau sekecewa apapun kita.
Baca juga:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS