Kalau Marshanda mengidap bipolar bukanlah rahasia lagi. Marshanda sendiri belakangan nggak menampik masalah mental yang ia miliki. Justru kini Marshanda lebih terbuka dan seolah menjadi “juru bicara” para pengidap bipolar. Seperti yang ia ceritakan sendiri melalui laman Instagram Story-nya, Marshanda berangkat ke Los Angeles, Amerika Serikat, untuk melakukan terapi Ketamine sebagai proses healing gangguan bipolar yang ia alami. Apa itu terapi ketamine yang kabarnya tidak bisa dilakukan di Indonesia?
Ketamine sendiri mulai digunakan di Belgia pada 1960-an sebagai obat anestesi untuk hewan. Namun di sekitar tahun 1970, FDA (Food and Drug Administration) menyetujuinya sebagai obat bius yang bisa diberikan untuk manusia. Di masa tersebut, Ketamin banyak digunakan dalam merawat tentara yang terluka di medan perang dalam Perang Vietnam. Tidak seperti anestesi lainnya, ketamin tidak memperlambat pernapasan atau detak jantung, sehingga pasien tidak perlu menggunakan ventilator untuk menerimanya.
Pada dasarnya, penyakit mental seperti depresi berat merupakan kondisi yang memengaruhi jutaan orang di dunia. Kondisi ini menyebabkan beban yang cukup besar terhadap kesehatan dan status sosial ekonomi seseorang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, depresi adalah penyebab ketiga beban penyakit global dan diperkirakan memberikan tekanan yang luar biasa pada kehidupan sosial masyarakat dunia.
Ketika obat antidepresan yang resmi beredar tidak bisa mengurangi beban penderita depresi, termasuk bipolar, maka beberapa penelitian kemudian dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa Ketamine dosis tunggal memiliki aksi cepat pada gejala depresi, dan reaksi ini bertahan bahkan selama seminggu. Sebuah meta-analisis baru-baru ini menunjukkan kemanjuran Ketamine dari hari pertama pada pasien depresi unipolar dan bipolar.
Baca juga: Psikosomatis: Ketika Stres Bisa Menimbulkan Penyakit Fisik
Seorang praktisi medis Steven Levine, MD, mengatakan bahwa efek neuropsikiatri dari dosis tertentu Ketamine ternyata sangat membantu mencegah timbulnya ide bunuh diri pada penderita depresi, serta mengurangi rasa ingin menyakiti diri sendiri.
Umumnya Ketamine diberikan lewat suntikan melalui pembuluh darah (intravena/IV) atau ke dalam otot (intramuskular/IM). Pemberian Ketamine tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus diresepkan dan dilakukan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Efek dari Ketamine biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga minggu.
Dr Levine menjelaskan, penderita depresi atau Bipolar akan menerima tiga dosis pada minggu pertama, lalu dikurangi menjadi dua kali pada minggu kedua, sekali seminggu selama tiga minggu berikutnya, dan kemudian beralih ke pemeliharaan, rata-rata, sekali per bulan.
Namun bukan berarti Ketamine ini tidak memiliki efek samping sama sekali. Penggunaannya sendiri terhadap penanganan gangguan mental hingga saat ini masih mendapatkan banyak perdebatan. Itulah sebabnya nggak semua lokasi di dunia ini menjadikan Ketamine sebagai salah satu solusi. Mungkin ini yang menyebabkan Marshanda jauh-jauh terbang ke Los Angeles untuk mendapatkan terapi ini. Buat mommies, jika ingin mempertimbangkan terapi ini, harus konsultasi ke dokter dulu, ya.
Baca juga: 5 Alasan Suami Selingkuh. Bukan Hanya Karena Seks
Photo by Milada Vigerova on Unsplash