banner-detik
LOVE ACTUALLY

Audit Pernikahan untuk Cegah Meledaknya Bom Waktu

author

adiesty13 Sep 2021

Audit Pernikahan untuk Cegah Meledaknya Bom Waktu

Ternyata, dibutuhkan Audit Pernikahan agar hubungan kita memiliki pondasi yang kuat dan dapat menangani setiap masalah yang muncul.

Tahun ini pernikahan saya sudah memasuki 6 tahun. Rasanya, baru kemarin kami melewati masa pacaran, kemudian dilamar, menikah dan akhirnya memiliki satu orang putera yang kami beri nama Bumi. Kalau banyak orang menganggap usia pernikahan enam tahun berarti sudah lewat masa kritis, saya sendiri tidak percaya.

Bukankah banyak pasangan yang sudah menikah belasan tahun bahkan puluhan tahun akhirnya bercerai? Penyebabnya juga bermacam-macam. Belum lama ini, saya mendengar salah satu teman dekat yang memutuskan untuk bercerai. Alasannya pun terdengar sangat klise, sudah tidak cocok.

Jadi terbukti, ya, kalau masalah dalam pernikahan itu nggak akan ada habisnya. Sudah mampu melewati fase pertama pernikahan, bukan berarti kita tidak akan menemukan masalah lagi. Hal ini dipertegas oleh Indra Noveldy, relationship coach ini mengatakan bahwa sebenarnya masalah dalam hubungan itu tidak ada urusan dengan usia pernikahan.

“Mau usia pernikahan masuk 5 tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun,  kalau kita tidak belajar, tidak mendalami pasangan, maka sampai kapan pun pernikahan akan penuh turbulensi," katanya.

Ah, saya setuju dengan apa yang dikatakannya. Paling tidak, di usia pernikahan yang memang belum seberapa ini, saya dan suami menyadari kalau masih harus terus banyak belajar. Belajar memahami, belajar untuk mengerti dan belajar untuk memberi. Paling tidak saya cukup paham kalau melewati usia pernikahan 5 tahun bukanlah perkara mudah. Banyak hal yang yang saya pelajari, salah satunya adalah menyadari kalau pemicu masalah dalam rumah tangga bisa datang dari mana saja. Sekarang tinggal bagaimana menghadapi hari esok.

Penulis buku Menikah untuk Bahagia ini pun mengungkapkan untuk usia pernikahan di atas 5 tahun, biasanya masalah yang timbul adalah akibat akumulasi masalah sebelumnya. Masalah yang terus dibiarkan dan didiamkan sebelumnya, bisa meledak bahkan di tahun ke-7 ataupun tahun ke-15 pernikahan.

“Kenapa banyak pasangan suami istri yang mendiamkan masalah? Karena setiap kali coba diangkat dan dibicarakan, yang terjadi malah konflik. Suasana jadi tidak enak yang pada akhirnya banyak yang berpikir, ‘Ya, sudahlah daripada suasana jadi tidak enak, lebih baik diam saja’. Padahal jika terus seperti ini, dibiarkan saja, tentu akan meledak, kan? Ini yang  disebut bom waktu dalam pernikahan”, ungkapnya.

Lalu bagaimana solusinya? Simak penjelasan Indra Noveldy di laman selanjutnya.

Indra Noveldy mengungkapkan langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi masalahnya.  Untuk bisa mengidentifikasi masalah tentu diperlukan dasar ilmu yang cukup. “Pertanyaannya sudah berapa banyak pasangan yang punya dasar ilmu yang cukup untuk membuat analisa? Jika menganalisa masalah saja belum mampu bagaimana bisa memecahkan masalah? No wonder jika akhirnya hanya menunggu bom meledak. Sering terjadi, banyak pasangan yang tidak menyelesaikan masalah namun hanya mendiamkan masalah. Masalah dipending terus menerus.”

Untuk itulah Indra Noveldy menyarankan agar semua pasangan suami isteri melakukan audit pernikahan setidaknya setahun sekali. Audit pernikahan? Saya sendiri baru tahu kalau ternyata pernikahan juga perlu diaudit untuk mencegah meledaknya bom masalah yang terus menerus dipendam. “Kita harus memberanikan diri untuk mengaudit hubungan. Kebanyakan dari kita hanya menunggu saja. Jangan sampai menunggu lebih lama hingga akhirnya sudah masuk dalam stadium 4,” begitu katanya.

Apa saja yang perlu diaudit?

“Begini, deh... berani nggak nanti tanya ke pasangan, apakah kamu bahagia menikah dengan saya? Tapi tanyanya jangan dengan nada mengancam, ya. Kebanyakan pasangan yang menganggap pertanyaan ini sebuah jebakan. Pertanyaan seperti dalam deep conversation seperti ini memang perlu dilatih, jangan cuma sekedar chit chat. Gali jawabannya. Dengan pasangan kita juga harus pintar menggalinya, tapi jangan seperti polisi yang menginterogasi maling. Untuk itu kita juga perlu ilmu berkomunikasi," papar Indra.

Biar bagaimanapun memang tidak bisa dipungkiri, kalau berbicara soal benang merah dari sekian banyaknya masalah yang terjadi dalam rumah tangga, kata kuncinya adalah komunikasi. Sayangnya, sampai saat ini masih banyak yang tidak sadar kalau komunikasi dengan pasangannya belum dilakukan dengan baik.

“Banyak yang lupa bahwa rumus komunikasi itu sebenarnya adalah mendengar, bukan bicara. Dan mendengar butuh keahlian dan butuh dilatih. Banyak orang yang hanya mau bicara, bicara, dan bicara pada pasangannya, tanpa mau mendengar. Dia tidak sadar dengan berbicara terus menerus sebenarnya dia tidak mengenal siapa pasangannya. Dia hanya sibuk membicarakan dirinya sendiri, jadi dalam komunikasi  yang perlu dipelajari adalah kemampuan untuk mendengar”.

Untuk menciptakan keluarga harmonis memang perlu kerja keras. Selain harus sadar kalau soulmate itu harus kita ciptakan, PR saya saat ini adalah melakukan audit pernikahan. Harapannya, lewat proses tersebut saya dan suami bisa mengetahui masalah kami hadapi  dan dapat mencari solusinya.

Bagaimana dengan Mommies yang lain?

PAGES:

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan