Sorry, we couldn't find any article matching ''
6 Tanda Skin Barrier Rusak dan Tips Mengatasinya
Kandungan aktif pada skincare bisa membuat skin barrier terganggu fungsinya. Perhatikan tanda-tanda skin barrier rusak berikut ini agar bisa segera diatasi.
Demi menjaga kesehatan dan keremajaan kulit, segala jenis skincare, tersusun rapi di rak atau meja rias. Cleanser saja ada 3 macam, micellar water, cleansing balm, serta facial wash. Serum ada yang AHA, BHA, ada juga yang mengandung vitamin C. Selain serum, toner dan esens dengan berbagai kandungan juga lengkap. Lalu moisturizer hingga sunscreen beda tekstur (meski fungsinya sama) juga tersedia. Belum night cream hingga sleep mask. Sah-sah saja, nggak ada yang larang. Hanya saja, harus hati-hati mommies. Ada beberapa skincare yang justru malah bisa merusak skin barrier. Berikut ini 6 tanda skin barrier rusak, sekaligus tips mengatasinya.
Skin barrier penting dijaga
Sedikit info, nih, mommies, kulit kita sebenarnya terdiri beberapa lapisan yang masing-masingnya melakukan fungsi penting dalam melindungi tubuh. Nah, skin barrier ini adalah lapisan terluar, yang juga disebut stratum korneum. Skin barrier terdiri dari sel-sel kulit yang disebut corneocytes serta terikat bersama lipid seperti mortar. Di skin barrier inilah terletak, keratin, dan pelembap alami. Sementara pada lipid terdapat kolesterol, asam lemak, dan ceramide. Kalau skin barrier rusak, racun dan patogen lingkungan yang berbahaya dapat menembus kulit, lalu menyerang organ dalam tubuh. Selain itu air di dalam tubuh akan keluar dan menguap, membuat kita benar-benar dehidrasi. Jadi sampai sini sudah paham, ya, kenapa skin barrier sangat penting dijaga.
Skincare juga bisa bikin skin barrier rusak
Ada beberapa kondisi eksternal dan internal yang dapat merusak skin barrier seperti lingkungan yang terlalu lembab atau terlalu kering, alergen, iritan, serta polutan. Terlalu banyak terpapar sinar matahari tanpa perlindungan, juga bisa membuat skin barrier rusak. Tapi tahukah mommies, skincare yang tidak tepat juga bisa bikin skin barrier terganggu fungsinya. Yang jadi tersangka utamanya adalah over-exfoliating atau over-washing. Bahan kimia serta deterjen berlebihan jelas merusak skin barrier.
Tanda skin barrier rusak
Ketika skin barrier mommies tidak berfungsi dengan baik, kulit mungkin lebih rentan mengalami gejala dan kondisi kulit berikut ini:
Cara memperbaiki skin barrier yang rusak
Kalau mommies merasakan tanda-tanda tersebut di atas, bisa jadi skin barrier mulai terganggu. Berikut ini adalah cara mengatasinya.
Back to basic skincare routine: Over eksfoliasi yang melibatkan kandungan acid, bisa jadi membuat skin barrier terganggu. Kalau efeknya parah, mommies bisa berkonsultasi langsung ke dokter spesialis kulit. Sementara itu, mommies bisa kembali menggunakan basic skincare routine yang terdiri dari toner, pelembap, serta proteksi sunscreen. Tunda dulu semua kandungan aktif seperti vitamin C, arbutin, AHA, hingga BHA.
Perhatikan pH kulit: pH atau potential hydrogen kulit wajah kita, biasanya berkisar di 4.7 hingga 5,7. Nah, beberapa skincare sendiri berkisar dari 3,7, hingga 8,2. Para peneliti di merekomendasikan cleanser yang mengandung pH sedekat mungkin dengan pH alami kulit. Menjaga pH kulit Anda pada tingkat yang sehat dapat membantu melindungi kulit wajah dari dermatitis, ichthyosis, jerawat, dan infeksi jamur.
Atasi dengan face oil: Face oil dengan kandungan minyak nabati bisa membantu memperbaiki skin barrier yang rusak, dan juga mencegahnya kehilangan kelembapan. Banyak juga, lho, dari minyak ini berikut ini memiliki efek antibakteri, anti-inflamasi, dan antioksidan. Mommies bisa mencoba mulai dari argan oil, rosehip oil, serta almond oil.
Gunakan skincare mengandung ceramide: Seperti yang sudah dijelaskan di awal, kita memiliki ceramide alami yang sangat penting untuk menjaga performa skin barrier. Nah, kalau skin barrier terganggu, skincare yang mengandung ceramide bisa membantu mengatasi efek kerusakan seperti kulit kering, gatal dan bersisik.
Pilih pelembab dengan hyaluronic acid, petrolatum, atau gliserin: Pelembap yang bersifat oklusif bisa membantu skin barrier terhindar dari kekurangan air. Pelembap dengan kandungan hyaluronic acid atau glycerin efektif membantu menahan kelembapan pada skin barrier, sehingga mencegah dehidrasi. ini meninggalkan lapisan tipis pada kulit Anda yang membantu menahan kelembapan. Salah satu pelembap oklusif yang paling sering direkomendasikan adalah petrolatum, yang menurut para ahli efektif 99 persen mencegah kehilangan air dari kulit. Seperti pelembab oklusif, pelembap yang bersifat humektan juga dapat meningkatkan fungsi skin barrier. Humektan bekerja dengan menarik air - baik dari lingkungan atau dari dalam tubuh Anda - lalu mengikatnya di dalam skin barrier. Para ahli biasanya merekomendasikan pelembap yang mengandung hyaluronic acid, atau gliserin.
Photo by Aiony Haust on Unsplash
Share Article
COMMENTS